01.

663 116 70
                                    

"JISUNG BANGSAT!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JISUNG BANGSAT!"

Suara Seungmin memecah keheningan tebing yang curam. Dengan wajah merah padam, dia melayangkan tangannya ke arah Jisung. Namun, Jisung sudah lebih dulu menghindar, menyeringai dengan gaya khasnya yang penuh kemenangan.

"Gitu aja marah, Min. Leba—ANJING, SAKIT!" seru Jisung kaget. Kepalanya baru saja dihantam batu kecil yang dilempar Seungmin dengan akurasi sempurna.

"Lo tuh suka banget nyari masalah, Sung. pake ma dorong-dorong Seungmin, Jelas aja dia marah," komentar Hyunjin santai dari belakang, melangkah dengan perlahan. Dia menyaksikan kedua temannya yang kini sibuk mengabsen koleksi kebun binatang dengan mulut masing-masing.

Jisung mengangkat bahu, wajahnya tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Bosen aja. Lagian, tadi cuma bercanda."

"Bercanda di tanjakan tebing?!" suara Seungmin meninggi. Matanya menatap tajam ke arah Jisung, seolah ingin melubangi kepalanya. "Lo goblok apa super goblok, hah? Kalau mau mati, jangan ngajak-ngajak orang, Blok!"

Hyunjin hanya menggeleng pelan. Sementara Felix, yang berjalan paling depan, menoleh sebentar sebelum kembali memfokuskan diri pada jalur sempit di hadapan mereka.

pemandangan biasa, pikir Felix yang sudah melanjutkan langkahnya.

Tebing ini memang tidak main-main. Setiap langkah harus hati-hati. Tanahnya licin, dan satu gerakan ceroboh saja bisa berujung maut. Jika ada yang terpeleset, mereka tidak akan berhenti sampai mencapai dasar lembah — atau mungkin langsung bertemu Tuhan.

Perjalanan kali ini memang bukan ide brilian. Mereka sedang menuju sebuah danau tersembunyi yang Felix temukan dari sebuah blog Tumblr. Danau itu disebut-sebut memiliki air sebening kristal, dengan pemandangan sekitar yang menyejukkan mata. Sebuah tempat yang menurut Felix "Layak diperjuangkan."

Namun, ada satu masalah besar: mereka tidak tahu lokasi pasti danau itu. Koordinatnya tidak jelas. Perjalanan ini sepenuhnya bergantung pada nekat dan pertanyaan kepada penduduk lokal yang mereka temui di sepanjang jalan.

Sayangnya, hampir setiap orang yang mereka tanyai memberikan jawaban yang sama:

"Kalian tahu cerita tentang danau itu? Hati-hati ya."

Felix mengabaikannya. Begitu juga yang lain. Mereka sepakat bahwa cerita semacam itu hanyalah mitos untuk menakut-nakuti orang.

"Menurut yang gue baca," Felix pernah berkata dengan percaya diri, "Katanya kalau lo berenang di sana, lo bakal hilang. Tapi itu kan gak masuk akal."

"Tenggelam?" Jisung pernah bertanya sambil tertawa kecil.

"ga percaya kan? sama." jawab Felix. "Danau itu cuma sedalam leher orang dewasa. Lagipula, kita semua jago berenang."

Dan begitulah. Mereka berjalan dengan santai, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi entah mengapa, kata-kata "berhati-hati" dari para penduduk lokal itu terus terngiang di kepala mereka, seperti sebuah peringatan yang sengaja diabaikan.

Lost And Lonely ¦ straykids 00L ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang