part 2

0 0 0
                                    

“Ano.. ”
“Hmmm?”
“Ano cape yaahh?”
“Lumayan.. ”
“Mau Eva pijit?”
“Gausah,  mau peluk aja.  nanti capenya juga ilang”

Eva-pun mendekatkan diri kepada Ano,  menyusup dari bawah tangan besar milik Ano lalu mengalungkan tangannya dileher Ano. melakukan kegiatan kesukaannya yang kadang membuat Ano sebal. 

Eva suka sekali menjilati telinga Ano,
“Eva, stop it!” tetapi Eva masih melakukannya,  jujur ia merindukan telinga Ano.

“Eva kamu denger gasih?! berhenti atau kamu bisa membangunkan-nya”

“biar saja dia bangun” jawab Eva enteng. entahlah, setan apa yang memasuki Eva malam ini.

Ano mengeluarkan smirk miliknya, “kamu duluan yang mulai,  jangan salahkan aku jika aku hilang kendali”

“ya ya ya, terserah Ano”

“benarkah? aku boleh memasukannya malam ini?” mata Ano berbinar-binar mendengar kata terserah dari Eva.

“tidak” jawab Eva singkat, padat, dan jelas.

“aaaaa kenapaaa.. ” rengek Ano sok imut.  “aku selalu ingin melakukan itu denganmu Eva.. ” lanjutnya

“tidak. jika ingin melakukannya, lakukan saja dengan istrimu” Eva menyudahi kegiatannya dan menjauh dari Ano beberapa senti.

“apasih. siapa juga yang mau ngelakuin itu sama dia” ucap Ano kesal dan ikut menjauhkan diri dari Eva.

Jadi sekarang mereka sedang bertolak belakang dan menyisihkan beberapa jarak diantara mereka. Eva sibuk dengan Anime yang sedang ia tonton, dan Ano sibuk dengan Game-nya.

Apakah mereka benar-benar manusia berusia 23 dan 24 tahun? sungguh ketika bertengkar mereka masih seperti remaja SMA

Entah apa yang mengganggu pikiran Ano ketika bermain Game,  ia sungguh tak bisa fokus.  Sedikit melirik kebelakang Eva tengah asik dengan Anime yang telah ia tonton dari beberapa tahun lalu, benar tidak pernah selesai - selesai episode anime itu.

Ano-pun meletakkan handphone miliknya sedikit kasar dikasur, menarik tubuh Eva dan mendekapnya tiba-tiba “udaaah jangan diem-dieman dong selagi aku disini”

“oh iya.  setelah ini kan kamu bakalan jarang kesini, istri kamu nomor satu yakan”

“apasih. jangan bikin kesel lagi deh ah, yang nomor satu itu pekerjaan aku.  setiap pulang kerja nanti juga aku dateng kesini”

“nye nye nye nye” cibir Eva

Ano yang gemas melihat mulut Eva yang sering sekali begitu ketika kalah debat,  langsung mencubit bibir Eva.

Eva tak mau kalah,  lalu ia-pun menyogok ketiak Ano,  Ano yang refleks-pun langsung melepakan tangannya dari mulut Eva.

Mereka terus-terusan menyerang satu sama lain,  hingga akhirnya perkelahian mereka diakhiri dengan tawa yang renyah

“Aku kangen pas dulu kita masih SMA, kita sering kali bertengkar atas hal-hal yang seharusnya tak dipermasalahkan” ucap Eva mengawali flashback mereka.

“nggak sadar ya,  ternyata sudah selama itu kita bersama” ucap Ano memandangi langit-langit kost-an Eva.

“sayang sekali harus berakhir seperti ini ya Ano, haha” jawab Eva dengan rasa sesak di dadanya ketika mengingat Ano bukan lagi miliknya.

“heii.. siapa bilang ini akhir? bukan kah kita baru saja memulai awal rintangan baru kita? kamu ngga inget dari dulu kita selalu menghadapi kesulitan bersama-sama hingga kita selesaikan kesulitan itu?” ucap Ano menghibur Eva

Eva tersenyum mendengar jawaban Ano, sembari menteskan air matanya sedikit demi sedikit.

“aku jahat ya? kenapa aku berperan menjadi orang jahat disini? apa salah Amanda kepadaku? kenapa kulakukan ini padanya?” pertanyaan Eva dalam hati,  mungkin hari-hari setelah ini Eva akan dihantui pertanyaan itu.

“Ano..  kamu ngga pulang?” tanya Eva menyudahi pembahasannya

“Rumahku disini. ” jawab Ano menyebut diri Eva adalah rumahnya.

“Jangan gitu ah. udah malem sana pulang, besok kan bisa kesini lagi?” bujuk Eva agar Ano pulang kepada istrinya

“Yasudah, tapi besok aku pulang kerja kesini yaaa?”

“Iya Ano sayaaangggg”

Ano-pun segera merapikan pakaiannya dan memasukan handphone-nya kedalam saku celana.

“Ano.. ”
“Apa Eva?”
“menunduk”
“hah apa?”
“sini kamu turunin badan kamu sebentar, aku ngga sampai” Ano-pun menuruti kemauan Eva
“ada apas–” ucap Ano terpotong karena bibirnya telah ditampol dengan bibir Eva. Eva mencium Ano cukup intens, melumatnya dengan sungguh-sungguh seperti hari esok tidak bisa lagi berciuman. Ano yang terbawa suasana akhirnya mengikuti alur Eva.  selang beberapa menit Eva menyudahi ciumannya bersama Ano

“kamu kenapa?” tanya Ano yang bingung dicium tiba tiba

“gapapa, pengen aja hehe” jawab Eva dengan cengengesan

“yasudah, aku pulang dulu ya Eva”

“Iya Ano,  hati-hati ya.”

“ehh Anooooo.. ” cegah Eva

“ada apa? apakah ada yang ketinggalan? ”

“tidak.”

“lalu?”

“i love you,  Ano” jantung Eva tidak bisa berhenti berdetak kencang, pipinya merah menahan malu, dan kupu-kupu diperutnya mulai singgah setelah sekian lama tak pernah mampir.

Padahal dirinya telah lama bersama Ano, namun jarang sekali memang mengatakan hal-hal manis. Awalnya Eva adalah orang yang cukup romantis, mungkin karena terbiasa bersama Ano yang dingin jadi malah ikut-ikutan Ano. Soalnya, dulu Ano selalu risih ketika mendengar Eva mengucapkan hal-hal seperti itu, makanya Eva lebih memilih untuk tidak pernah mengucapkannya lagi.

“iya, aku pulang dulu ya” Ano tak menjawab ucapan 'i love you' milik Eva. ah sudahlah, sudah kesekian kalinya Ano seperti ini. jadi ya,  Eva sudah terbiasa

Ocean on Earth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang