[four]

18 4 8
                                    

Statusku dan kamu memang sudah berbeda, namun rasa ini akan tetap sama.


________________________________
_____________________________________

Uni dan Salma mendapat kabar tentang Putra yang mengalami kecelakaan sekitar pukul 19.45 .

Uni syok, sedangkan Salma langsung menuju rumah Uni, rencananya Salma akan menginap dirumah Uni untuk menemaninya, Salma tau Uni pasti sedih.

Salma memeluk erat Uni yang sedang menangis sesenggukan, tidak menyangka akan seperti ini, Uni juga selalu berkata kenapa dia tidak pulang bersama Putra tadi.

"maa Putra maa, ama ayo kerumah sakitnya hiks.." itu yang dari tadi dikatakan Uni, Salma bingung ingin membawa Uni kerumah sakit atau besok saja, akhirnya Salma mengajak Uni untuk bersiap dan menuju rumah sakit.

Sebelum itu Salma menanyakan dimana Putra dirawat kepada teman-teman Putra.

Setelah tau Salma langsung bergegas kesana bersama Uni menggunakan gocar.

Diperjalanan Uni diam, seseorang yang selalu ceria dan tersenyum sekarang hanya diam tanpa senyumannya.

"ma, Putra gapapa kan? Gue masih sayang sama dia, gue gamau dia kenapa-kenapa ma,"

Uni terus bertanya seperti itu, Salma bingung harus menjawab apa, tapi dia menyakinkan sahabatnya bahwa Putra tidak apa-apa.

________________________________
_____________________________________

Sampai dirumah sakit Uni dan Salma langsung berlari kecil ke resepsionis, Salma menanyakan dimana ruangan Putra setelah tau mereka langsung cepat-cepat ke ruangan Putra.

Disana ada teman-teman Putra dan adiknya, namun ada satu gadis yang menunggu didepan pintu ruangan Putra, Uni sempat meliriknya dan mengkerutkan alisnya, namun setelahnya ia hiraukan.

"kata dokter buat sementara tadi dia kuat nahan semua, lo tenang aja nii," ucap salah satu teman Putra.

Uni membuang nafasnya kasar, dia tidak bisa tenang.

"Uni duduk dulu sini," titah Salma pada Uni.

Bukan Uni jika tidak keras kepala, terkadang Uni akan menjadi seseorang yang sangat keras kepala.

Sudah 20 menit Uni menunggu, namun dokter tak kunjung keluar, dia khawatir, pikirannya tak bisa tenang.

"Ama..." panggil Uni tiba-tiba.

"iya Nii kenapa? Duduk dulu sini jangan berdiri mondar mandir terus Uni," jawab Salma.

Setelah Salma menjawab, Uni hanya menggeleng dan tak berkata lagi, padahal sebelumnya Uni memanggil Salma.

Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan, Uni dan yang lain langsung menghampiri dokter dan menanyakan keadaan Putra.

Putra baik-baik saja, kondisinya juga sudah mendingan, itu yang dinyatakan dokter untuk saat ini. Kata dokter hanya boleh 2 orang yang masuk. Akhirnya Uni dan adik dari Putra masuk.

Tidak, Uni tidak bisa melihat Putra seperti ini, batinnya meringis, namun senyumnya tetap terukir dihadapan orang yang pernah mengisi hatinya.

Uni melihat Putra intens, pikirannya saat ini adalah Uni ingin Putra cepat sembuh.

"Putra.." ucap Uni sambil meraih tangannya.

Sedangkan Aurel, adik dari Putra hanya bisa diam dan menahan tangisnya didalam ruangan tersebut.

Uni langsung memeluk Aurel, dia tau perasaan Aurel, Uni tau Aurel sedih. Uni dan Aurel terbilang sangat dekat, karena memang dulu setiap dirinya dan Putra jalan, Aurel pasti akan ikut untuk menganggu.

"kak, abang kak hiks..." ucapnya sambil menutup rapat mulutnya dengan kedua tangannya agar tangisnya tidak pecah.

"ssttt.. Aurel tau kan bang Putra anaknya kuat banget, kak Uni juga tau kok bang Putra pasti kuat, kita berdoa buat dia oke? Sekarang kita keluar dulu, biarin abang istirahat dulu," ucap Uni menuntun Aurel ke pintu keluar.

Saat hendak benar-benar ingin keluar dari ruangan itu, Uni berhenti dan berbalik menatap Putra, ia tersenyum dan berkata.

"aku sayang banget sama kamu, kamu udh pernah bilang ga bakal ninggalin aku, aku harap kamu bisa nepatin itu,"

Itu yang ia ucapkan, setalah itu ia langsung keluar dan memeluk Salma, ia menumpah tangisnya dibahu Salma.

Putra hanya sekedar mantan dan temannya, namun Uni sangat menganggap Putra berharga. Ia sangat sayang padanya.

21.28

Sudah larut malam, mereka masih setia duduk didepan ruangan itu.

"kakak pulang aja gapapa, udh malem juga kak," ucap Aurel pada gadis yang daritadi hanya berdiri dan memainkan ponselny didepan pintu.

Tanpa ba bi bu gadis itu pergi.

"Jefran," panggil Uni pada jefran, salah satu teman Putra.

"gue tau lo mau nanya siapa cewe itu Ni," memang Jefran ini seseorang yang sangat peka, dirinya dekat dengan Putra pun juga karena sedikit bantuan dari jefran.

"dia Aruna, dia dijodohin sama Putra," sambung Jefran yang membuat Uni menganga.

"se-serius?"

"udh lama sebenernya, tapi Putra selalu nolak keputusan mamanya," jawab Jefran.

Kaget, takut, gelisah, itu yang dirasakan Uni, tidak mungkin ia rela melihat Putra dengan yang lain, tapi apa kata takdir, jalannya sudah beda.

Pagi datang, hari ini memang sengaja Uni dan Salma tidak ingin sekolah, namun karena ibu Salma kurang setuju jika harus membolos, akhirnya hanya Uni yang membolos, Aurel pun harus sekolah karena dia ada ulangan harian.

Hanya Uni yang menemani Putra, saat jam istirahat sekolah teman-teman Putra menyempatkan kerumah sakit.

Uni? Dia sedang tertidur disamping Putra, sejak shubuh tadi dokter sudah mengijinkan seseorang untuk masuk menemani.

"gila Putra beruntung banget dapet yang kaya modelan Uni," ucap sahabat Putra yang sudah sampai dan melihat Uni menemani sahabatnya itu sampai tertidur.

"asal lo tau aja, dia nungguin Putra dari malem sampe ga tidur njing,"  saut Jefran.

Tiba-tiba tanpa disadari Putra bangun, melihat sekitar dan terkejut, sontak itu membuat teman-teman Putra juga kaget, Uni? Dia masih bergelut manja dengan mimpinya.

"Uni?" kata pertama yang di lontarkan Putra saat melihat Uni yang terlelap diatas tangan kanannya

"lo gapapa bro? Mau gue panggilin dokter dulu?" ucap Jefran.

"ga, gausah Jef," jawab Putra sambil mengusap kepala Uni.

"dia kenapa tidur disini?" sambung Putra.

"dia dari dapet kabar lo kecelakaan, dari malem sampe sekarang bener-bener gamau pulang, bahkan kemarin juga dia ga tidur, dia bener-bener khawatir sama lo," jawab Jefran yang membuat Putra tersenyum, entah kenapa namun hatinya bahagia melihat orang yang sangat di cintainya benar-benar merasa khawatir.

Satu jam sudah Putra mengobrol dan memandangi wajah gadis yang benar-benar ia sayang, tadi dokter juga sudah mengecek keadaan Putra, sudah jauh lebih baik.

"eunghh..." Uni duduk dan mengusap matanya, pandangannya langsung kearah Putra, terkejut? Sangat pastinya.

"Putra!" rasa kantuknya sudah hilang entah kemana, ia langsung berdiri dan memeluk Putra tanpa memedulikan sekitar ada siapa.

Akhirnya semua berkumpul, Salma, Aurel, dan teman-teman Putra pastinya, keadaan Putra sudah sedikit pulih, walau kakinya memang harus diperban, karena ada tulang yang patah akibat terpental.















ga nyangka yakan yaaa , Putra ga is dead ternyata :)

ayooo dong ikutin terus , maaf jarang banget update hehe , sibuk banget sama tugas" wkwk

- 12 Juni 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you or me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang