Third POV
"Bagaimana keadaannya?" Tanya seorang pria kepada bawahannya.
"Siapa maksud mu? Jangan membuatku binggung."
"Lelaki itu. Bagaimana keadaannya?" Tanyanya lagi
"Pekerjaanku sudah selesai, lebih baik aku pergi." Ujar Off kepada Tay Tawan, bos-nya.
"Hey. Apa kau tidak takut ku tendang dari perusahaan ini?" Bentak Tay
"Kenapa kau ingin tahu sekali tentang New?" Tanya Off membuat Tay terdiam.
Tay dan Off sebenarnya adalah sahabat yang sangat dekat. Mereka sudah berteman lama, bisa dibilang mereka adalah teman sejak kecil.
Off sempat cerita kepada sahabatnya itu mengenai adik angkatnya, New Thitipoom. Semenjak saat itu, Tay terlihat sangat antusias mendengar tentang New. Hal itu membuat Off menjadi sedikit jengkel dengan sahabat sekaligus bosnya ini. Jika Tay tertarik dengan New, apa susahnya mengatakan itu kepada Off. Tapi nyatanya Tay selalu diam jika ditanya seperti tadi.
"Kau tidak bisa menjawabnya. Baiklah, aku pergi. Adik dan kekasih ku sudah menunggu ku." Ujar Off sambil membereskan barang-barangnya. "Permisi Pak Tawan!" Lanjutnya sebelum keluar dari ruang Tay.
Tay masih tetap diam di tempatnya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ia memang menyukai New, tapi ia terlalu gengsi untuk mengakui kepada Off. Ia tidak mau jika Off nanti akan selalu menggodanya, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Off akan menjadi kakak iparnya (itupun jika New mau menerimanya), Off pasti akan sangat besar kepala.
Tapi jika seperti ini terus, Tay juga tidak bisa. Ia ingin sekali bertemu dengan New dan mengenal New dengan baik. Ia ingin memiliki New secepatnya dan akan melakukan cara apapun untuk itu. Tay tidak mau jika ada orang lain yang akan menikungnya.
_______________
Sebulan kemudian
"New bangunlah sekarang, aku ada kerjaan untukmu!" Teriak Gun dari lantai 1.
Sudah dari satu jam yang lalu Gun berteriak untuk membangunkan New. Tapi bayi beruang itu tetap tidak keluar dari kandangnya. Gun juga sudah masuk ke kamarnya untuk membangunkannya, tapi ia hanya bergumam tak jelas.
Semenjak keluar dari rumah sakit 3 Minggu yang lalu, Lelaki berkulit putih itu sudah seperti tuan putri eh tuan muda dirumah itu. Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan mengomel jika Off tidak membawa es krim saat pulang kerja. Untung saja Off dan Gun sangat menyayanginya.
10 menit kemudian, Gun mendengar langkah kaki menuju dapur tempat ia berada. Langkah kaki itu berhenti, digantikan dengan suara kursi yang sepertinya ditarik. Selanjutnya ada orang yang menghempaskan bokongnya di atas kursi tersebut.
Gun menoleh dan seketika memutar bola matanya malas. New melanjutkan tidurnya diatas meja makan.
"Bangunlah. Kau harus pergi ke suatu tempat sekarang. Cepat mandi sana!" Pinta Gun padanya.
New membuka sedikit matanya.
"Ada apa Gun? Kemana aku harus pergi?" Tanya dengan suara khas orang baru bangun.
"Tadinya aku ingin mengantar makan siang untuk phi Off, tapi sekarang aku harus secepatnya ke rumah sakit. Aku ingin kau mengantarnya." Ujar Gun
"Apa harus aku yang mengantarkannya." New benar-benar malas.
"Kau harus keluar rumah sekali-kali New. Lihat badanmu sudah seperti beruang hamil. Kau perlu olahraga." Ucap Gun.
New mempoutkan bibirnya mendengar ucapan Gun. Gun selalu mengatainya gemuk, padahal menurutnya badannya cuma sedikit semok dan masih terlihat seksi.