SIAPA?

37 5 0
                                    

Angin berhembus sangat tenang sore itu, gadis kecil yang tengah duduk santai di kursi belakang mobil sedang asik memangku adiknya yang masih balita. Sesekali mengarahkan pandangan ke arah jalan sambal melihat pepohonan yang terasa bergerak mengikutinya.

"Mora, lihat itu ada becak" seorang pria yang duduk di kursi pengemudi menunjuk ke arah seberang jalan sambil menoleh ke kursi belakang

" Kamu suka banget naik becak waktu masih bayi, mama sampai capek loh habisnya kalau nangis maunya naik becak terus" kali ini wanita cantik dengan rambut berwana hitam yang terurai panjang mulai berbicara.

"Pokoknya setelah Mora libur kita naik becak lagi ya Ma, Pa" Mora tersenyum lebar menunjukan giginya yang ompong.

"Iya Papa Janji nanti kita na-"

BRAAAAAK!!

Terdengar suara benturan keras dari arah kanan Mobil, Mora kecil yang terkejut hanya melihat Ibunya yang masih sempat untuk berusaha melindunginya dengan memberi isyarat agar ia menunduk bersama adiknya.

"Maaaa jangan tinggalin Moraaaaaa!" Mora tersadar dari tidurnya dengan keringat yang membasahi seluruh wajah dan badannya.

"Mimpi lagi Kak?" Bara membawakan segelas air menuju tempat jahit dimana Mora tertidur

"Udah kali Kak, jangan dipikirin terus" Bara menatap Mora dengan pilu sambil menyeka keringat di keningnya dengan punggung tangannya

Mora yang masih terengah-engah karena mimpinya mencoba untuk mentralkan perasaannya dengan meminum air putih yang dibawa oleh Bara

"Makasih " balasnya dengan senyum lebar seraya menatap wajah Adik kesayangannya.

Tin..Tin..Tin

Suara bel motor matic tua melaju memasuki gerbang sekolah termahal di Jakarta, SMA Negeri 2 Mei. Yap, sekolah paling elit yang menjadi idaman semua siswa baru yang hendak memasuki bangku SMA. Bara menurunkan standard motornya sambil melepas helmnya.

"Bar, aku langsung ke lantai 4 ya"

"Gue anterin ya, lo ngajar ekskul tata busana di kelas gue kan?"

" Iya, gausah deh Bar aku duluan ya" Mora berlalu sambil melambaikan tangan ke arah Bara

" Belajar yang rajin lu !" imbuhnya seraya menaiki tangga sekolah

Bara membalasnya dengan senyum manis yang memperlihatkan gigi putihnya yang bersih.

Mora menyusuri koridor sekolah dengan semangat ia tak sabar untuk bertemu murid-muridnya hari ini , sesekali Mora mengaca di layar ponselnya untuk merapikan poni rambutnya

"I'm rea-" BRUK. Setumpuk buku pelajaran tebal melayang dihadapannya Mora yang masih terkejut mematung sambil melotot seolah membayangkan jika wajahnya terkena buku tebal yang barusan melayang dengan jarak hanya 5 inci dihadapannya "Pergi lo" teriak seorang gadis cantik berkulit putih dengan rambut ikalnya.

"Lun, Lun.. kasih gue kesempatan masa iya Lo mutusin gue tiba-tiba kayak gini" Galaksi cowok tampan di sekolah yang selalu diagung-agungkan para kaum hawa yang haus akan belaian berlutut dihadapan seorang gadis?

"Konyol" Mora memutar bola matanya merasa jijik dengan pemandangan dihadapannya. Ya , tentu saja Mora mengenal pasangan itu , Galaksi dan Laluna sepasang kekasih yang sering mendapat julukan Couple Goals di SMA ini.

"Minggir Gal, gue minta Lo gak usah ganggu gue lagi. Lagian gue gak bisa jamin bisa nikah sama laki-laki gak jelas kayak Lo" Luna meninggalkan Galaksi yang tengah terduduk dihadapannya dengan tatapan menyedihkan yang kemudian diikuti oleh sahabatnya Laura. Seluruh siswa laki-laki tertawa melihat Galaksi yang terdiam karena diputusin cewek jelas banget ini terasa lucu bagi mereka, selama ini dia seperti singa yang siap menerkam dan ditakuti oleh semua orang namun saat ini malah terlihat seperti singa yang tidak makan selama satu bulan.

"Gue gak bisa hidup tanpa Lo Lun" suara Galaksi bergetar sambil tertunduk lemas

" Besok langit masih akan biru, bumi juga terus berputar dan kamu masih akan bernafas tanpa dia. Yaa.. asal jangan bunuh diri dulu" Galaksi menatap ke arah sumber suara, matanya menatap tajam ke arah Mora yang tengah menatapnya dengan iba.

"Lo siapa?" Galaksi mengernyitkan dahinya sambil menatap Mora dari ujung kaki sampai kepala tidak heran jika Galaksi merasa bingung apalagi pakaian yang dikenakan Mora bukanlah seragam SMA 2 Mei.



Oke gais, sampai sini dulu ya, emang bener ya Chapter 1= HARD . jadi, hargailah aku dengan cara vote dan follow sebelum kalian baca ceritanya.

Love u ol .

1 M LOVE FOR MORAINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang