H O L D • O N || Prolog

2.1K 193 50
                                    

Seseorang pernah berkata padaku, jika menikah nanti, pastikan kau menikah dengan seseorang yang membuatmu tersenyum ketika kau dalam keadaan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang pernah berkata padaku, jika menikah nanti, pastikan kau menikah dengan seseorang yang membuatmu tersenyum ketika kau dalam keadaan marah.

Aku sudah menemukan pria seperti itu, sampai aku merasa menjadi seorang wanita yang paling beruntung di dunia ini. Kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun, dan berencana menikah saat usiaku menginjak 28 tahun.

Namun, rencana tetaplah rencana, yang memutuskan terealisasi atau tidaknya itu hanyalah Tuhan. Aku harus menelan pahitnya kekecewaan dan rasa kehilangan paling menyakitkan, ketika aku harus menerima kenyataan, jika orang yang paling aku cintai harus pergi untuk selamanya.
"Kau memang ditakdirkan untuk menjadi milikku, Seohyun."

Aku masih mengingat suara bariton pria itu berbisik di telingaku, pada saat pemakaman Yonghwa. Pria gila yang paling aku benci. Pria yang sialnya, malah berakhir menjadi suamiku. Padahal, aku tidak pernah menginginkan kehadirannya sedikit pun.

Dia itu, sumber bencana dalam hidupku.

Aku membencinya, dan akan selalu begitu.

"Haruskah aku menikah dengannya dalam waktu dekat? Appa, aku masih berduka karena kehilangan Yonghwa, dan kalaupun aku sudah bisa bangkit dari keterpurukanku, aku belum ingin menikah!" ucapku, tak habis pikir dengan Appa yang memaksaku untuk menik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haruskah aku menikah dengannya dalam waktu dekat? Appa, aku masih berduka karena kehilangan Yonghwa, dan kalaupun aku sudah bisa bangkit dari keterpurukanku, aku belum ingin menikah!" ucapku, tak habis pikir dengan Appa yang memaksaku untuk menikah dengan pria itu. Cho Kyu Hyun, seorang pria kaku yang nyaris seperti robot.

"Seohyun, ini semua demi kebaikanmu. Berita kematian Yonghwa banyak dikaitkan denganmu, apa kau tidak tahu jika kau terlibat skandal saat ini, hah?!"

Aku mengerjapkan mataku, apa maksud Appa? Aku tidak mengerti. Aku belum melihat berita terbaru, sehingga aku tidak tahu apa-apa. Selama tiga hari ini, aku mengurung diri di kamar, mematikan ponselku, dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun.
"Hanya Cho Kyu Hyun yang bisa membersihkanmu dari skandal itu, Seohyun. Kau tidak tahu kan, seberapa berpengaruhnya dia? Masalah besar seperti itu, akan terlihat kecil di matanya," kata Appa, sambil memegang kedua bahuku.

"Kau putri Appa satu-satunya, Seohyun. Appa tidak akan menyerahkanmu pada orang yang tidak tepat."

Aku tidak bisa berkata apa pun lagi saat ini. Rasa marah, kesal, sedih, kecewa, memenuhi hatiku saat ini. Tak ada lagi air mata yang keluar dari pelupuk mataku, aku rasa air mataku sudah terkuras habis menangisi kepergian Yonghwa.

Hold On ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang