3. Awalan

387 70 28
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kakak kapan kita akan pulang?"

"Bentar lagi ya, em....kita main itu dulu yuk"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Hari sudah semakin sore dan Mei masih belum ketemu. Komori sudah mencari keberbagai tempat tapi tidak ada hasilnya.

Kemana? Dia harus kemana lagu untuk mencari putrinya.....

Komori takut Mei kesasar atau bagaimana, apalagi dia belum makan, komori tidak sempat memberinya bekal tadi.

"Papa macam apa aku ini, tidak becus sama sekali....." gerutu Komori pada dirinya sendiri

Dia terus memaki diri sendiri, menyalahkan dirinya atas semua ini. Tidak berguna, bisa2 nya aku lupa dengan putriku sendiri, pikir komori

Kadang hal itu membuat orang terheran heran. Kenapa? Karna bagi sebagian orang yg sudah tahu kalau Mei bukan putri kandung komori merasa kasihan padanya. Dia bukan putri kandung komori, dia hanya bayi yg di buang oleh orang tuanya dan sialnya dia malah dibuang pada Komori.

Banyak yg beranggapan begitu, tapi komori tidak peduli dengan itu. Mei putriku, tidak usah ikut campur, jawabnya.

Tidak hanya orang luar atau teman2 nya. Keluarga nya saja banyak yg menentang keputusan komori, bahkan sepupu nya, kiyoomi. Dia salah satu orang yg sangat menentang itu, bahkan sempat memaki Mei karna saking tidak sukanya.

Itu dulu, sekarang kiyoomi malah yg paling mendukung komori. Yah semua orang pasti akan sama seperti kiyoomi jika setiap kali bertemu komori dan Mei, mereka seperti ayah anak sungguhan. Apalagi dengan tingkah Mei yg menggemaskan, ditambah komori yg sangat pengertian, orang yg tidak sengaja lewat pasti akan mengira mereka adalah ayah dan anak sungguhan.

Kembali pada keadaan sekarang, dimana kokoro yg sudah sangat khawatir dan ketakutan. Iya dia tau dia harus positif thinking dulu, tapi keadaan tidak mendukung. Hari akan menjelang malam. Mei itu anak kecil, bahaya baginya berkeliaran malam2.

"Tunggu......"

Komori menghentikan mobilnya tepat di taman bermain di seberangnya.

Ada sesuatu yg tidak asing di sana.....

Komori bergegas turun dari mobil untuk memastikan nya.

Tas Mei. Benar, itu tasnya Mei.

"Mei.... Mei! Mei kamu di mana! Mei!" Teriak Komori mencari sang pemilik tas

Kalau tas nya ada di sini harusnya yg punya juga ada di sini. Tapi mana? Tamannya sudah sepi, tidak ada satupun anak di sana.

Komori mulai berfikiran buruk lagi.

"Tidak- aku harus mencarinya dulu, Mei-"

"Papa?"

Mendengar suara itu komori langsung menengok.

"Mei......"

Ah sepertinya tuhan masih menyayangi komori. Dia menemukan nya, Mei-

"Mei......Mei..... yokatta... hiks... yokatta..."

Terserah lah mau di bilang cengeng kek, apa kek, komori tidak munafik, dia benar2 takut dan khawatir sesuatu yg buruk terjadi pada putrinya itu. Dia takut. Tidak peduli orang mau ngomong apa pun.

"Eh- papa kok nangis?" Mei menghampiri komori, dia tidak tahu harus berbuat apa, dia menarik ujung baju Komori

"Papa.....?" Ucapnya

Komori berhenti menangis dan berjongkok memeluk Mei

"Maaf papa lupa menjemputmu tadi...." Ucapnya masih dengan sedikit terisak

Mei membalas pelukan komori sambil menenangkan papanya itu.

"Yosh2~, papa jangan nangis lagi, nanti gantengnya ilang loh" ucapnya

Komori terkekeh di sela isaknya

"Tapi tunggu" komori melepaskan pelukannya

"Kamu kok bisa sampe sini? Tau tempat ini dari mana? Dan kenapa kaku ke sini?" Sambung nya

"Satu2 nanyanya dong pa...."

"Jawab dulu, kamu ke sini jalan sendiri?"

Mei menggeleng dan menunjuk seseorang yg berada cukup jauh dengan mereka

Seorang gadis

"Aku di ajak sama kakak itu tadi, kakak sini!!!" Teriak Mei

"Kakak siapa......" Gumam komori

Gadis tadi berjalan pelan menghampiri mereka. Wajahnya tertutup masker, komori tidak bisa melihatnya. Dan juga pakaian macam apa itu? Kek penculik aja, serba hitam.

Mei berlari ke arah gadis itu dan menarik nya ke hadapan komori.

"Papa ini kak (name), kak (name) ini papaku" ucap Mei memperkenalkan mereka berdua

"O-oh.....namamu (name)" ucap komori

Gadis bernama (name) itu mengangguk

"Kau tadi menjaga Mei kan, makasih ya"

Lagi (name) menjawab dengan anggukan

"...."

"...."

"Papa sama kakak kok diem2 man aja sih" ucap Mei lagi

"Abisnya itu...."

"Go-gomen..... Mei....kakak malu..." Bisik (name) pada Mei

"He? Kenapa? Papa ramah kok, papa ajak ngobrol kakaknya dong"

"Heh- i-iya...... Kau, em... Umur berapa?"

"25....."

"Lah sama toh? Kuliah?"

(Name) menggeleng. Dia membuka maskernya, karna memang dia sudah pengap pake masker seperti itu.

Komori sedikit terkejut dengan itu. Terkejut karna ternyata, cantik juga.....

"Maaf ya aku mengajak putrimu main tanpa ijin.....abisnya tadi dia sendirian di pinggir jalan, gk tega....." Ucapnya

"O-oh.....ya... tidak pa2, justru makasih karna udah ngejaga Mei, hontouni arigatou!!! Aku hampir putus asa tadi, haha"

"Um, senang membantu"

(Name) ya.....

Ah.....komori ingin mengobrol sebentar lagi, tapi keadaan tidak mendukung. Mereka harus segera pulang.

Kalau boleh, dia ingin bertemu (name) lagi. Besok, lusa, dan seterusnya- gk mungkin.....

Sudahlah, berhenti berharap. Dan lagian mereka bertemu tanpa sengaja kan, lalu kenapa komori malah berharap sampai segitunya?

Siapa yg tahu, mungkin itu cinta?

Ahaha, tidak mungkin. Tidak ada cinta pandangan pertama, dan dalam waktu sesingkat itu. Mustahil kan












TBC

Vote nya 👈😷

Married [K. Motoya X Raeder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang