Warisan Saputra

19 4 0
                                    

15 Juni 1977

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Tempat di mana banyak orang sakit dirawat, berbagai kehidupan dan kematian terdapat seluruhnya di dalamnya. Banyak sekali wanita yang melahirkan di ruang persalinan, namun, ada satu kejadian yang paling menarik di situ. Eva Oktaviani, berjuang untuk menghadirkan buah hatinya ke dunia ini, dibantu oleh Andreas Saputra, seorang pengusaha terkenal saat itu sekaligus leluhur Saputra.

Setelah wanita itu berjuang dalam hidup dan mati, akhirnya tangisan itu terdengar di ruang persalinan. Iya, sepasang kembar laki-laki yang akan menjadi anaknya Andreas dan Eva.

----------------

Eva dibawa ke ruang pemulihan sehabis melahirkan anaknya, sedangkan Andreas menunggu hasil persalinan dan juga sudah menantikan momen menamai anak-anaknya.

Waktu yang dinanti telah tiba, seorang perawat telah membawakan bayi kembar itu kepada Eva dan Andreas.

"Lucu sekali anak kita ya, pa. Kita sudah merencanakan nama anak kita kan sebelumnya?" Eva tertawa kecil kepada kekasihnya tersayang.

"Tapi… kita baru merencanakan satu nama, sedangkan kamu baru saja melahirkan anak kembar, dan bahkan aku tidak menyangka akan hal itu. Baiknya dikasih nama apa ya untuk adiknya?"
"Hm... bagaimana kalau Vergian? Tapi… nama yang diawali huruf V selain itu apa ya?"
"Bukankah Vergian itu untuk kakaknya? Bagaimana kalau adiknya kita beri nama Vano?"
"Tidak bisa, pa. Adikku sudah merencanakan nama Vano saat dia masih hamil, dan dia sudah melahirkan saat tanggal 1 Mei lalu." Eva menceritakan tentang adik kembarnya yang sudah melahirkan anak juga, Tiara Oktaviani.
"Hm… Cahaya Saputra. Kita akan memberikan nama yang berbeda sekali antara satu sama lain. Sudah banyak orang yang menamai kembarannya hanya beda satu huruf. Vergian dan Cahaya. Nama yang bagus, bukan?"
"Uh… tapi, Cahaya saat remaja nanti bakalan dipanggil Cahyo. Biasanya orang hanya akan memanggil Cahaya kepada anak perempuan, sedangkan untuk laki-laki, mereka akan memanggilnya Cahyo"
Andreas hanya bisa terpukau saat istrinya mempunyai wawasan yang cukup luas mengenai nama-nama bayi, dan Eva masih bisa membicarakan hal itu saat dia masih harus pemulihan.
"Baiklah… Vergian Saputra, Cahyo Saputra, selamat datang di dunia ini, anak-anakku!" Andreas membisikkan kalimat itu sebagai rasa syukur karena telah diberikan anak kembar di dunia ini.

Bayi pertama itu melihatnya kebingungan saat mendengar namanya baru saja disebut.
"Oe?"
Namun, hal itu tidak berlangsung lama dan dikagetkan oleh tangisan bayi kedua.
"Oeeeeeeeeee!"
Eva langsung menenangkan kedua anaknya yang sedang menangis dengan lembut.

Hari ini, 15 Juni 1977, momen tertoreh dalam sejarah hidupnya, kelahiran kembaran Saputra.
Vergian sebagai kakak kembar;
Cahyo sebagai adik kembar.

Akankah mereka berdua mampu menopang beban kehidupan sebagai pewaris tahta Saputra?

Mungkin Iblis Pun Menangis (Devil May Cry Indonesia AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang