Masa Kecil Vergian dan Cahyo

24 4 1
                                    

10 Maret 1985

Percikan air sungai datang dari tangan Cahyo, siap menyemburkan muka Vergian yang kotor akibat lumpur di tangannya. Sudah 2 bulan semenjak mereka gemar bermain di sungai belakang sawah yang dijadikan lokasi main teman-temannya.

"Rasakan ini! Hiiiya!"
"Idiiih! Nyembur tauuuu! Gak suka!"
"Ayo kita berenang!"
"Enggak ah! Kamu aja!"
"Huuuuh! Ayo main lagiiiii!"
"Gak mauuu!"

Cahyo, anak yang selalu terlihat cerah ini tidak bisa tinggal diam melihat keseharian Vergian yang diam saja di rumah, ia selalu membujuk Vergian untuk keluar bermain bersama. Jika Vergian menolak, Cahyo akan dengan paksa harus menyeret Vergian keluar, walau sebagai hasilnya kedua saudara ini harus bertengkar karena tingkah Cahyo ini. Namun, tak peduli seberapa sering mereka bertengkar, pada akhirnya mereka akan tetap saling memaafkan.

Di kehidupan mereka yang sekarang berada di Indonesia, akhirnya mereka bisa merasakan apa itu masa kecil yang bahagia, bila dibandingkan dengan masa kecil mereka di kehidupan sebelumnya yang harus merasakan depresi akibat ditinggal mama Eva untuk selama-lamanya akibat kebakaran yang melanda rumahnya.

Waktu menunjukkan pukul 17.30, sudah mendekati Maghrib, mama Eva menyuruh kedua anak kembarnya untuk segera pulang, namun layaknya anak kecil yang masih ingin bermain, Cahyo dan Vergian tidak mau pulang.

"Cahyoooo! Vergiaaaaaan! Ayo pulang, nak! Sudah Maghrib!"
"Gak mau! Masih seru nih!"
"Iya nih ma! Airnya masih segar ini kok!"
"Oh jadi begitu? Pulang atau mama siram pakai air gayung! Mana anak mama belum pada mandi lagi!"
"AAAAAAAAAAAAA MAMAAAAA! IYA IYA KAMI PULAANG!"

Kakak adik itu langsung meninggalkan sungai itu dengan terburu-buru, sementara Vergian masih menahan rasa kesal.

"Cahyo sih! Kan aku juga jadi dimarahi mama!"
"Loh kok jadi aku sih!?"
"Lagian aku juga maunya baca buku di rumah! Kenapa kamu sering banget mengajakku ke sungai!?"
"Ya soalnya airnya segar ya!"
"Ya ya terserah Cahyo saja lah…"

Setelah mandi, Vergian langsung menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang sembari mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya

"Huuuuh! Kenapa setiap kali Cahyo berulah, selalu aku yang kena!? Mentang-mentang aku kakaknya! Aku juga pengen iseng kayak Cahyo juga tanpa dimarahi mama! Huuuuh!"

Sudah tak tahan lagi dengan sikap adiknya, Vergian membenamkan kepalanya ke bantal kesayangannya dan mencoba untuk berteriak, namun hasilnya samar-samar.

Dari balik kamarnya, terdengar suara Cahyo yang mencoba meminta maaf namun hasilnya nihil.

“Kakaaaaak!”
“Kakaaaaaaaaaaak!”

Acap kali sering dibuat terganggu oleh tingkah adiknya, Vergian tidak memperdulikan sumber suara itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, makan malam sudah disiapkan oleh mama Eva.

"Vergian! Cahyo! Mama sudah masakin tumis kangkung kesukaan kalian nih! Ayo makan dulu!"
"WAAAAAAAAA ASYIIIIIIK"

Cahyo, yang mulai merasa tidak enak karena sudah bertengkar dengan kakaknya, memulai inisiatif untuk mengulurkan tangannya sebagai permintaan maaf.

"Kakak… maafin Cahyo ya…"
"Iya gak apa-apa"
"Udah udah, ayo makan dulu"
"Iyeeeeeey"

Walaupun masa kecil mereka diwarnai oleh pertengkaran kecil, namun mereka tahu, mereka masih sayang satu sama lain layaknya kakak beradik.

"Gimana tumis kangkung buatan mama? Enak kan?"
"Enak banget! Terimakasih, ma!"
"Udah ya...Cahyo kalau gak usil sama Vergian, mama bakalan kasih cokelat deh…"
"WAH! COKELAT! AKU MAU JUGA!"
"Kalau begitu jangan berantem lagi ya di hadapan mama…"
"Iya ma!"

Vergian, yang sudah tidak sabar ingin membaca komik, langsung mengajak adiknya ke kamarnya.

"Eh eh, aku udah beli komik terbaru loh!"
"Mau lihat dong!"
"Ssssh jangan keras-keras, entar ketahuan mama!"
"Oh iya, masa guru MTK aku galak banget, kak"
"Tau ya, padahal kan kita pengennya main, jangan belajar terus"
"Iya nih! Aku kan maunya main pesawat kertas!"
"Entar kalau kamu mau protes, kakak bantuin deh"
"Yeeeey"

Dalam diam, Vergian bersyukur, karena mama Eva diberi kesempatan untuk hidup lebih lama dan juga melihat adiknya bahagia penuh canda tawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mungkin Iblis Pun Menangis (Devil May Cry Indonesia AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang