Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lama-lama, Renjun bisa naik darah gara-gara oknum bermarga Lee yang satu ini.
"Njun, gue pengen punya pacar."
"Cari."
"Lo mau nggak?"
"Apa?"
"Cie nanya."
Tuhkan, garing banget!
"Nggak hubungan-nya anjing! Bapak lo gua kawinin ya lama-lama!"
"Jangan dong, nanti keenakan." Jeno tersenyum.
"Njun, lihat deh," Panggil Jeno.
"Apaan?"
"Mataharinya hari ini lagi terik, cerah banget. Kayak masa depan lo sama gue nggak sih?"
"ANJING JENO, GELI!" Teriak Renjun, mukul lengan Jeno yang ototnya gede-gede.
"Njun-njun,"
"Muter-muter pantai, yuk." Ajak Renjun.
"Panas. Nanti kulit gue merah-merah." Tau sendiri kan Jeno seputih apa? Kalo kena cahaya matahari, bukan-nya gosong malah merah.
"Hadeh. Ya udah gua sendiri aja."
"Eits jangan dong! Harus ada Jeno yang menemani." Cegah Jeno.
"Alah ngentot. Omongan lo manis bener sih? Untung gua udah kebal."
"Cuma buat adek Renjun seorang, kok." Ucap Jeno, senyum manis.
Renjun mengusap wajah Jeno kasar, yang diperlakukan begitu hanya diam.
Ini Renjun megang wajah dia?
"Njun, kalo suka sama gue bilang dong. Gue jadi baper, nih.."
Yang diajak bicara menoleh, mengasih tatapan bingung.
"Apa lagi?"
"Lo megang wajah gue, lagi dong! Jadi enak."
"Oke-oke."
Renjun mukul pipi kanan Jeno keras.
"Udah lagi, kan?" Tanya Renjun, senyum manis.
"Ya Tuhan, kan dipegang doang, Renjun. Bukan dipukul.." Jeno melengkungkan kedua sudut bibirnya.
"Utututu, sakit ya?" Renjun menghampiri Jeno, ikut memegangi tangan Jeno yang memegangi pipinya.
"Tapi yang kiri belum, tuh?"
Lagi, Renjun sekarang nampar pipi kiri Jeno.
"HUANG RENJUN!"
Yang dipanggil? Cuma ketawa-ketiwi doang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Lee
Fiksi Penggemar"LEE! WATCH YOUR HANDS!" "Um, sorry. Habis, pantat lo gemesin sih." [ Baca tag sebelum membaca, harsh word everywhere! ]
