Perempuan bersurai lebat itu tengah terisak di lipatan tangan yang berada di meja.
"Udah Lis, ntar kalo gue ketemu Donita, gua jambak tu anak. Udah ya, di liatin temen temen tuh, malu."
Mereka yang disana masih mencoba menenangkan perempuan itu, lalu tak lama datang lagi perempuan yang berlari tergopoh gopoh dari luar kelas.
"Lisa kenapa weee!! Kenapa nangis??!"
"Biasalah! kelakuan temen lu"
"Ngapain lagi si tu anak??!"
"Makhsud dia apaan coba, ngepap dia lagi sama Ezam di depan ruko pas ujan ujan. Narsis tau gak!" Ucap Niyas yang sedari tadi mencoba menenangkan Lisa yang masih menangis.
Pasti lah nangis, hati mana yang tak patah saat tau orang yang kita cintai malah lagi sama cewek lain. Dan parah nya, cewe itu langsung yang bilang.
Jadi ceritanya Ezam adalah kekasih Lisa, hubungan mereka masih terbilang baru, jadi masih anget anget tai kucing. Tapi belum ada sebulan pacaran, hati Lisa seakan di patahkan kenyataan pahit, kalo Ezam lagi sama Donita yang notabene nya rival ia di sekolah. Sakit gak tuh.
"Yang gue heranin ini aja si, Donita punya pacar kan, Ngapain coba balik bareng sama Ezam??" Suara lain yang menyauti dengan nada yang sama tak terima nya.
"'Kan dari awal tuh emang si Donita keliatan gak suka pas tau Lisa sama Ezam pacaran. Dia tuh orang nya dengkian. Padahal udah pacaran sama Farel, gak bisa bersyukur. Najis!" Ucap Niyas yang mengingat betapa menjijikan nya tingkah Donita jika di ingat ingat.
"Itu juga Farel hasil tikungan." ini yang ngomong nama nya Tiwi.
Lisa mengangkat wajah nya dan mengusap kasar wajah yang penuh air mata serta menarik ingus nya dalam dalam.
Satu tangan mengusap bahu Lisa. "Tenangin diri lo Lis."
Lisa menatap Miya, gadis yang mengusap bahu nya tadi. "Terus gue harus gimana Ya, hiks"
"BALES LAH!!! ye gak?!" ujar Niyas menggebu gebu.
Emang ahli nya mereka dalam hal julid dan kompor.
Tiwi menjetikan jari nya di depan wajah Niyas. "Kalo gua si, Yes!"
"'Udah-udah, masalah ngebales biar gua aja. Yang penting lu tenang dulu Lis. Gua juga bakal nyuruh Ezam kasih kejelasannya ntar."
Miya bangkit dari duduk nya. "Emang si Donita sekali kali kudu di kasih pelajaran, biar gak kebiasaan."
***
Pelajaran di jam terakhir sudah selesai, semua siswa akhirnya di persilahkan untuk berkemas.
"Rel, kita kan sekelompok nih. Ntar lo ikut bantuin gua nyari bahan ya. Gue bingung kalo sendirian." Ucap Miya setelah menghadang Farel di depan meja cowo itu.
Disini ceritanya Miya sama Farel itu sekelas. Dan mereka di beri tugas satu kelompok.
Farel diam. Sepertinya lelaki dengan tinggi badan 178 cm itu tengah mempertimbangkan ajakan Miya.
"Ada Solihin kan??" Tanda tanda Farel nolak.
Miya berdecak. "Solihin kejauhan dari rumah gue. Pokok nya gue mau beli bahan sama elo Rel. Lo gak sibuk kan??"
Belum sempat Farel membuka mulut.
"Jangan bilang lo sibuk mau pacaran sama Donita! Ck, itu singkirin dulu bentar, tugas kita lebih penting Rel!"
Bisa dikatakan 1 hingga 10 orang di indonesia, hanya Miya yang memiliki sifat seperti itu. Minta tolong tapi maksa!
Walaupun Miya tukang julid di sekolah, tapi gadis berwajah manis itu tak pernah sekali pun meninggal kan tugas tugas yang di berikan guru. Bisa dikatakan juga, Miya pintar dalam bidang akademic dan non akademic.
Tepuk tangan untuk Miya
"Oke!"
Miya tersentak dengan jawaban yang tiba tiba keluar dari mulut Farel.
"Ntar gua jemput lo di rumah."
Setelah memberi jawaban, Farel langsung pergi menuju kelas kekasih nya. Siapa lagi kalau bukan Donita.
Melihat tubuh Farel yang sudah lenyap di makan belokan, ada senyum yang terpatri dengan sangat jelas.
Itu jawaban yang gue mau.
Hai, moga di part pertama pada suka ya! Itu baru awalan jadi, ya aga amburadul.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE AFTER
RomanceSudahi Overthingking Mu, Mari Membaca Bersamaku. Jangan lupa tinggalkan jejak mu didalam nya.