02 Begin

24 4 0
                                    

Mobil Ferrari GTC4Lusso T dengan warna merah metalic nya memasuki kawasan Elvóórus University . Dengan seketika kedatangannya mampu membuat siapapun mengalihkan atensinya pada presensinya . Perlahan pintu mobil di buka dengan kakinya yang turun menapak tanah. Membenarkan black jacket serta memakai kacamatanya . Langsung saja ia berjalan ke arah lobby dengan ransel yang ia pakai di pundak kanannya . obsidiannya yang tajam nanti dingin itu seakan acuh dengan semua manah yang terpaku akan ketampanannya . Langkah kaki nya menggiringnya ke ruang yang biasa ia pakai untuk berkumpul dengan Danger boys . Pintu terbuka dengan kasar oleh nya dan seketika seluruh atensi di dalam ruangan tersebut tertuju pada nya.

" Ben , apa aku salah ? Tidak biasanya kau datang lebih awal ? " pria dengan wajah yang seperti tanpa pori - pori itu bertanya dengan salah satu alis yang terangkat dan kerut di dahinya menatap aneh pada teman se geng nya itu. James namanya .

" Hanya ingin " jawabnya singkat dan setelahnya ia duduk di salah satu kursi kosong disana

" Kemana Victor ? " tanyanya menatap sekeliling mencari keberadaan temannya itu

" Dia belum datang " jawab Bennedict , pria dengan proporsi tubuh yang tinggi dan senyum yang mampu memikat seluruh gadis manapun . Bènnicío hanya menganggukkan kepala nya mendengar jawaban tersebut

" Kudengar ada murid baru yang mendapatkan beasiswa , apa kau tidak tertarik untuk mengacaukan hidupnya ? Kau kan sangat membenci seorang dengan strata bawah " ujar James menatap  Bénnicío .

" Benarkah ? Aku tidak tahu akan hal itu , tapi aku akan melakukannya , siapa dia ?  " balas Bénnicío serius dan mengubah posisi duduknya dengan meletakkan kedua tangannya di atas lututnya

" Waw , sepertinya kau sangat tertarik "
James menarik salah satu sudut bibirnya melihat respon Bénnicío .

" Ayolah kau- " belum sempat Bénnicío menyelesaikan ucapannya , tiba - tiba pintu kembali terbuka menampilkan presensi Victory dengan aura ketampanannya .

" Vic , ada apa ? Kenapa kau datang terlambat ? " tanya Bennedict

" Hanya ada masalah kecil " jawabnya singkat dengan senyumnya yang ia ukir

" Kau yakin ? " Bennedict sekali lagi meyakinkan dan hanya diangguki oleh sang empu




Langkahnya ia bawa cepat menuju ruang kelasnya . Jujur saja ia terlambat hari ini . Dengan setumpuk buku yang ia bawa membuatnya kurang fokus akan keadaan di sekitarnya hingga ia merasa tubuhnya menabrak seseorang didepannya . Alhasil buku-buku yang dibawanya berserakan di lantai.

" Maaf, maafkan aku, aku tidak sengaja " ucap Carrían dengan membungkukkan badan nya dan berakhir dengan tatapannya yang menangkap sepasang puzzle berwarna ke abuan yang tengah menatapnya. Sejenak ia terpaku akan presensi yang ia lihat saat ini . Pasalnya pria di depannya ini sangatlah tampan dengan garis wajah yang hampir sempurna bak seorang pangeran di negri dongeng .

" Kau baik - baik saja ? " lamunannya tersadar saat sosok di depannya melontarkan sebuah pertanyaan.

" A-aa..tentu " jawabnya singkat lalu mulai mengambil buku - bukunya yang terjatuh

Melihat itu sang pria langsung saja berjongkok membantu gadis tersebut.

" Biar ku bantu " ucapnya singkat padat dan jelas

Jika boleh jujur saat ini perasaan Carrían sangatlah aneh , ia merasakan suatu gejolak yang tak pernah ia rasakan sebelumnya

" Terima kasih , maaf aku harus pergi sekarang juga " ujarnya dengan senyum yang terukir lalu membungkukkan badannya dan pergi ke ruang kelas

" Siapa dia ? Kenapa aku baru melihatnya ? " monolognya menatap punggung gadis tersebut yang perlahan menghilang


Like , komen and follow my account ya ,,

Lágrimas secasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang