Hari Pertama

7 2 2
                                    

Rara terlihat was-was menunggu busway, pasalnya sudah hampir 30 menit ia berdiri di halte.

"Aduh ini bus pada kemana sih, tau gitu gue berangkat bareng bang Devan."
Sesekali ia melirik jam yang melingkar di tangannya, betapa terkejutnya Rara melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.55

"Mampus 5 menit lagi udah upacara," ucap Rara sambil menggigit kuku nya.

Dari kejauhan dirinya melihat laki-laki mengenakan seragam yang sama dengan yang ia gunakan.

Apa gue numpang itu kakel aja ya, daripada gue telat ya kan.

Dengan cepat Rara memberhentikan laki-laki itu.

"Stop, stop, stop! Kak aku boleh nebeng nggak? Kebetulan kita satu sekolah dan hari ini hari pertama aku MOS. Boleh ya kak please," ucap Rara sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Laki-laki itu terlihat sedikit berpikir. "Yaudah cepetan naik. Gue gak bawa helm lebih jadi kalo kita di stop polisi elu gue tinggal," ucapnya sinis.

Dih sombong banget, sukur kakel kalo enggak udah gue gaplok.
"Iya iya terserah kakak aja intinya sekarang cepetan, sebelum saya terlambat."

"Perasaan elu numpang kok malah jadi lu yang ngatur-ngatur gue," sindir laki-laki itu sambil menyalakan motornya.

Sensi banget sih ni kakel lagi PMS kali ya.

07.05
"Yah telat, kakak sih lama banget bawa motornya harusnya bisa sampai jam 7 pas tadi. Yaudah deh makasih kak saya duluan ya," Rara langsung berlari menuju halaman sekolah.

"Kok jadi gue yang dimarah, udah syukur gue tebengin. Dasar cewek aneh" ucapnya sinis.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu laki-laki itu. "Siapa yang aneh?"

"Tuh adik kelas aneh udah nebeng malah dia yang marah-marah," ucapnya jengkel.

Mendengar jawaban itu membuat temannya tertawa geli, "hahahaha bukannya elu ya yang aneh tumben banget seorang Rangga ngomel-ngomel, kek emak gue aja lu."

"Berisik!" ucap Rangga dan melangkah pergi meninggalkan temannya yang masih tertawa.

---

Tak salah orang-orang menyebut Kejora anak dari dewi fortuna. Pasalnya walaupun dia datang ke sekolah terlambat hari ini, tetapi karena acara penerimaan siswa baru sedikit molor jadi dirinya tidak dianggap terlambat.

Matahari semakin terik, dan upacara penerimaan belum selesai. Rara yang berada di barisan paling depan mati-matian mempertahankan dirinya dalam posisi tegap.

Lama banget sih acaranya ini kaki gue udah pada pegel. Kalo baris di belakang kan gue bisa jongkok ㅜ-ㅜ

Apa gue pura-pura pingsan aja ya biar bisa istirahat di UKS? Tapi nanti kalo bang Devan liat nanti dia lebay lagi, terus nanti yang lain pada tau kalo gue adiknya dia. Argh enggak deh, semangat Ra lu pasti bisa.

"Baik acara penerimaan siswa baru SMA Mekar Jaya telah selesai bagi seluruh siswa baru bisa istirahat 30 menit dan berkumpul kembali di aula. Terima kasih,"

Lah ini panitia denger bisikan hati gue nih tiba-tiba acaranya selesai. Hahaha

Tanpa pikir panjang Rara langsung berlari ke arah kantin.

"Bu, saya mau es teh dong. Gula nya dikit aja ya soalnya saya udah manis," ucap Rara sambil memamerkan giginya.

Ibu kantin yang mendengar ucapan Rara hanya tertawa geli.

"Adik siswa baru ya?"

Rara yang sedang asik memilih camilan menoleh ke arah ibu kantin, " eh iya bu, saya siswa baru."

"Tapi kok mukanya kayak enggak asing gitu ya kayak saya sering ketemu gitu," ucap ibu kantin.

"Perasaan ibu aja kali, ini jadinya berapa bu? Saya ambil roti ini satu," tanya Rara.

"15 ribu aja buat siswa baru."

"Loh kok 15 ribu aja, nanti ibu rugi kan saya jadi enggak enak."

Ibu kantin sedikit tertawa melihat reaksi Rara, "iya memang segitu kamu belanjanya dik masak saya bilang 50 ribu kan enggak mungkin banget."

"Ya elah ibu kirain 15 ribu aja itu dapet potongan-_-. Ini uangnya bu makasih," ucap Rara dengan nada kecewa.

Bisa-bisanya gue diberi harapan palsu sama itu ibu kantin, besok-besok gue minta potongan beneran deh.

Kejora melihat-lihat ke segala penjuru kantin mencari meja yang masih kosong, dan hanya ada satu meja kosong di pojokan kantin.

Disaat ia berjalan mendekati meja, semua orang-orang menatap ke arahnya yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.

Ini kenapa pada liatin gue, apa jangan-jangan itu meja berhantu sampe gak ada yang mau duduk di sana.

Tapi mana mungkin ada begituan, yaudah lah bodo amat gue cuma numpang duduk doang.

Baru saja Kejora mendaratkan pantatnya di kursi tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan.

"WOI ANAK BARU, NGAPAIN LU DUDUK DI MEJA GUE. PUNYA NYALI LU?" ucap laki-laki itu tak terima.

Kejora yang tidak merasa bahwa sindiran itu ditujukan untuknya, melanjutkan aktivitas makan siangnya.

Disaat tengah asik memakan roti, Rara dibuat terkejut dengan gebrakan meja yang membuat teh nya tumpah dan mengenai seragamnya.

"Aw panas," ucap Rara sedikit meringis.

Teman-teman nya yang lain mencoba untuk menghentikan laki-laki iu untuk bertindak lebih jauh.

"Udahlah Ngga, dia juga murid baru belum tau apa-apa," ucap salah satu temannya.

"Berisik, minggir lu. Siapa yang nyuruh elu buat duduk disini?" tanya laki-laki itu.

Rara mendongakkan kepalanya menoleh ke sumber suara, ia sedikit terkejut melihat orang yang baru saja membuat kegaduhan ini.

"ELU!?" ucap mereka serempak.

"Gak heran sih gue ternyata yang duduk disini itu elu, secara engga ada sopan-sopan nya," ucap Rangga.

Kejora dibuat sedikit emosi dengan ucapan kakak kelasnya barusan.
"Mohon maaf ya kak, tapi anda salah. Bukan saya yang enggak punya sopan santun tapi situ yang enggak ada sopan santunnya dan satu lagi emang kakak manusia gak ada etika."

Kejora langsung pergi meninggalkan kantin. Rangga masih mematung disana, tidak menyangka ada yang berani melawannya seperti itu.

"Menarik," ucapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.





-----------------
Hai guys sorry banget lama enggak update (╯︵╰,)

Aku janji bakal update lebih rajin.
Jangan lupa buat vote dan komen ya. See you✨✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ren dan KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang