.
.
.Harsa berdiri di balkon kamarnya. Dia menjulurkan tangannya yang pendek sedikit lebih panjang agar bisa menyentuh air hujan lebih banyak. Dia tertawa pelan, hujan punya sejarah tidak baik dengannya.
"Sa, kamu ga suka hujan?"
"Bukan ga suka, tapi aku ga dibolehin hujan-hujanan."
"Yaudah, aku hujan-hujanan sendiri, ya!"
Seketika Harsa teringat perbincangannya dengan seseorang yang selalu mengusiknya belakangan ini. Seseorang yang mungkin saja sudah lupa dengannya. Atau juga seseorang yang masih mencintainya seperti Harsa mencintainya. Harsa tidak tau, yang pasti orang itu membawa rasa rindu begitu banyak.
Besok, akan menjadi pertemuan pertamanya—mungkin—setelah sekian lama mereka tidak bertemu atau bahkan menyapa satu sama lain dengan pesan singkat maupun telepon.
Besok, reuni besar yang amat dinanti-nanti semua orang. Salah satunya Harsa, dia sangat gugup. Pertemuan dengan pangerannya untuk kedua kalinya apa akan semenarik saat pertama kali bertemu?
Apa pertemuan kedua kalinya, akan hujan bawa kembali untuk rasa cinta mereka?
.
• Diari Hujan •
.
Delapan tahun yang lalu...
Saat hujan mempertemukan sebuah rasa cinta yang tidak dia pahami awalnya,Harsa melangkah senang di sepanjang koridor menuju kelasnya. Dia sudah memantapkan hati akan mengatakan itu pada teman sebangkunya. Harsa bahkan menutup wajahnya sangking gugupnya.
"Ihh, kenapa ni, Bocil. Kayak anak tk abis dibeliin kotak pensil besi aja," ucap Lucas yang menatap keheranan.
"Diem, deh! Ga usah rese!" Jawab Harsa kesal.
"Aih, galak amat, Cil! Awas demen sama gua." Jawab Lucas sambil bergaya sok tampan.
Harsa memasang wajah super julid. "Ewh! Geuleuh!"
Harsa membuang muka lalu berlarian ke kelasnya. Ternyata teman sebangkunya belum juga datang. Mungkin karena pagi ini hujan, jadi menghalangi siapapun yang ingin beraktivitas.
Harsa melekukkan bibirnya ke bawah. "Kalo dia ga dateng, aku harus ngomong kapan?" Harsa buru-buru menggeleng, dia memaksakan senyum. "Gapapa, Harsa, masih ada hari besok." Ucapnya pada diri sendiri sambil mengangguk-angguk seperti anak kecil.
Selang beberapa menit Harsa duduk di mejanya, orang yang Harsa tunggu-tunggu akhirnya datang. Dia datang sambil membawa jas hujan dengan tetesan air. Jaket yang ia kenakan basah. Dia bergegas ke mejanya dan meletakkan tas serta melepas jaketnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Hujan | Hoonsuk
FanfictionHujan turun, maka terbukalah diari milik Harsa. Hujan turun, dan kisah mereka pun dimulai. Tentang Harsa, dengan pangeran dan diari hujannya. by paseafict -new version-