❝ Tidak ada yang pasti kecuali kematian ❞
—•ooo•—
23:14 PM
"BAJINGAN"
"BRENGSEK LO, SIALAN!!"
"Mati aja lo, anjing"
Seorang lelaki jangkung dengan Hoodie hitam yang melekat pada tubuh kekarnya, menendangi perut korban yang sudah terkulai lemas, di atas trotoar jalanan yang sepi nan dingin. Kepalanya terbentur, rasa sakit tak kunjung berhenti.
Malam ini sangat dingin, lembab, dan sangat gelap, tak ada yang tau bahwa kedua remaja itu tengah bertarung untuk menyelamatkan nyawa nya yang hampir di ujung tanduk.
Rintik hujan kian lama semakin deras, menambah suasana yang terkesan hening tetapi di selingi oleh gerimis.
Cowok memakai hoodie dengan topi yang dilapisi dengan tudung hoodie nya, membuatnya sangat tertutup. Dan menunjukkan bahwa lelaki itu tidak ingin mengekspos wajahnya Kesembarang orang .
Dengan gerakan cepat cowok yang tersungkur itu mengambil pecahan botol kaca di sampingnya, dan langsung ia layangkan ke arah kaki cowok berhoodie. Menancapkan beling itu dengan sempurna dan dalam, membuat sang empu mengadu kesakitan.
Tangan itu gemetar, seraya mempertahankan kaca tajam yang ia pegang sebagai pertahanan. Tangannya bergerak seperti sedang melukis, Darah merah nan kental pun muncul dari bagian dalam kain celananya
"Aaaggghh... sialan"
Zegha bangkit dan langsung memukul kepala cowok Hoodie tersebut, hingga terjatuh. Dengan sigap kaki jenjangnya langsung menginjak punggung cowok berhoodie tersebut dengan mengintimidasi, membuat lawan tidak bisa bergerak sama sekali.
"Siapa lo?" ujarnya dengan nada mengintimidasi sang lawan, bungkam itulah yang di lakukan lelaki itu.
"JAWAB!! GAGU LO BANGSAT!?"
Matanya nyalang mendengar suara berat milik Zegha, dengan cepat cowok berhoodie tersebut membalikkan badannya dan langsung menendang bagian perut Zegha. Zegha yang sedang kewalahan langsung terlempar beberapa meter dari tempat, sedikit terbatuk batuk dan mengeluarkan darah segar yang sudah tak terkendali. Dengan gerakan cepat Zegha mengelap mulutnya secara kasar.
Nafasnya menderu tak karuan, akibat kelelahan bertarung, apakah ini akhir dari hidup nya? Sialan dirinya belum ingin mati sekarang. Belum juga merasakan apa itu yang namanya cinta, nyawanya sudah di tarik oleh malaikat maut secara paksa.
Tak ingin membuang waktunya Zegha bangkit dan mengayunkan pukulan, belum sempat terkena. Lelaki Hoodie tersebut langsung menghindar.
Dengan cepat lelaki itu menumbruk tubuh Zegha menahannya ditembok, secara bersamaan tangannya menancapkan sebuah bilah pisau di bahu Zegha dan pisau tersebut ia tarik kembali, di tancapkan lagi. Berkali kali lelaki itu mengulang nya. Membuat darah segar yang segar milik Zegha mengucur deras membentuk genangan kecil dan mengalir ke bawah dengan kental.
Melihat lawannya yang sudah kehabisan darah membuat cowok berhoodie itu langsung berjalan keluar dari tempat pertarungannya, walaupun kakinya sedikit terpincang pincang. Tapi ukiran senyuman tipis ia perlihatkan di wajahnya
Zegha merasakan roh nya yang keluar dari raganya langsung tersungkur di tanah yang keras, hanya rintikan hujan yang memeluknya, hanya rintik hujan yang menyaksikan kematiannya dan hanyalah hujan yang mengetahui isi hatinya.
Di sela nafasnya Zegha bergumam "Gue mati ... "
Sebelum menutup matanya rapat rapat, Zegha mengirimkan pesan di salah satu bubble chat milik sahabatnya, yang sudah ia percaya. Inilah akhirnya, dirinya akan kalah dengan nyawanya dan darahnya sendiri...
***
Bagus apa enggak. Kalo suka dan pengen lanjut spam lovee yah🖤
To be continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ENDING
Teen Fiction"Maaf ya, kalo aku brutal dan nakal. Soalnya orang tuaku cuma sebelah" Shae tidak pernah menyangka, bahwa dirinya akan terjebak dalam dunia (gelap) milik Zegha. Yang awalanya dirinya hanya butuh perlindungan, membuatnya semakin yakin bahwa butterfly...