Chapter 4

431 61 9
                                    

" Perasaan rumah dia yang paling deket gak si?" tanya sandrinna memastikan.

" Bangunnya paling, ngebo banget emang tu orang." Ujar kiesha.

***

Waktu terus berjalan, rey, kiesha dan sandrinna sedang melakukan syuting hari pertama sinetron terbarunya. Sandrinna berniat ingin sedikit memperbaiki hubungannya dengan rey pun menghampiri rey. 

" Rey..."

" Iya?" 

" Boleh gue duduk?" tanya sandrinna.

" Iya, boleh." Jawab rey.

Hening terjadi seketika, kegugupan menyelimuti sandrinna saat akan melancarkan niatnya. Begitu juga dengan rey yang binggung harus melakukan apa.

" Eemm... Rey, gue mau ngomong." Ujar sandrinna memberanikan diri.

" Kenapa?" tanya rey.

" Gue mau... em... gue mau di project kita yang sekarang kita mulai dari awal. Anggep aja kejadian setahun lalu itu enggak pernah terjadi, meskipun gue yakin kejadian itu sulit banget buat dilupain." Jelas sandrinna.

" Gue udh lupain kok kejadian kemarin, lo gak usah canggung gitu." Jawab rey.

" Makasih." Ujar sandrinna.

" Sama-sama." Jawab rey tersenyum, " ya udah gue kesana dulu ya takutnya mau take." Pamit rey.

" Iya." Jawab sandrinna.

Satu bulan sudah sandrinna dan rey menjalani project terbarunya dan mereka pun kembali dekat seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. Siapa sangka ternyata rasa itu masih bersarang di hati mereka masing-masing.

Namum mereka tidak mau mengungkapkannya lagi, biarkan rasa itu hanya mereka yang tahu. Agar kejadian seperti sebelumnya tidak terulang kembali.

Hari semakin sore, syuting untuk hari ini pun sudah selesai. Seluruh crew dan pemain pulang ke rumah mereka masing-masing.

" Ca..." Panggil rey.

" Hah?" 

" Langsung pulang?" tanya rey.

" Engga mau ke tempat makan deket sini dulu, mau ketemu sama orang." Jawab rey.

" Ketemu siapa lo? jangan-jangan lo punya pacar baru ya? kenalin kali." Tuduh rey.

" Asal nuduh aja lo, gue mau ketemu sama sakiena." Jawab kiesha.

" Ya udah deh kalau gitu, tadinya gue mau ngajak lo ke rumah gue tapi gak papa kapan-kapan aja." Tutur rey.

" Ntar deh kalau gak kemaleman gue ke rumah lo." Ujar kiesha.

" Gue tunggu." Jawab rey.

Rey dan kiesha pergi menuju mobil mereka masing-masing, rey yang sudah di tunggu oleh ayahnya pun langung masuk ke mobil. 20 menit dalam perjalanan akhirnya rey telah sampai di rumahnya, rey langsung ke kamar untuk mandi dan beristirahat.

Baru saja rey hendak memejamkan matanya, terdengar suara ketukan pintu kamarnya dan dengan terpaksa rey membuka pintu tersebut.

" Lah elo?" kaget rey saat tahu yang mengetuk pintu itu kiesha.

" Tadi kan lo yang ngajakin gue main ke rumah lo, gimana si." Ujar kiesha langsung masuk ke kamar rey.

" Dikira gak jadi." Jawab rey.

" Mau ngapain ngajakin gue kesini?" tanya kiesha.

" Mau cerita." Jawab rey.

" Apaan? soal sandrinna?" tebak kiesha tepat sasaran.

" Gue bingung sama perasaan gue sendiri." Ujar rey mengawali aksi curhatnya.

" Napa?" tanya kiesha.

" Ternyata perasaan gue sama sandrinna dulu masih ada, gue kira setelah setahun gue gak ketemu dia gak kabar-kabaran dan gue juga perlahan udah lupa tapi ternyata pas ketemu lagi gue sadar gue gak lupain dia." Tutur rey.

" Terus sekarang mau lo gimana? mau coba ungkapin lagi?" tanya kiesha.

" Gak tau, gue takut kejadian kemarin keulang lagi. Kemarin aja kan gue gak pacaran sama dia aja udah gitu, apalagi pacaran." Tutur rey.

" Susah juga si." Ujar kiesha.

" Menurut lo gue harus gimana?" tanya rey.

" Menurut gue si sekarang lo gini aja dulu, jalanin dulu. Nanti kalau misalnya lo udah yakin banget terus lo liat dari sisi orang tuanya, fansnya udah mendukung baru lo ambil tindakan." Usul kiesha.

" Ya udah deh." Pasrah rey.

Mereka masih terus mengobrol hingga waktu yang telah menujnukan pukul 5  sore, kiesha akhirnya memutuskan untuk pulang.



Bersambung...

Happy reading...

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya biar bisa semangat lagi buat nulis.

Love you all...

AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang