(1.0) Pembukaan

5 1 0
                                    

MATCHA CAFE

Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB

Terlihat ramai sekali orang - orang berkumpul di depan sebuah tempat yang tampak seperti cafe.

Terlihat juga terdapat pita merah panjang yang dibelakang nya berdiri sekitar 10 orang mengenakan jas hitam rapih.

"Dengan begini Matcha Cafe telah resmi dibuka" ucap seorang lelaki sambil memotong pita merah itu dengan gunting dan disambut gemuruh tepuk tangan serta sorak sorai orang - orang yang menyaksikannya.

Tampak orang - orang yang berkerumun tadi langsung berbondong - bondong masuk ke dalam cafe dengan penuh semangat.

Saat masuk ke dalam cafe, mereka penuh rasa takjub dan bangga. Karena mereka bisa merasakan hari pertama masuk ke dalam cafe yang didirikan oleh orang hebat dan ternama di kota itu.

Tampak dinding bewarna cream, dengan interior meja dan kursi terbuat dari kayu dengan vibes remaja. Dinding depan cafe terbuat dari kaca tebal, sehingga pengunjung dapat menikmati kopi mereka sambil melihat pemandangan jalan raya kota yang ramai.

Di lantai 2 terdapat ruangan dengan tema yang sedikit berbeda dengan lantai 1. Lantai 2 memiliki suasana yang cocok sebagai tempat rapat, atau untuk bertemu client penting. Lampu gantung ditengah-tengah, dengan nuansa lampu remang-remang menambah suasana elegantnya ruangan itu.

Di lantai 3, inilah spot yang paling ditunggu-tunggu dan diperebutkan oleh pelanggan. Dilantai 3 ini hanya terdapat halaman terbuka sangat luas, dengan 1 titik tempat dengan 1 meja dan 2 kursi. Dari sana kita dapat melihat indahnya kota dimalam hari, dan indahnya matahari terbenam di sore hari.

Namun, karena hanya terdapat 2 tempat duduk untuk pelanggan. Tempat ini paling menarik. Untuk mendapatkan tempat di lantai 3 itu harus ikut undian acak. Orang yang beruntung mendapatkan giliran undian, dialah yang boleh naik dan menikmati indahnya pemandangan dari lantai 3.

Bukan tanpa alasan Alenta membuat lantai 3 kosong dan hanya bisa ditempati maksimal 2 orang saja.
Alenta ingin tempat ini menjadi tempat menyendiri seseorang untuk menghilangkan setres nya. Dan ditujukan untuk pasabgan menikmati waktu indah mereka berdua tanpa gangguan orang lain.

MATCHA CAFE

"Selamat ya sayang, Mama berdoa semoga cafe ini dapat bermanfaat bagi kamu dan masyarakat lain. Kalau cafe ini sudah sukses, jangan lupa berbagi sama yang membutuhkan ya." kata Mama sambil memeluk dan mencium pipi kanan-kiri Alenta.

"Iya Mama cantikk, makasih doa nya" jawab Alenta dan membalas pelukan Mama nya.

"Yow ma little brother, congrats ya. Kalo udah sukses jangan lupa traktir gue sama temen temen gue." canda Bang Krisna sambil merengkuh pundak adiknya itu.

"Enak aja lo bang. Bisa bangkrut gue kalo ngetraktir temen-temen lo. Sini bawa aja cewe lo kesini. Oiya lo kan jomblo hahaha." ejek Alenta yang dibalas tinjuan kecil Bang Krisna di perut Alenta.

"Selamat bang, besok Surya bakal sering mampir ke sini deh buat bantu-bantu abang."

"Ngapain Sur, jangan mau di babu Alen lo tuh." canda Alanta yang tiba-tiba datang.

"Surya kan adek paling baik, ga kaya Alan kerjaanya main cewe mulu padahal jomblo" balas ejek Alenta pada Alanta.

"Kurang ajar. MAA KENAPA ALENTA JADI KEMBARAN ALANTA SIH? MASUKIN ALENTA KE KANDUNGAN LAGI AJA MA." teriak Alanta mengadu kesal pada Mamanya yang hanya ditanggapi gelengan kepala seorang mama yang mau heran sama kelakuan si kembar, tapi mereka Alanta Alenta.

"Hushh, udah pada gede juga. Masih aja demen berantem." tegur Papa yang malu pada pelanggan akibat teriakan alanta yang membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Selamat ya Alenta, semoga kamu semakin menjadi bertanggung jawab. Alanta juga semangat, kamu penanggung jawab cafe ini. Kamu harus bertindak jujur dan selektif, keluarkan ide-ide kreatif lainnya." lanjut Papa.

"Iya pa, terimakasih." jawab Alanta dan Alenta serentak, yang membuat mereka saling tukar tatap dan mengeluarkan tatapan sengit.

"Selamat ya lo Len jan lupa besok traktir kita-kita makan enak buat rayain peresmian cafe lo ini. Setuju ga guys?" tanya Jeffrey yang dibalas anggukan oleh Jonathan dan Wahyu.

"Lo nya aja sibuk manggung keluar kota terus Jef. Jo juga udah sibuk sejak diterima jadi model. Wahyu juga selalu sibuk kalo gue ajak ngedate alesannya syuting drama terus." jawab Alenta dengan sejuta alasan dan berujung menggoda Wahyu.

"Najis. Homo lo Len jangan deket-deket gue!" sebal Wahyu dengan raut muka jijik dan mendorong Alenta menjauh darinya. Mereka pun terkekeh karena tikah Wahyu dan Alenta.

Tak terasa hari mulai gelap. Karena hari ini baru hari peresmian cafe, jadi cafe ditutup lebih awal. Mereka pun beberes dan bersiap untuk menutup cafe setelah para pelanggan dan tamu undangan pulang.

"Bukan tentang yang sangat mewah dan ramai karna itu sudah biasa. Melainkan tentang yang sederhana namun diperebutkan banyak orang, karna itu istimewa."

- to be continue


Vote + Comment. Terimakasih

Matcha Cafe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang