Final

378 30 3
                                    

Hari sudah senja ketika dua sejoli—Conan dan Haibara—itu berhenti melangkah. Conan memutuskan untuk mengambil jatah istirahat karena mereka berdua sudah berjalan cukup lama di dalam hutan.

Haibara sendiri langsung mencari tempat yang sekiranya aman untuk diduduki. Ia tidak menolak rencana Conan. Meski wajahnya terlihat tenang, ada kilatan lelah di dalam mata gadis itu.

Conan sendiri masih sibuk memperhatikan ponsel, lebih tepatnya memperhatikan peta digital yang terlihat di layar ponsel yang ia bawa. Ia menggerak-gerakkan peta ke beberapa arah, sesekali ia besarkan gambar peta tersebut.

Merasa sudah puas melakukan itu, baru setelahnya Conan beralih menatap Haibara sambil memasukkan ponsel ke dalam saku celana.

"Aku tahu ini perjalanan yang melelahkan, tapi waktu istirahat kita tidak akan lama," ucap Conan dengan suara pelan.

Haibara yang semula sedang bersandar di salah satu pohon sambil memejamkan mata segera beralih menatap Conan, "Tidak masalah, aku tahu perjalanan kita masih jauh."

Ekspresi lega segera terpasang di wajah Conan. Seakan sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, pemuda itu berjalan mencari tempat yang sekiranya bisa dijadikan tempat istirahat. Ia pun memilih duduk tak jauh dari Haibara.

"Bagimana selanjutnya?" tanya Haibara setelah ada jeda keheningan.

Conan memulai penjelasannya dengan menghela nafas berat, "Aku masih belum yakin 100%, tapi aku punya rencana yang presentase keberhasilannya cukup tinggi."

Dahi Haibara terlihat berkerut setelah mendengar jawaban Conan. Seakan ia tidak menyangka bahwa pemuda yang selama ini selalu memiliki segudang ide untuk menyelesaikan masalah malah terlihat sedang menghadapi jalan buntu.

"Kita sedang menghadapi mafia yang memiliki rekan di banyak tempat. Untuk bisa menjatuhkan mereka pastinya kita harus menyingkirkan para petinggi mafia itu—yang sekiranya memiliki kemungkinan untuk jadi bos selanjutnya. Kita tidak mungkin bisa tenang hanya dengan menangkap bos organisasi hitam saja."

Haibara kembali menyandarkan kepalanya di pohon. Ia sedikit mendongkak, memperhatikan daun-daun pohon yang memantulkan cahaya kuning dari mentari senja. Puas melakukan itu, kembali ia pejamkan matanya.

"Kamu sudah tahu siapa bos organisasi hitam?" tanya Haibara dengan suara tenang.

Pandangan Conan langsung tertuju pada rekannya itu. Ia terdiam sambil terus memperhatikan si gadis berambut coklat, menekuni ekspresi tenang yang terpasang di wajah gadis itu.

"Tidak perlu mencari tahu jawabannya sekarang," ucap Conan sambil mengalihkan pandangan dari Haibara, "kita akan tahu itu nanti setelah rencana ini berhasil."

Senyum kecil terukir di bibir Haibara. Gadis itu pun mendengus geli seakan ia tidak menyangka bahwa Conan akan memberinya jawaban itu. Jawaban yang tidak ilmiah sama sekali, seakan tidak pantas untuk diucapkan oleh pemuda yang dikenal sebagai detektif SMA itu.

"Kamu pasti sudah lelah, Kudo-kun," gumam Haibara dengan suara menggoda, "sepertinya kamu butuh liburan. Ke Amerika pasti menyenangkan."

Ekspresi bosan segera terpasang di wajah Conan, "Bukan waktunya untuk bercanda, Haibara. Kita harus fokus mulai sekarang."

Kelopak mata Haibara perlahan terbuka. Ia beralih menatap Conan yang sedang menatapnya dengan pandangan bosan. Gadis berambut coklat itu kembali mendengus geli sembari beranjak berdiri.

"Ku pikir kamu sudah paham dengan diriku, Kudo-kun. Aku ini tipe orang yang sangat serius kapanpun dimanapun," Haibara berjalan mendekati Conan, "sudah cukup bukan istirahatnya? Kita harus segera bergerak."

Juu Nen GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang