first story (4)

37 7 1
                                    

Off yang tadinya terkejut, langsung tersadar karna melihat si pelaku. "Sebentar lagi." Ucapnya.

"Kenapa kau lama seka....li?" Suara Tay tiba-tiba melemah saat melihat ada orang lain di ruangan itu.

Ya, orang yang membuka pintu dengan kasar tadi adalah bos dari Off, Tay Tawan.

"Sabarlah, aku akan menyelesaikannya sebentar lagi. Lagi pula kliennya akan datang dalam waktu 3 jam lagi, aku masih punya banyak waktu." Ucap Off.

Lama menunggu, tak ada balasan dari ucapan Off. Off akhirnya menoleh ke arah Tay, dan baru menyadari bahwa tatapan Tay mengarah kepada sang adik.

New menunduk saat sadar Tay Tawan menatapnya tajam. Mata Tay saat ini terlihat seperti mata elang yang menemukan santapan lezat.

Bruk...

Tay dan New kaget mendengar gebrakan meja yang dilakukan Off.

"New!" Panggil Off. "Pulanglah sekarang!" Lanjutnya.

"Tapi phi, aku masih mau disiniii~" rengek New kepada sang kakak.

"Pulanglah sekarang. Aku banyak pekerjaan hari ini, aku tidak akan bisa bekerja jika kau disini. Kau bisa main-main kesini lain kali." Ujar Off.

"Ish. Tapi phi..."

"Tidak ada tapi-tapian lagi New." Potong Off.

New menunduk dan mengerucutkan bibirnya, berjalan meninggalkan ruangan itu serta manusia yang ada di dalamnya. Dia sangat kesal dengan phi nya. Tidak tahu apa kalau dia sedang bahagia bercampur gugup bertemu dengan sang pujaan hatinya.

Off menghela napasnya, ia tidak tega melihat wajah adiknya murung seperti itu tapi ia juga tidak mau jika Tay Tawan dapat menggenggam New dengan mudah. Walaupun New bilang ia sudah bertemu dengan pujaan hatinya, tapi siapa yang tau bisa saja New berpindah hati dengan cepat. Siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Tay Tawan Vihokratana itu?.

Sedangkan Tay, kalian tau apa yang ia lakukan?. Ia masih menatap kepergian New bahkan ingin ikut keluar dari tempat itu untuk mengerjakan si pria manis itu. Tapi..

"Heh... Mau kemana Lo Bambang?" Tahan Off.

"Gak. Cuma mau balik ke ruangan gue aja kok." Elak Tay.

"Gak usah bohong Lo. Lo pikir gue gak tau apa isi otak lu itu sekarang ha? Lo gak akan bisa nyentuh adek gue secuil pun tanpa izin gue. Ingat itu Tuan Tay Tawan Vihokratana." Tekan Off pada kalian terakhir.

Tay terdiam mendengar ucapan Off. Bukan karena ia takut pada sahabatnya ini, tapi ia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan New nya.

"Daripada bengong kek kambing kehausan mending Lo bantuin gue nyiapin dokumen nya." Sindir Off

Tawan tergerak dan menghampiri Off. Mereka mengerjakan dokumen yang dibutuhkan untuk meeting nanti bersama-sama.

___________

Sesampainya dirumah, New masih memasang wajah kesalnya padahal tidak akan ada yang menanyainya kenapa. Ya kan dirumah sekarang hanya dia sendiri. Gun dirumah sakit dan kakaknya di kantor.

"Ish, phi Off apa-apaan sih mengusirku begitu saja. Tadi katanya mau makan siang bareng tapi kok diusir tiba-tiba setelah pria itu datang. Menyebalkan sekali!" Gerutu New sendiri.

"Aku tidak akan mau bicara padanya lagi. Lihat saja nanti." Lanjutnya lagi.

Ia merebahkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya. Lebih baik tidur daripada misuh-misuh tak jelas, pikirnya.
Tanpa menunggu lama, ia terbawa ke alam mimpi. Semoga saja mimpinya indah New. Selamat tidur siang 😁.

☘️☘️☘️

Potong setengah dulu ya. Benar-benar lagi malas kali nulisnya 😅😅😅

Tetap berikan votenya, oke!.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

we are ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang