Oxford

7 0 0
                                    

                  Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya Rusdi menggerutu pada Zidan. Ia masih tak habis pikir mengapa Zidan terus- menerus membela dan bersikap baik kepada Alana yang sudah jelas tidak bisa dibaikin di mata Rusdi

"Kau lupa, Dan? Perbuatan yang dia lakukan kemarin? Dia sudah membuat kita susah. Lagipula dia itu bukan wanita baik-baik. Kelakuannya buruk, Dan. Buat apa kau berbaik-baik sama dia?"

Zidan menyunggingkan senyum, sambil masih mengemudi, dengan tenang ia menjelaskan pada sahabatnya yang tengah terbawa emosi itu, "Rus, hidup ini ibarat perjalanan. Jangan dengan mudahnya memvonis orang lain sesat atau menjelek-jelekkan orang lain karena belum mendapatkan hidayah. Bagaimana bisa kita bersikap seperti itu kepada orang lain sedangkan kita semua sama. Mereka hanya belum tau petunjuk jalan. Kalau mereka sudah mengetahui petunjuk jalan, bisa saja mereka melangkah ke jalan yang benar. Bisa saja kita yang mengalami kesesatan jalan. Karena hakekatnya kita semua sama. Kau lupa kisah Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, Hindun Bin Utbah, mereka yang akhirnya memeluk Islam, mendapatkan hidayah. Allah maha membolak-balikkan hati, Rus"

Rusdi terdiam sejenak, merekam kembali dan mencerna kalimat-kalimat Zidan.

"Aku memang terlalu sombong"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NoorahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang