Tidak lama kemudian yuji datang lalu berteriak dari lantai bawah memanggil sang abang. sukuna dengan muka datar turun ke lantai bawah sambil membawa handphone sang adik tersayang nya ini, dengan raut muka yang masih sama dia duduk dihadapan sang adik yang sedang membuka bungkusan berisi nasi goreng, dengan senyuman yang setia terangkat, manis dan lucu ah sukuna semakin membenci dirinya saat tau bahwa hubungan sang adik kini terasa sangat hampa tidak bisa membayangkan bagaimana bisa yuji si sosok ceria menjalani hubungan yang hanya diminati satu sisi saja.
yuji menaruh bungkusan berisi nasi goreng tersebut didepan sukuna, dengan segera dia mengambil sendok lalu memakan nya dengan lahap, tersenyum akan rasa yang nikmat ini. dia menatap heran sang abang yang diam menatapnya dengan raut datarnya.
" Abang, kenapa? katanya laper kok ga makan bang? " tanya yuji dengan mulut yang masih mengunyah makanan nya. sukuna hanya diam menatap sang adik, menaruh handphone sang adik dimeja dan mengambil sendok dan melahap nasi goreng tersebut tanpa minat.
" hambar. " ucap sukuna sambil menatap sang adik dengan datar.
" hah? engga kok bang, nasi gorengnya ena- " " hubungan kamu sama satoru. " sebelum ucapan yuji selesai sukuna memotong ucapannya tersebut. yuji diam membeku otaknya sedang memperoses omongan sukuna lalu matanya menangkap handphone nya yang berada disamping abang nya.
" yuji, hubungan kmu sma satoru hampa, hambar, kaya ga pacaran tau? cuman kamu doang yang jelas jelas cinta sama dia, cuman kamu yang sibuk mempertahankan hubungan kalian tau? " lanjut sukuna kala melihat sang adik yang hanya bisa terdiam.
" abang tau apa? abang tau apa tentang hubungan aku sama satoru? " raut muka yuji jelas menahan kesal dan juga sedih.
" aku abangmu yuji, pasti tau. " sahut sukuna.
" berisik, abang jangan ikut campur urusan aku, urusin aja urusan abang. " ucap yuji lalu mengambil handphone nya dan segera menuju ke kamar.
sukuna menatap punggung sang adik yang sedang berjalan ke atas, setelah punggung tersebut menghilang dari pandangan nya sukuna menghela nafas merasa kasihan kepada sang adik yang jelas jelas berjuang sendirian di dalam hubungan tersebut.
yuji menaiki tangga dengan cepat, lalu membuka pintu dan menutupnya dengan kasar mungkin terdengar sampai kebawah, tapi dia tidak peduli. dia menjatuhkan badannya ke kasur kepalanya menatap jendela yang terbuka kecil, kakinya pun menuju ke arah jendela, dibukanya jendela tersebut lebar lebar angin yang terasa dingin langsung menerpa wajah nya. memandang sang bintang diatas langit terdiam sejenak. setelah itu dia pun mengambil handphone nya untuk melihat room chat dia bersama sang kekasih.
yuji tersenyum miris saat melihatnya, ah aku ternyata berisik pikir yuji saat ini. senyuman tersebut memudar air mata perlahan keluar dari mata indah yuji turun ke pipi gembul tersebut, lalu turun ke arah dagu. yuji tidak peduli akan hal itu dia masih tergiang giang dengan ucapan sang abang tersebut. hubungan mereka yang hampa, hubungan mereka yang tadinya indah menjadi hampa.
yuji baru ingat, besok adalah ulang tahun nya. ya yuji berpikir bahwa ini semua hanyalah rencana untuk kejutan dia dihari ulang tahunnya nanti, lantas senyuman yang manis itu pun kembali terangkat, dengan cepat yuji menutup jendela dan menuju ke kasur untuk tidur.