part 1: awal dari penderitaanku

10 1 0
                                    

"U-ugh.....aku...dimana...."

Kepala yugi terasa sangat sakit yang sepertinya seperti terbentur sesuatu. Ia hanya mengelus kepalanya karna terasa sangat sakit.namun,penglihatanya sangat gelap dan seperti ada yg menahannya dalam gerbol yg tebal.

"A-apa yang terjadi....."

Ia mencoba mengingat kembali. Tapi,ia tak ingat apapun setelah ia bangun dengan mendapati matanya yg terikat kencang. Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya dengan berkata kepadanya

       "Selamat bangun yugi amane...."

Terkejut bukan main karna seketika ia teringat apa yg terjadi tadi malam.yugi berusaha memberontak apa yang membuatnya tertahan didalam ikatan tersebut.

       "Dasar bocah! Percuma kau    
         memberontak .....ikatan itu    
         sangat kuat.....sekarang.....kamu
         dalam mode perubahan...."

Kaget dengan mengikuti kebinggungan yang tercampur aduk.ia memastikan kalau ia benar-benar berubah dan benar saja,ia merasakan bahwa ekornya yg berjumlahkan 9 ekor itu terasa sedang berayun dibelakangnya. Dan sepertinya rambutnya telah berubah menjadi biru langit terang

       "Dimana utsukushi....."

Yugi langsung menanyakan ke intinya. Karna yugi sedang khawatir terhadap adik kecilnya. Dengan pedenya ia menjawab pertanyaan yugi.

      "Oh itu nama bayi itu? Dia tepat
       disebelah kananmu..."

Terkejut bukan main,ia langsung berteriak memanggil nama adiknya. Tetapi,pria itu berkata dia tak akan bangun. Karna dia sudah memberikan obat tidur kepadanya.
 
      "Kau.....lepaskan kami!"

      "Lepaskan kalian? Baiklah....."

Salah satu pembantu diruangan itu membantu melepaskan ikatanya dan begitupula dengan ikatan yang berada disekujur badan dan matanya. Saat itu ia benar-benar yakin bahwa diriya tengah berubah.

Memakai kimono dan topeng putih yg berada di kanannya lalu,rambut serta kuping srigalanya yg telah berubah menjadi biru langit tua.

Ia teringat akan adiknya dan dengan sergapnya yugi langsung menenggok kesana dan ada keranjang bayi yg terbuat dari kayu rotan dan di dalamnya terdapat sesosok bayi yang sangat imut. Yugi mengela nafas dan menggendongnya dan benar,ia adalah utsukushi yg dikhawatirkan oleh kakaknya.

     "Sekarang....keluarkan kami...."

Yugi berkata seperti itu dengan memandang orang tersebut yg tengah menggunakan baju seperti seorang labolatorium di sebuah lab. Entah kenapa dia tertawa seakan-akan permintaannya itu tak bermakna apa-apa
  
       "Enak saja! Haha!!!"

Seketika para penjaga yg ada di sekeliling mereka menyetrum yugi dengan cara paksaan. Yugipun teriak kesakitan atas apa yg dilakukan oleh mereka namun,entah kenapa adiknya ak terkena setruman yg mengalir dalam diri Yugi.

      Yugi coba berdiri lagi namun pandangannya mulai buram dan mode perubahannya seketika terkuras karena setruman tersebut.
        
           "U.... Utsuki....."

Yugi pingsan sebab tak memiliki kekuatan untuk tersadar kembali. Nmaun,dia berkata kepada adiknya sambil mengambilnya dari tangan Yugi.

           "Hmmm.... Aku akan melakukan
             experimen kepada adikmu
             terlebih dahulu....."

Dia mendekati Yugi dengan memegang wajahnya dan berkata kepadanya.

           "Setelah adikmu baru giliranmu
             yah... "

           "J-jangan..... Utsuki..... A....
            Adikku"

Setelah itu ia berjalan keluar dan Pintu pun tertutup dengan otomatis dan bersamaan dengan dia dan penjaganya, ia keluar dari ruangan tersebut. Dia memandang utsukushi yg tengah tidur nyenyak atas suntikan obat bius tersebut. ia tersenyum dengan berkata.

           "Heh.....kau benar-benar mirip
            dengan ibumu yah.....kalau
            kamu mau tau....."

Ia kembali menghadap kedepan sambil mengingat memori dulu saat dia menginjak umur 10 tahun dan sedang duluk dibangku SMP lalu, melanjutkan kata-katanya dengna berkata kepada utsukushi

      
















































    "Aku adalah sahabat sejatinya dulu 
                              lho..."

save my world please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang