1

42 24 110
                                    

"Mungkin untuk sekarang, gue masih belum bisa terima semuanya." -Alvandra

~

Hari ini langit tidak begitu cerah seperti biasanya, di sudut ruangan terlihat seorang wanita paruh baya tengah menatap keluar jendela di atas kursi roda hitamnya.

Tatapannya kosong, matanya terlihat sembab, dan wajahnya tampak pucat. Perlahan seseorang menghampiri wanita itu dengan senyuman tulusnya.

"Selamat Pagi Mama!" seru laki-laki berseragam putih abu-abu tersebut.

Tak ada jawaban.

"Aku mau berangkat sekolah dulu ya, Mama baik-baik di rumah sama Bi Darmi dan Mang Dana."

Hening.

"Aku juga udah buatin sarapan kesukaan Mama, nanti dimakan ya abis itu minum obatnya."

Laki-laki itu tersenyum dan segera berpamitan kepada wanita yang sedari tadi ia ajak bicara.

"Yauda dadah Mama. Assalamualaikum."

Setelah memakai helm dan menyalakan motor ninja kesayangannya, laki-laki itu segera menancapkan gas membelah jalanan ibu kota.

Sudah hampir satu bulan seorang Alvandra Cavero menjalani masa kelas 12 nya di SMA Tuna Bangsa sebelum ia dinyatakan lulus di tahun berikutnya.

Memerlukan waktu hampir setengah jam untuk sampai di sekolah. Tanpa sengaja, pikirannya teringat kembali pada kejadian 5 tahun lalu.

Flashback On

"Mas, jangan tinggalin aku dan Al." ucap wanita bernama Rina tersebut.

"Maaf Rina aku sudah mengkhianatimu, kalau bukan karena perjodohan orangtua kita mungkin kita tidak akan menikah."

Perlahan air mata wanita itu terus mengalir, dadanya sesak. Lututnya lemas dan tubuhnya gemetar.

"Tapi, aku sangat mencintaimu Mas Rangga!"

"Aku sudah tidak bisa melanjutkan rumah tangga bersama mu, aku memiliki wanita lain Rina. Dan saat ini dia tengah mengandung anakku!"

"Jika itu semua karena anak yang di kandungnya, kau bisa kembali setelah anak itu lahir!"

"Tidak, aku juga mencintai wanita itu. Bahkan sebelum aku mengenalmu."

Rina semakin terisak, bahkan kini ia sudah tidak sanggup menopang tubuhnya.

"Mungkin secepatnya kau akan menerima surat dari pengadilan, aku mohon segera tanda tangani dan jangan pernah mencariku lagi."

"Bagaimana dengan Al? Kau sudah gila? Usianya masih 12 tahun dan dia masih butuh sosok sesorang ayah!" suara Rina kali ini sudah tidak dapat ia kendalikan.

"Rumah ini aku serahkan untukmu, aku akan menyerahkan ATM untuk keperluan Al sampai ia lulus sekolah. Begitu juga dengan kebutuhanmu. Aku rasa jumlahnya sudah lebih dari cukup." Rangga mulai menarik kopernya perlahan.

ALVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang