✿ 2 ✿

106 13 6
                                    

"Kan gue lagi excited liat suaranya Hali jadi kayak gitu," ✿

Halilintar mengambil bola yang sempat masuk ke kamarnya lewat jendela tadi. Kemudian dia berjalan menuju pintu keluar. Setelah membuka pintu keluar, Halilintar dapat melihat 7 anak kecil laki-laki yang berdirinya kayak orang lagi nahan pipis dengan tatapan bersalah.

"M-maaf, Kak. Kami enggak sengaja ngelempar bola ke rumah Kakak," ujar salah satu anak laki-laki tersebut dengan perasaan takut, takut kalau Halilintar marah kepadanya. Halilintar menghela nafas, menyerahkan bola tadi, "Iya, nggak papa. Jaga bolanya baik-baik, ya,"

Mata anak kecil yang tadinya sayu berubah menjadi berbinar-binar, "Kakak enggak marah?" Halilintar tersenyum sambil menggeleng, "Wah! Makasih, Kak! Nao sayang Kakak!" girang anak laki-laki itu sebelum berlari meninggalkan Halilintar dan menghampiri teman-temannya, "Teman-teman! Ayo kita main lagi! Bolanya udah dapet!"

✿✿✿

"Filo! Filo! Filo!" suara (Y/N) yang paling kencang di antara orang-orang sekitarnya, meneriaki gadis yang tengah dribbling bola mendekati gawang. Filo menendang kencang bola itu dan tepat melewati garis gawang lawan.

"Goooooolll!" suara sorakkan Filo dengan laki-laki lainnya bercampur suara teriakkan para pendukung Filo menggema di lapangan itu. Filo sangat senang, akhirnya dia berhasil mencetak gol dengan kakinya sendiri.

"Hebat banget lo, Fil," sosok laki-laki mendorong bahu Filo pelan. Berambut hitam dan mata berwarna merah dan orange yang memberikan efek seperti api. Mengenakan kemeja tanpa lengan berwarna merah dan jaket tanpa lengan berwarna merah dan kuning yang dihiasi dengan pola nyala api merah neon. Jaket itu memiliki kerah. Dia juga mengenakan celana pendek hitam yang mencapai lutut sedikit dengan pola neon yang sama di bagian bawah. Sepatu kets hitam-merah dengan tali kuning. Sarung tangan tanpa lengan yang dikenakan di kedua tangan melengkapi penampilannya dengan arloji merah yang diikatkan di lengan yang hangat di pergelangan tangan kanannya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Filo tersenyum, "Thank's, ini berkat lo juga," kemudian dari samping, sebuah pelukan mendarat tepat di badan Filo, "Gilaaa! Keren banget lo, Fil! Cool girl!" girang (Y/N) ikut senang, memeluk erat temannya itu.

"Hehe, makasih," jawab Filo seadanya. Setelah melepas pelukannya, (Y/N) menarik pergelangan tangan Filo. "Nah, sekarang. Yok, pulang!" Filo mengangguk, membiarkan (Y/N) menarik tangannya. "Dadah ... gue pulang dulu, ya? Besok gue kesini lagi," Filo melambaikan tangannya kepada sekelompok teman laki-lakinya itu.

Angin sepoi-sepoi membuat rambut kedua gadis itu melayang. (Y/N) memejamkan matanya, menikmati angin yang sejuk itu. Sementara Filo masih mengayuh sepedanya sambil membonceng (Y/N), fokus melihat ke depan. Takutnya ada anak kura-kura lewat gitu, kan.

PRANG! Suara kaca pecah terdengar jelas di telinga dua gadis itu. Mereka berdua reflek tersentak kaget dan menoleh ke sumber suara. Filo menghentikan sepedanya, menengok kanan kiri.

"Ah, dari situ!" (Y/N) menunjuk sebuah rumah yang terdapat 7 anak kecil laki-laki di depannya, "Kayaknya itu tadi suara kaca jendela pecah deh," ujar (Y/N) namun mata coklatnya membulat ketika tahu siapa yang keluar dari pintu rumah itu.

Seorang laki-laki memakai topi, jaket, dan celana hitam dan lengan jaketnya berwarna merah cerah neon bercampur dengan pola kilat merah yang berkilauan dengan lambang petir putih. Iris matanya dan ritsleting jaketnya juga berwarna merah.

"Halilintar?? Hahh??!" (Y/N) melongo, tapi tambah melongo ketika mendengar nada suara Haliintar yang begitu ramah dan lembut kepada anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halilintar?? Hahh??!" (Y/N) melongo, tapi tambah melongo ketika mendengar nada suara Haliintar yang begitu ramah dan lembut kepada anak kecil. "Iya, nggak papa. Jaga bolanya baik-baik ya,"

"Oh my God! Halilintar soft banget kalo sama anak kecil!" (Y/N) menutup mulutnya sendiri ketika sadar pemuda itu melirik ke arahnya karena suaranya terlalu keras. "Kurang asem," Filo melayangkan jitakkan keras ke dahi (Y/N) sebelum cepat-cepat mengayuh sepedanya.

"Lo ngapain teriak di depan umum, bego?! Nggak cuman Hali doang yang liat tapi tetangga-tetangga gue juga!" omel Filo ketika mereka berdua sudah menjauh dari Halilintar. (Y/N) menatapnya datar, "Kan gue lagi excited liat suaranya Hali jadi kayak gitu," 

"Sinting!" Filo kembali mengayuh sepedanya yang sempat terhenti. Namun sepertinya dia tidak sadar di depannya ada turunan tajam.

"WAAAAAAAA! SEMPAK KUDA!"

✿✿✿

"AAARGHH! BANGKE! Gue 'kan udah bilang nggak mau kesini!!" Filo berteriak keras, kesal pada gadis muda dengan rambut hitam panjang yang mencapai lutut dan mata merah. Dia memakai tank top gelap tanpa lengan dengan kerah putih dan dasi merah, dia juga memakai sabuk merah yang memiliki penutup rok samping merah di atas rok lipit hitam. Memakainya dengan kaus kaki hitam panjang dan sepatu hitam. Dia juga memakai sarung tangan merah dan sarung tangan hitam.

 Dia juga memakai sarung tangan merah dan sarung tangan hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shut up, moron. Suara lo ngerusak telinga gue tau nggak?!" 

Bersambung ..



Thunderstrom, Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang