"Enggak Rel, yang ini aja. Ini murah takut gak awet."
Farel berdecak. "Heh, kita tuh nyari nilai bukan kualitas nih barang."
"Tapi kan ini jelek, terus juga kalo tiba tiba punya kelompok kita udah rusak duluan. Mau nilai lo di kurangin??"
Sudah hampir 2 jam Farel berkeliling bersama Miya mencari bahan bahan untuk kerja kelompok nya, tapi tidak ada satu pun pencarian yang mulus tanpa adu mulut.
Contoh nya sekarang, Farel mencari barang yang murah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan kelompok dan nilai, tetapi Miya, anak itu lebih melihat kualitas barang yang di beli.
Bukan Farel pelit, ia hanya tak ingin membebani semua teman teman kelompok nya jika terlalu banyak pengeluaran.
Anggap saja, Farel suka berhemat.
"Terserah lo dah, kalo duit nya kurang pake duit lo ya. Jangan minta ke temen temen lagi." Seperti nya Farel lebih memilih mengalah ketimbang mulut nya berbusa karna berbacot dengan orang seperti Miya.
Miya mengangkat jempol nya tinggi tinggi. Bagi Miya berapapun akhir nya, dia mau yang terbaik untuk kelompok nya.
Masih ada satu barang lagi yang harus mereka beli.
"Rel, ketoko itu yuk."
Farel mengikuti arah tunjuk Miya yang mengarah ke ruko di sebrang jalan sana.
"E buset, disono juga ada!"
"Disana banyak variasi nya Rel. Disana aja yuk. Motor lo taro disini aja, kita nyebrang, biar lo gak muter muter."
Ribet emang ribet!
Sembari menunggu lampu berubah menjadi hijau untuk penyebrang jalan. Miya sudah menyiapkan camera di tangan nya.
Lampu hijau menyala untuk penyebrang jalan.
"Rel, tungguin dong. Sepatu gue agak susah nih."
"Lo kenapa si jadi cewe ribet banget!!" Ucap Farel frustasi dengan kelakuan Miya sejak tadi.
Tanpa di sadari juga, tangan pria itu menggenggam tangan kiri Miya. Bukan apa, sebentar lagi lampu hijau untuk pengguna jalan raya akan menyala, jadi lebih efektif, Farel menggandeng Miya agar lebih cepat.
Bagi Miya, ini kesempatan yang bagus untuk nya.
Cekrek
Satu foto ia dapatkan.
Setelah semua perlengkapan kelompok nya sudah terkumpul semua, kini waktunya mereka pulang.
"Rel' Tolongin gue dong! Tali sepatu gue lepas, tangan gue susah buat ngiketnya."
Mendengar nama nya kembali di sebut, Farel menarik nafas dan membuang secara kasar untuk meredam emosi nya.
Jika saja Miya tak langsung bersandar pada tiang listrik, mungkin Miya akan terjungkal saat Farel menarik kasar kaki nya untuk mengikatkan tali sepatu gadis itu.
Lagi lagi di foto sama Miya
"Nyusahin tau ga!"
Gak kenceng tapi ngena makna nya. Itu Farel yang ngomong saking kesel nya sama tingkah Miya.
Si mbak nya si bodoamat, yang penting semua nya berjalan mulus. Ye kan.
Setelah ngiket tali sepatu Miya dengan ikatan mati, Farel langsung jalan ninggalin Miya yang repot membawa banyak barang bawaan.
Gapapa, Miya kuat kok :)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE AFTER
RomanceSudahi Overthingking Mu, Mari Membaca Bersamaku. Jangan lupa tinggalkan jejak mu didalam nya.