13

2.5K 394 13
                                    

13 : Fungsi Keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 : Fungsi Keluarga.
.
.
.


"Jeno!" seruan Iyan menghentikan kegiatan makan Jeno dan ketiga temannya.

Sekarang sedang jam istirahat, dan mereka semua sedang menikmati hidangan masing-masing di kantin.

"Ni zai zuo shenme? (Ngapain lo?)" tanya Renjun saat Iyan sudah duduk maksa di samping Jeno. Di depan Renjun.

Renjun dan Iyan memang keturunan Cina, makanya mereka bisa bahasa mandarin.

Iyan melirik Jeno, "Ada urusan gue sama bos besar," katanya yang diakhiri oleh kekehan ringan khas lelaki tersebut.

"Gue minta alamat rumah Karina dong, Jen,"

Sontak bukan Jeno saja yang kaget. Tetapi, ketiga teman Jeno juga sama kagetnya. Bahkan bakso yang sedang dimakan Echan sampai gelinding jatuh ke bawah. Membuat Echan mengumpat kesal karenanya.

"Soalnya dia nggak masuk hari ini, siapa tau dia sakit." jelas Iyan. "Lo pernah nganter Karina sampe rumahnya kan, Jen?"

Jeno diam saja, dia masih mencerna omongan Iyan.

Karina hari ini tidak masuk sekolah, kenapa? Ini hari senin, waktu istirahat dari tournament sudah cukup satu hari kemarin. Masa perempuan itu tidak masuk sekolah karena masih capek sih.

Dan lagi, bukannya waktu itu Iyan juga pernah mengantar Karina pulang. Sampai Jeno sempat kesal karenanya.

"Bukannya lo juga pernah nganterin pulang?" tanya Jeno, akhirnya, "Sampe di gendong-gendong pula." lanjutnya tanpa ada unsur menyindir, dia hanya mengingatkan. Barangkali temannya itu lupa.

Iyan menghela napas, "Gue cuma bawa Karina ke rumah sakit deket lampu merah di depan sana. Nggak sampe rumahnya."

"Emang Karina nggak masuk kenapa?" Naren akhirnya tertarik juga dalam percakapan ini.

Iyanmengangkat bahunya singkat, "Nggak tau juga, tadi gue tanya temen semeja Karina, cuma bilang izin sampai waktu yang nggak ditentuin,"

"Makanya gue mau ke rumahnya. Pengen tau keadaan sebenarnya." lanjut Iyan dengan gigih.

"Emang bisa izin sampe waktu yang nggak ditentuin gitu?" Renjun menoleh pada Echan. Siapa tau saja lelaki itu tau mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan sekolah milik ibunya tersebut.

Echan hanya memasang wajah polosnya, "Mana gue tau hal-hal macem gitu."

"Nggak guna sumpah lo." umpat Renjun akhirnya. Kesal, padahal harusnya Echan tau peraturan seperti itu. Kemarin saja anak itu ngotot sekali ingin di warisi sekolah ini, tapi belajar peraturan sekolah ini saja tidak mau, jadi bagaimana bisa?

"Jeno juga nggak tau alamatnya." Naren menjawab setelah hening beberapa saat karena perdebatan antara Renjun dan Echan.

Echan mengangguk, langsung paham bahwa antara Iyan dan Jeno sedang perang informasi pribadi. "Jeno mana pernah sih inget alamat rumah orang. Ke rumah gue aja dia masih suka nyasar ke warung remang-remang."

Gengsi I Lee Jeno- Yoo Karina✅ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang