2 - move on?

382 62 24
                                    

Mengekori jejak Juno yang sudah membuka pintu utama, Kyuhyun pun ikut memasuki rumah yang sudah delapan tahun ini mereka tempati bersama. Setelah berakhirnya acara tatap muka para wali yang ternyata bisa diselesaikan secara musyawarah tadi, meski yah... masih harus dibumbui sedikit drama anak remaja, Kyuhyun pun akhirnya memilih untuk kembali ke rumah saja, menunda pekerjaannya yang masih sedikit banyak menumpuk di meja kantornya untuk diselesaikan besok.

Lagipula neneknya—ibu Kyuhyun alias Kim Hana—pasti tidak akan membiarkan Kyuhyun langsung pergi begitu saja setelah mengantarkan cucu kesayangannya selamat sampai rumah. Karena sejak Kyuhyun tiba di sekolah Juno tadi, ponselnya seperti tidak bisa berhenti berbunyi. Ada saja pesan yang dikirimkan oleh perempuan itu untuk menanyakan bagaimana keadaan Juno. Padahal setahu Kyuhyun, hari ini ibunya sedang sedang sibuk berkumpul dengan teman-teman arisannya, yang mana Kyuhyun tahu, hanya gempa lah yang mampu membuat ibunya beranjak dari perkumpulan tersebut.

"Mama!"

Seruan Juno yang berasal dari arah dapur merangkap ruang makan, membuat Kyuhyun yang baru tiba di ruang duduk, segera mempercepat langkah kakinya untuk memastikan telinganya tidak salah dengar.

Dan benar saja, tidak jauh darinya kini, sosok perempuan yang mewarisi sebagian besar wajah Juno sedang berbicara dengan anak laki-lakinya itu.

"Kau tidak bilang mau datang." Kyuhyun melonggarkan kerah kemejanya seraya bergerak ke water dispenser dan mengisi air ke dalam gelas sebelum meminumnya.

"Rencananya ingin membuat kejutan untuk Jun. Tapi ternyata, kabar dari ibu lebih mengejutkan." Naina lantas melepaskan rangkulannya pada bahu Juno, memicingkan kedua matanya. "Jadi bisa ceritakan apa yang sudah kau perbuat di sekolah Cho Juno?"

"Mama ke sini hanya untuk menanyakan itu?"

"Tergantung."

"Hampir sebulan, lho, kita tidak bertemu. Apa tidak bisa kita bermesraan dulu?"

Kyuhyun langsung berdecih mendengarnya. Setelah meletakkan gelas di bak cuci piring, tangannya dengan enteng menjitak kepala Jun. Membuat Naina yang hanya sepersekian jengkal dari Juno seketika melotot.

"Kyuhyun, kok begitu sih dengan anak sendiri?"

"Ma..." Jun yang sama sebalnya dengan kebiasan Kyuhyun itu langsung memasang puppy-eyes, merangsek masuk lebih dekat pada Naina, dan memeluk bahu perempuan itu.

Kyuhyun yang lupa bahwa Naina tidak tahu-menahu soal kebiasannya yang selama ini masih kurang ajar terhadap Jun, padahal anak laki-laki itu adalah anaknya, sontak meringis kecil. "Sori. Itu hanya bercanda, kok. Tidak serius."

"Tapi sering!" timpal Jun, yang tak pelak membuat pelototan Naina semakin lebar.

"Sumpah, Nai. Itu cuma salah satu bentuk love-language kami."

Kali ini berganti Jun yang berdecih. Naina hanya mendengus, sebelum kembali membagi fokusnya pada Jun, membelai kepala remaja tanggung itu penuh sayang, lantas berkata, "Ganti baju dulu sana. Setelah itu turun, makan."

"Aku sudah makan dengan Papa tadi."

"Kami tidak tahu kau akan datang. Jadi, kami makan duluan." Kyuhyun ikut berujar seraya meraih jasnya yang disampirkan di sandaran kursi.

Helaan napas Naina mengalun panjang. "Ya sudah."

"Tapi kalau Mama mau ditemani, Jun bisa makan lagi."

"Nope. Kau pasti sudah kenyang."

"Jun bisa—"

"Kekenyangan tidak baik untuk kesehatan, Jun."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

something rightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang