Mobil Ferrari GTC4Lusso T dengan warna merah metalic nya memasuki kawasan Elvóórus University . Dengan seketika kedatangannya mampu membuat siapapun mengalihkan atensinya pada presensinya . Perlahan pintu mobil di buka dengan kakinya yang turun menapak tanah. Membenarkan black jacket serta memakai kacamatanya . Langsung saja ia berjalan ke arah lobby dengan ransel yang ia pakai di pundak kanannya . obsidiannya yang tajam nanti dingin itu seakan acuh dengan semua manah yang terpaku akan ketampanannya . Langkah kaki nya menggiringnya ke ruang yang biasa ia pakai untuk berkumpul dengan Danger boys . Pintu terbuka dengan kasar oleh nya dan seketika seluruh atensi di dalam ruangan tersebut tertuju pada nya.
" Ben , apa aku salah ? Tidak biasanya kau datang lebih awal ? " pria dengan wajah yang seperti tanpa pori - pori itu bertanya dengan salah satu alis yang terangkat dan kerut di dahinya menatap aneh pada teman se geng nya itu. James namanya .
" Hanya ingin " jawabnya singkat dan setelahnya ia duduk di salah satu kursi kosong disana
" Kemana Victor ? " tanyanya menatap sekeliling mencari keberadaan temannya itu
" Dia belum datang " jawab Bennedict , pria dengan proporsi tubuh yang tinggi dan senyum yang mampu memikat seluruh gadis manapun . Bènnicío hanya menganggukkan kepala nya mendengar jawaban tersebut
" Kudengar ada murid baru yang mendapatkan beasiswa , apa kau tidak tertarik untuk mengacaukan hidupnya ? Kau kan sangat membenci seorang dengan strata bawah " ujar James menatap Bénnicío .
" Benarkah ? Aku tidak tahu akan hal itu , tapi aku akan melakukannya , siapa dia ? " balas Bénnicío serius dan mengubah posisi duduknya dengan meletakkan kedua tangannya di atas lututnya
" Waw , sepertinya kau sangat tertarik "
James menarik salah satu sudut bibirnya melihat respon Bénnicío ." Ayolah kau- " belum sempat Bénnicío menyelesaikan ucapannya , tiba - tiba pintu kembali terbuka menampilkan presensi Victory dengan aura ketampanannya .
" Vic , ada apa ? Kenapa kau datang terlambat ? " tanya Bennedict
" Hanya ada masalah kecil " jawabnya singkat dengan senyumnya yang ia ukir
" Kau yakin ? " Bennedict sekali lagi meyakinkan dan hanya diangguki oleh sang empu
Langkahnya ia bawa cepat menuju ruang kelasnya . Jujur saja ia terlambat hari ini . Dengan setumpuk buku yang ia bawa membuatnya kurang fokus akan keadaan di sekitarnya hingga ia merasa tubuhnya menabrak seseorang didepannya . Alhasil buku-buku yang dibawanya berserakan di lantai.
" Maaf, maafkan aku, aku tidak sengaja " ucap Carrían dengan membungkukkan badan nya dan berakhir dengan tatapannya yang menangkap sepasang puzzle berwarna ke abuan yang tengah menatapnya. Sejenak ia terpaku akan presensi yang ia lihat saat ini . Pasalnya pria di depannya ini sangatlah tampan dengan garis wajah yang hampir sempurna bak seorang pangeran di negri dongeng .
" Kau baik - baik saja ? " lamunannya tersadar saat sosok di depannya melontarkan sebuah pertanyaan.
" A-aa..tentu " jawabnya singkat lalu mulai mengambil buku - bukunya yang terjatuh
Melihat itu sang pria langsung saja berjongkok membantu gadis tersebut.
" Biar ku bantu " ucapnya singkat padat dan jelas
Jika boleh jujur saat ini perasaan Carrían sangatlah aneh , ia merasakan suatu gejolak yang tak pernah ia rasakan sebelumnya
" Terima kasih , maaf aku harus pergi sekarang juga " ujarnya dengan senyum yang terukir lalu membungkukkan badannya dan pergi ke ruang kelas
" Siapa dia ? Kenapa aku baru melihatnya ? " monolognya menatap punggung gadis tersebut yang perlahan menghilang
Like , komen and follow my account ya ,,

KAMU SEDANG MEMBACA
Lágrimas secas
Fiksi PenggemarTak ada yang menginginkan sebuah kehidupan yang penuh akan paksaan dan kekerasan . Namun pada realitas , kenyataan tetaplah kenyataan . Carrían Freinzystá harus menerima kenyataan bahwa hidupnya mulai saat ini akan penuh penyiksaan yang dilakukan ol...