Prolog

19 13 12
                                    

'Festival SMA Nasional' tulisan besar di banner yang terpasang di depan gerbang SMA National memikat pandangan para pengguna jalan. Setiap satu tahun sekali, SMA ini rutin mengadakan lomba-lomba antar siswa dari beberapa provinsi.

Banyak siswa dan siswi berlomba-lomba untuk mengikuti kegiatan lomba di SMA International. Sertifikat yang diberikan juga mempunyai peran lumayan besar untuk mendaftar ke berbagai institusi pendidikan.

Terutama pemenang dalam lomba-lomba yang di sediakan mendapatkan posisi khusus di dalam daftar siswa yang akan mendapatkan undangan masuk ke SMA International.

Festival akan berlangsung selama seminggu. Termasuk dalam pengumuman serta hiburan.

"Ayo bisa! Ayo bisa!"

"Woooooo!!!"

Sorak sorai tim supporter basket tidak padam walaupun panas menyengat badan. Sedangkan untuk perlombaan yang menggunakan otak akan di adakan keesokan harinya.

Kali ini jadwal untuk olahraga, tim basket yang menjadi idola sepak bola, dan Voli. Pihak penyelenggara tidak membatasi pengunjung yang datang.

Namun pengunjung diluar sekolah yang akan mengikuti perlombaan dilarang untuk memasuki sekolah.

"Permisi mbak ada yang bisa saya bantu?"

Tanya satpam yang sedang berjaga di pos kepada seorang gadis berkacamata. Gadis berkepanh satu, poni rata menutupi dahinya. Basah karena peluh keringat memakai topi hitam.

Gadis itu hanya menatap bapak satpam dengan tatapan datar. Merasa terintimidasi pak satpam melihat anak itu dari atas sampai bawah.

Hingga pandangannya tertuju pada pin logo sekolah menengah swasta pertama yang lumayan terkenal.

"Ohh dari SMP Tunas Muda? Silahkan dek masuk aja," Ujar pak satpam. Gadis itu tetap diam dan melanjutkan langkahnya.

Menelusuri lorong-lorong sekolah terkenal ini. Berjalan santai, walaupun riuh sorakan tidak membuatnya luluh. Berjalan bagai es.

Beberapa pasang mata memandang gadis itu lama, memandang seolah-olah pertama kali melihat gadis berkulit putih.

"Diko Diko Diko ayo Diii... "

"Woooowwww... "

"Mantabbb Diko nyetak point!!!"

Teriak seorang anak laki-laki berlari membelah kerumunan di depan gadis itu.

Bruk... "Sorry" Ucap lelaki itu, menabrak pundak gadis tadi, hapenya terjatuh. Kembali memasang earphones, berusaha mengambil hapenya yang terjatuh.

"Memang tidak bertanggungjawab, kau baik-baik saja?"
Ujar seorang gadis berambut kecoklatan.

"Iya," Jawabnya

"Oh namaku Kinar, dari Bogor kalau kamu?" Menyerahkan hape.

"Zezey, dari Jawa. Btw makasih," Sahut gadis itu, meraih kembali hapenya.

Berjalan menjauh, Kinar mencoba mengejar Zezey. Tapi seperti biasa, tidak ada tanggapan. Perbedaan mereka cukup kontras.

Kinar memiliki kulit kuning langsat yang indah, rambutnya sedikit cokelat bergelombang. Poni datar seperti Zezey menutupi dahinya.

Rambutnya dibiarkan terurai, memakai bandana hijau pastel.

"Aku ingin sendiri," Ucap Zezey, merasa risih dengan Kinar.

"O- oke"

'Mengganggu saja,' batin Zezey. Berjalan menjauh.

DREAMER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang