O2

6.6K 900 78
                                    


"Kalian tidak berguna!!"

Prang

Guci keramik besar dengan harga jutaan pecah hancur berkeping-keping menghantam lantai marmer akibat dibanting oleh sang pemilik.

Wajah jaehyun mengeras menahan amarah, terlihat jelas dari urat-urat dipelipisnya yang timbul keluar. Ia menatap berang anak buahnya yang tidak bisa diandalkan, terutama doyoung yang ia limpahkan kepercayaan sepenuhnya.

"Hanya menjaga satu anak manusia saja tidak bisa! Dia hanya manusia biasa, bagaimana bisa dirinya lepas dari pengawasan kalian keparat?!"

Anak buahnya menunduk takut, dalam hati terus berdoa semoga mereka tidak dijatuhi hukuman berat dari sang alpha karena telah lalai menjalankan tugas.

"Kau!" Jari telunjuknya teracung tepat didepan wajah doyoung.

"Kau salah satu werewolf terkuat yang kumiliki tapi kenapa berubah menjadi lemah hanya karena tendangan bocah mini hah?!"

Hening, bahkan doyoung yang dikenal sebagai Beta yang paling dekat dengan Jaehyun tidak berani berucap sepatah katapun saat amarah melingkupi sang alpha.

Lagi pula, siapa yang tidak marah jika tau belahan jiwamu hilang saat kau membuka mata. Dan orang-orang kepercayaan yang tidak bisa diandalkan saat hanya menjaga satu manusia biasa.

Rasa-rasanya jaehyun ingin menebas kepala mereka satu persatu. Namun untungnya sisi manusiawi masih sedikit melekat dalam dirinya, jika tidak mungkin ruangan ini sudah penuh dengan ceceran darah dan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Brak

"Aku tidak mau tau, cari renjun disetiap sudut kota Seoul. Cari hingga dapat tanpa tergores sedikitpun atau aku tidak akan segan-segan memenggal kepala kalian semua. Paham?!"

"Baik, paham alpha." Jawab mereka serentak.

"Kalau begitu cepat pergi dari sini. Aku muak melihat kalian."

Para abdinya mulai melangkahkan kaki keluar dari ruangan yang dilingkupi hawa suram itu. Namun saat berada diambang pintu, jaehyun kembali memanggil doyoung.

Pria yang mirip dengan kelinci itu berbalik dan menatap takut kepada sang alpha. "Kau urus perusahaan untuk sementara waktu dan mungkin, bulan depan aku akan menempatkanmu dikampus Neo."

Meski kepalanya dilingkupi tanda tanya kenapa ia malah ditempatkan dikampus tempat para manusia itu menuntut ilmu, doyoung tetap mengangguk patuh. Melanggar sang alpha sama dengan mendekatkan diri pada malaikat pencabut nyawa. Jadi, turuti saja.

"Baik alpha."

"Kau boleh pergi."

Doyoung kembali melangkah keluar, meninggalkan jaehyun sendiri didalam ruangannya sambil memijit pelipisnya yang berdenyut pening.

Baru kali ini jaehyun dibuat uring-uringan. Hanya karena manusia yang kini statusnya berubah menjadi matenya.

Iris matanya berubah-ubah, "arrghh sialan! Kau mateku renjun. Larilah sejauh yang kau mampu Karena aku akan kembali membawamu kedalaman pelukku. Karena ketika Dewi bulan sudah menyatukan kita, kita tidak bisa menentang takdir."

.

.

.

Yangyang menunggu dengan cemas kepulangan Jeno dan shuhua yang katanya sedang menjemput sang Gege.

Dari semalam anak itu tidak berhenti menangis, walau gegenya itu menyebalkan hanya renjun harta yang ia miliki setelah kedua orang tua mereka tiada.

Alpha's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang