"Heh jalang, jangan kabur lo!"
Seorang gadis dengan rambut lurus panjang pirang berlari sekuat tenaga, walaupun nafasnya sudah tersendat-sendat gadis itu tetap berjuang menyelamatkan nyawa nya sendiri.
"Woi cewek sialan awas lo"
Topi hitam yang ia pakai hampir terlepas, dengan refleks tangannya mencegah. Agar penyamaran nya tidak gagal, walaupun itu sama saja.
Saat melihat sebuah gang didepannya, gadis itu berlari kencang dan menikung disebuah gang perempatan itu.
Deg. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena bertemu uang. Gadis itu terjatuh dengan keras, membuat suara di sekujur tubuhnya menjadi renyah dan nyaring.
Sial, dirinya sial hari ini.
Nafasnya ia atur sebentar sebelum akhirnya bangkit dan memaki seseorang yang menghalangi dirinya dalam sebuah pelarian.
Tidak mudah dirinya berlari berkilo-kilo meter, ia bisa saja ikut lomba lari maraton.
Mengecapkan bibirnya, seraya membuka topinya dengan amarah yang sudah di ubun-ubun, rambut pirangnya terurai sangat indah. Bahkan saat sang mentari menyoroti nya.
"Lo apan-apaan sih hah!?"
"Jalan pake mata sama kaki dong! Jangan sama mata kaki doang!" protesnya tidak membiarkan seseorang didepannya untuk membela diri.
"Punya ot..."
Suara langkah kaki saling bersahutan semakin dekat, diselingi dengan deruan nafas yang saling mengejar. Gadis mungil nan tangguh itu melirik ke belakang, ternyata preman yang mengejarnya sudah sampai.
Melihat sosok didepannya sangat jangkung dan berbadan atletis membuat Shae, sedikit terpana sedetik sebelum menyabut paksa rohnya untuk kembali ke dunia nyata.
"Hah, hah..."
"Dasar cewek sialan, mau kabur kemana hm?"
"Sini lo brengsek!"
Ada sekitar 5 orang laki-laki, empat orang lainnya membawa sebuah balok kayu dan tongkat baseball. Dan satu cowok didepan, seperti biasa layaknya seorang pemimpin.
"Wleee!"
"Sayang, atu takut"
Shae memeluk lengan cowok yang tadi ia marahi mati-matian, dengan gaya centil dan bibir monyongnya ia kerahkan untuk menarik sang cowok.
Hatinya merapalkan doa, berharap cowok yang ia gunakan ini benar-benar bisa bertarung melawan preman yang mengejarnya itu.
Cowok itu menarik lengannya, tapi tetap saja cengkraman Shae lebih kuat, gadis itu mengerahkan sebuah jiwa dan raga untuk menahan cowok yang ia peluk lengannya.
"Bantuin gue plis, ya..."
"Lo ganteng benget, gue traktir sempolan mau gak?"
"Genting banget situasinya plis..."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ENDING
Teen Fiction"Maaf ya, kalo aku brutal dan nakal. Soalnya orang tuaku cuma sebelah" Shae tidak pernah menyangka, bahwa dirinya akan terjebak dalam dunia (gelap) milik Zegha. Yang awalanya dirinya hanya butuh perlindungan, membuatnya semakin yakin bahwa butterfly...