Di sebelah kanan, Jake berdiri dengan kuda-kuda mantap, pun sudah menggenggam erat tongkat emasnya. Menengok ke kiri, Heeseung mendapati Taehyun menempel di dinding dengan aman.
"Kenapa kamu menusuk Sunoo? Apa-apaan kamu, Sunghoon?!" Sunoo ditahan Jungwon dengan satu lengannya. Sabitnya yang terhunus bukan untuk menyerang Sunghoon, melainkan untuk melindungi dirinya dan Sunoo.
"Sebenarnya aku berniat menusuk Miko yang berdiri di sana, tapi bocah ini menyadarinya dan menghalangiku," Sunghoon berujar santai.
Buagh!
Tanpa aba-aba, Jake memukulkan tongkatnya ke belakang kepala Sunghoon dengan kekuatan penuh sampai tubuhnya terlempar menabrak dinding. Membuat satu cerukan besar di sana. Sunghoon bahkan tidak sempat untuk bangun ketika Jake menerjang ke arahnya dan menginjak perutnya hingga dirinya tenggelam ke dinding lebih dalam lagi. Seketika, darah muncrat dari mulut Sunghoon, menunjukkan betapa keras Jake menginjaknya.
Dengan cepat, Jake kembali melompat mundur hanya untuk menampar pipi Sunghoon dari samping dan membuatnya menghantam sisi dinding yang lain. Beberapa tinju Jake layangkan, seperti dia benar-benar ingin menghabisi Sunghoon tanpa ampun.
Sunghoon tentu saja memberikan perlawanan. Dia merekahkan esnya ke penjuru ruangan. Membebaskan bongkahan-bongkahan dingin itu untuk menghalau serangan Jake. Tapi, Jake nampaknya juga sedang tidak waras.
Jeda sebentar sebelum serangan pertamanya tadi hanyalah untuk memindai apakah Sunghoon benar-benar telah melukai Sunoo. Lalu saat dia menyadari itulah yang terjadi, Jake bergerak berdasarkan insting.
Sampai saat listrik terpercik dari ujung tongkat Jake, Taehyun bergerak ke arah Heeseung, menggoyangkan lengannya panik, "Hei, hentikan anak itu atau Sunghoon akan mati."
Namun, Heeseung tidak memberikan respon apapun. Dia hanya melihat Sunghoon dihajar Jake dengan mata berkaca-kaca.
Taehyun menonjok pipi Heeseung, berharap itu akan membuatnya sadar, "Tidak ada waktu untuk merasa sentimental sekarang! Hei, Heeseung!"
"Kak Heeseung!"
Suara retakan dari es yang dibuat Sunghoon sungguh menenangkan telinga. Membuat hari yang panas jadi terasa dingin dan menyejukkan. Es pertamanya di umur sembilan tahun.
Klan Penjaga Kuil yang terpisah jauh dari Klan Es, tidak pernah mengalami salju atau musim dingin. Sehingga, es Sunghoon yang baru terbentuk itu –jernih dan berkilauan di bawah terik matahari merupakan suatu pemandangan yang luar biasa bagi mereka.
Mereka bilang, es Sunghoon tampak seperti bongkahan permata berharga yang tersembunyi jauh di bawah kedalaman bumi.
"Hebat sekali, Sunghoon," Tuan Besar mengelus puncak kepalanya, membuat Sunghoon menyunggingkan senyum bahagia.
"Gawat! Tuan Muda, dia..." seorang pelayan berjalan tergopoh-gopoh disertai air muka panik. Karenanya, tanpa pikir panjang, Tuan Besar dan Heeseung beserta para pelayan lain segera menuju ke kamar Jay dengan langkah terburu, begitu pula Sunghoon.
Bocah berambut hitam itu berharap, semoga tidak ada hal buruk yang menimpa Jay.
Namun ketika mereka sampai di kamar Jay, tangan Sunghoon tergantung lemas di sisi tubuhnya. Apa yang dilihatnya ternyata jauh dari apa yang dia duga.
Ada banyak kertas dan beberapa perabotan yang hangus terbakar. Tuan Besar langsung menggendong Jay ke udara, bersorak betapa bangga dia pada anaknya. Berulang kali mengucap puji pada dewa karena telah dikaruniai oleh seorang putra yang luar biasa. Heeseung juga tidak kalah bahagia, dia mengusak rambut Jay sambil melompat kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANS: The Revenge| ENHYPEN
Fanfiction[SUDAH TERBIT] CLANS SERIES BOOK #2 "Aku pulang," AU Fantasy !baku!