6

1.9K 413 20
                                    

Waktu berjalan cepat. Dan Lisa bisa dibilang sudah benar-benar menjauh dari Winwin. Apalagi sekarang Winwin sudah tidak menginap lagi di rumah tante Krystal.

"Udahlah, lo ikhlasin aja kali Win. Kalau jodoh gak kemana," kata Renjun yang sudah bosan menyaksikan kegalauan temannya itu.

Sebenarnya tidak ada perbedaan jauh dari pembawaan Winwin biasanya. Cowok itu tetaplah cowok polos, pintar, dan gak neko-neko. Yang beda hanyalah keadaan hatinya. Ternyata jatuh cinta bisa memporak - porandakan perasaannya.

Baru saja mau menyendok nasi gorengnya, Winwin dibuat terkejut saat melihat Lisa dan Hendery yang memasuki area kantin dengan saling bercanda. Mereka berdua terlihat seperti pasangan yang bahagia.


Ya Allah, Winwin pengen misuh tapi takut dosa.

Tanpa tersadar Winwin menggenggam erat sendok plastik ditangannya sampai patah. Renjun yang melihat itu ikut prihatin.


Kasihan sendoknya :(


"Sabar Win. Mungkin bukan jodoh," ujar Renjun pelan.

Tiba-tiba Winwin menggebrak meja membuat seluruh isi kantin menoleh ke arahnya termasuk Lisa dan Hendery.

Gimana gak kaget kalau yang barusan gebrak meja adalah cowok kalem seperti Winwin. Ibu kantin saja sampai salah nuangin kuah bakso ke gelas saat tau pelakunya Winwin.

"Goblok. Lo ngapain gebrak meja?" panik Renjun saat semua mata menatap ke arah mereka.

Tidak ada tanggapan. Winwin malah berdiri. Dia menoleh sebentar ke arah Lisa dengan raut muka dingin lalu berlalu begitu saja meninggalkan area kantin.

Lisa mengernyit.

Winwin kenapa?

****

"Lis, bunda kok kangen Winwin ya. Lagi apa dia?"


Bukannya kangen sama anaknya malah kangen sama anak orang lain. Terkadang Lisa benci kebiasaan bundanya yang satu itu. Narsis banget jadi ibu-ibu. Lisa masih gak percaya kalau dulu yang ngejar duluan itu ayahnya. Gak masuk akal. Lisa berpikir yang ngejar pertama bunda.



Pasti bunda bohong.



Jujur Lisa kangen juga sama Winwin. Memang sejak tragedi labrak waktu itu Lisa terus menjauhi cowok itu. Dari tidak mau berdekatan, tidak merespon saat diajak ngobrol, sampai dia mengatai Winwin yang notabenenya tidak pernah dikatai kasar. Sepertinya cowok itu sakit hati. Karena tidak lama dia pamit untuk pulang ke rumahnya. Krystal sudah melarang, tapi Winwin ngotot. Dia bilang dia bisa hidup mandiri di rumah. Lagian dia bisa masak, bisa nyuci, dan masih banyak lagi. Jadi tidak perlu khawatir.




Bahkan saat Winwin berpamitan dia tidak dirumah. Sengaja. Lisa tidak mau berinteraksi lagi dengan Winwin meski sekedar mengucapkan selamat tinggal.


"Hm? Ya mana Lisa tau. Bunda samperin aja ke rumahnya."


Krystal malah semakin cemberut yang membuat Kai gemas dan langsung mencubit pipinya.


"Kamu mau anak cowok dek?"

Lisa yang mendengar itu buru-buru beranjak pergi karena mendadak tau kemana alur pembicaraan ini akan berlangsung.

Sedangkan Krystal langsung menoleh sepenuhnya pada suaminya itu. Kini Kai meletakkan koran yang sedari tadi dia baca dan melepas kacamata bacanya. Dia menyangga kepalanya dengan satu tangan. Kemudian Kai menatap istrinya sambil tersenyum dan alis dinaik-turunkan.

"Ih, emang mas mau? Bukannya dulu bilangnya satu aja tapi prosesnya gapapa berkali-kali ya?"


Hmm.... tau lah ya..🌚🌚🌚


Kai mengedikkan bahunya. "Kayaknya sekarang berubah pikiran. Ya kamu sih kayak seneng banget sama Winwin. Sampe cemburu aku."

"Iiihh... ya gak gitulah mas. Adek itu cintanya cuman sama mas Kai. Gak ada cowok lain yang bisa ngalahin kegantengan dan keperkasaan mas Kai. Unchh.." Krystal gemas dan memukul manja dada Kai.

Hm.. bisa dilihat kan kenapa Lisa kabur duluan?

####

Polos (Winwin × Lisa) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang