6. •†‡·LOVE THE VILLAIN'S·‡†•

3.9K 461 3
                                    


Aku tak menyangka akan sangat merepotkan menjadi orang sakit, cikh..lihatlah ini aku di kurung di kamar seharian dengan alasan pembersihan halaman dari segala jenis makhluk hidup yang di sebut bunga.

Jika tau begini lebih baik aku menurut kata ibu negara saja, sudah lah Allshandra sudah terlambat bagimu untuk menyesalinya.

Pelayan kemudian masuk bersama seorang bocah setelah mendapat izin dari ku. Ternyata pelayan itu tidak sendiri, dia membawa Alvares masuk ughtt..

Untuk apa lagi si ini bocah datang menemui ku, tak tau kah dia bahwa ia merupakan salah satu penyebab utama kematianku?

Oke Allshandra ingatlah itu di masa depan, bocah ini pasti tidak tau.

"Allshandra menyapa pangeran" aku bow pada raja masa depan.

"Allshandra!! Kita kan sudah sepakat untuk saling memanggil nama.." Kesal Alvares pada diriku yang memperlakukannya layaknya pangeran mahkota. Apa salah nya coba, bukan kah itu merupakan keharusan. Ahh...aku pasti lupa berapa usianya sekarang ini huh sudahlah kita abaikan saja, yang lebih tua mengalah sajalah.

"hm... Ngomong-ngomong berapa usiamu. Kau sepertinya tinggi sekali dari ku" Ujar ku bertanya, jujur aku lupa berapa usia bocah tukang perintah ini sebab waktu saat membaca bagian dirinya aku hanya melewatkan karena menurutku sangat tidak penting.

"kau lupa? Astagaa aku berusia 10 tahun ingat itu! Dan lagi, mengapa kau semakin terlihat tidak menyukai ku? Apakah aku melakukan kesalahan?" tanya Alvares beruntun dengan wajah tengik yang seperti minta di tabok \ minta di cubit tepatnya. Oh astaga jiwa pedo ku muncul...ada karung gak nih huhu ingin sekali aku membawanya pulang dan menunjukan pada mami.

"ehem..." aku berdehem, Allshandra ingat dia akan menjadi salah satu yang menyebabkan mu mati.

"pangeran mahkota... Silahkan di nikmati teh dan biskuitnya terlebih dahulu. Saya harus ke kamar kecil sebentar" Aku berucap saat pelayan masuk dan menyediakan makanan kecil untuk kamu kemudain pergi ke kamar kecil.

"Ehh Allshandra jawab dulu pertanyaan ku!" teriaknya yang tak ku perdulikan. Kamar kecil ini masih di dalam kamar ku. Secara kamar ini sangatlah luas, bahkan ada tempat duduk dari busa ya sejenis sofalah menurutku kira-kira. Selain itu juga Allshandra memiliki ruang ganti yang berukuran setengah dari luasnya kamar, aku sedikit iri oke abaikan.

Sebenarnya diriku tidak melakukan apa-apa di dalam sini, hanya bermain air saja yang merupakan kebiasaan ku saat masuk wc di kehidupan sebelumnya. Aku mengambil beberapa wangi-wangian dan sesuatu yang seperti sabun dan menuangkan semuanya ke dalam bak. Aku bukan ingin mandi hanya saja ingin sekali bermain busa. Aku ingat terakhir kali aku melalukan nya saat berusia 10 tahun dan ketahuan oleh kakak kedua ku. Huhu masa yang menyenangka saat dirinyalah yang di marahi mami. Aaa...aku jadi rindu dengannya.

Tanpa sadar aku terlalu lama bermain dan bahkan mataku sudah sangat mengantuk sekarang ini. Menjadi anak kecil ternyata sulit sekali untuk mengatur rasa ngantuk dan pada akhirnya aku tertidur didalam sini.

"hey kau keluar!...ini sudah siang kapan aku bisa bermain dengan mu" samar-samar aku mendengar teriakan dari luar ruangan ini. Ukh tubuhku kaku sekali, kenapa rasanya badan ku sakit semua. Oh astaga apakah aku tertidur di sini saat bermain, ayolah mata anak kecil mudah sekali tertidur. Bahkan sampai di kamar kecil pun demikian. Ini merupakan sejarah dalam hidupku.

"Allshandra!!" siapa lagi sih, suaranya bikin sakit kepala saja. Diriku kemudian berjalan tergopoh-gopoh ke arah pintu dan membukanya kasar.

"ah pangeran masih di sini ternyata" ujarku dengan sangat halus. Emang dia tidak bosan apa menunggu ku dari tadi? Peduli amat lah lagi pula badan ku sakit semua, apakah ada tukang pijat di sini aku mau dong satu. Sumpah ini tubuh sakitnya udah kek di timpa galon aja.

"kapan kita bermain? AKU DATANG KE SINI UNTUK MENGAJAK MU BERMAIN!" woelahh ngegas benar ni bocah, nabrak pohon baru tau. Gak mikir gitu aku jalannya bagaimana.

"ekhem... Pangeran saya sangat kelelahan, lagi pula anda tau bukan bahwa saya sedang sakit" aku berkata lembut. Bagaimana betapa baiknya diriku menghadapi bocah pemaksa ini. Ku harap dia mengerti tanpa bergelut terlebih dahulu. Sekarang saatnya beristirahat. Aku kemudian berbaring di atas sofa dan mulai menutup mata ku.

"Allshandra!"

Bangsat!! Hayuk gelud!.

Belum dua detik aku menutup mata bocah ini sudah kembali berteriak. Jika kau bukan pangeran mahkota maka ku jamin hari ini merupakan hari terakhir mu di dunia!

"ya pangeran..?" aku kembali berkata lembut. Bagaimana pun juga dia ini masih bocah, pemikirannya hanya bermain. Ehh benarkah begitu? Tak tau lah, aku tak perduli.

"Alvares, panggil aku seperti itu!" tekannya dengan tatapan tajam. Hoii bocah aku tak takut dengan mata mu yang tajam itu. Lagi pula bibi lebih tajam menatap dari pada kau.

"pang-"

"Alvares" Potongnya tak suka. Bagus terus tatap aku seperti itu dan jangan ganggu aku lagi dengan seperti itu aku akan hidup dengan umur panjang.

"baiklah-baiklah, Alvares apa kau menyayangi Allshandra ini?" Tangan ku ku letakan di wajah hingga menutupi setengah wajah ku. Mata kanan ku menatapnya lelah dan penuh permohonan, kemarilah lihatlah mata ku yang memelas kelelahan ini.

"Alvares sangat menyayangi Allshandra, jadi bermainlah dengan ku" mohon Alvares menatap ku, dirinya duduk di kursi yang sama dengan tempat diriku berbaring. Kaki ku di letakannya di atas pangkuannya. Apakah ini tidak apa? Apakah aku tak akan di hukum nantinya karena kaki ku berada di atas pangkuan pangeran mahkota?!

Sudahlah Allshandra jangan perdulikan itu sekarang, yang menjadi masalahnya bagaimana bisa Alvares bersikap semenyedihkan anak anjing yang di tinggal induknya. Aku seperti bisa melihat ekor dan telinganya bergoyang-goyang penuh permohonan. Oke aku akui aku lemah seperti ini. Dimasa depan ingatlah untuk tidak berdekatan dengannya saat berekspresi seperti ini.

Kedua tangan ku terangkat untuk menutup seluruh wajahku, meredam rasa gemas pada bocah itu.

"aku lelah...badan ku terasa sakit semua Alvares, maukah kau memijatnya untuk ku?" Kataku masih dengan menutup wajah. Hmm...aku menduga Alvares akan langsung membuang ku kelantai karena perkataan ku yang memerintah ini. Ehh tap-tapi mengapa dirinya malah mengikuti perkataan ku? Bukan kah dirinya tidak suka di perintah. Sudahlah Allshandra sudah untung Alvares tidak membuangmu, masih banyak bertanya lagi kita nikmati saja pijatannya yang tidak seberapa ini.

"nah di situ...lebih kebawah lagi Alvares" ujar ku mengarahkan, aku tak menyangka caranya memijat membuat kakiku menjadi lebih rileks. Kupikir akan semakin sakit, sepertinya aku harus mengurangi untuk menilai seseorang dari covernya.

"sepertinya akan untung jika kita membuka tempat pijatan. Hmm...bisa menambah uang saku." ujar ku pada Alvares.

"benarkah? Apakah kau mau membuka tempat seperti itu?" Ujar Alvares antusias. Sepertinya bocah ini masih sangat polos. Dia tak menyadari maksudku hahaha...

"ya kau yang memijat dan uang hasil pijatan untuk ku" kata ku dengan santainya. Aku jadi membayangkan bagaimana jika aku memiliki seorang adik saat itu. Apakah aku akan menjadikan nya babu seperti yang kakak ku lakukan pada ku, ya sepertinya jawabannya sudah pasti iya.

"tidak bisa begitu! Kau yang memijat ku dan aku yang membayar mu!" ujar Alvares ngegas lagi euyy,tidak terima dengan perkataan ku. Aku pikir bocah ini masih bisa di bodohi, ternyata dia cukup pintar untuk hal ini.

"apa maksud mu? Aku tidak pandai memijat!" ngegas harus di balas ngegas pada saat-saat tertentu, dan saat itu merupakan sekarang ini.

"ini tolong pijatkan juga tangan ku!!" aku menarik kaki ku untuk duduk normal di kursi dan mendekatkan tangan ku padanya.

Alvares hanya menurut, dirinya memijat tangan ku dengan lembut bahkan rasa pegalnya sudah hilang. Ajaib sekali, segera hubungi aku jika kalian mau merasakan pijatannya dan jangan lupa untuk membayar muehehe...sepertinya aku sekarang sedikit mata duitan.

___________

VOTE!!
VOTE!!!
VOTE!!!!
⭐⤵️

Love The Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang