2

2.8K 262 19
                                    




Renjun dan haechan sudah sampai di sekolah menengah atas neo internasional seoul, di mana 40% siswa yang ada di sana berasal dari china dan 60% ya lagi dari korea dan dari luar korea

Mobil renjun sudah terparkir di perkarangan sekolah saat haechan ingin keluar renjun mencekal tangan haechan untuk duduk kembali

"Kenapa ?"

Renjun menepuk pahaya mengisaratkan haechan untuk duduk di sana

Haechanpun merangkak dan mendudukan bokongya di pahak renjun

Renjun mengendus perpotongan leher haechan yang seperti harum kayu manis dan kopi"kau ganti sabun sayang"

"Hmm iya ,kau tidak suka"

"Ganti sabun mu seperti yang lama aku tidak suka ini, seperti wangi kesukaan si sialan itu"
Sialan yang di maksud renjun itu jaemin

"Iya"
Haechan menundukan kepalaya sambi membuat pola absterak di dada renjun

"Haechan lihat aku"
Haechan mengangkat kepalaya dan tepat menatap netra kelam renjun ,di mana mata itu sama seperti dulu ,mata yang selalu mengikat diriya

"Kau sangat cantik"
Cup

"Hmm ren "
Setelah mengatakan itu renjun langsung melumut bibir merah haechan ,melumutya bagai heroin yang membuat candu

Setelah 5 menit dalam posisi seperti itu haechan menepuk bahu renjun menandakan jika dia telah kehabisan nafas " ahh ahh hh"

Renjun mengamati bagai mana bibir itu menghirup oksigen dengan rakus

"Haechan pulang sekolah nanti kau menginap di rumahku"
Haechan hanya menganggukkan kepalaya ,di tau apa maksud renjun menyuruhya datang ke rumah ,apa lagi jika bukan memuaskanya

"Ayo turun"
Mereka turun dari mobil menuju kelas ,renjun mengantar haechan menuju kelasya

Kelas renjun dan haechan itu beda, haechan kelas 3B sama dengan jaemin sedangkan renjun kelas 3A ,kelas yang husus bagai orang-orang pintar

Setelah sampai di kelas haechan renjun mengecup kening haechan sekilas dan berkata
"Nantik jam makan siang, makanlh dengan teman mu ,aku ada urusan ,tidak bisa menemanimu makan siang"

Haechan membatin"aku tidak punya teman ,mau mengajak siapa untuk makan selain jaemin orang yang kau benci itu, hanya dia temanku" haechan hanya mengatakanya dalam hati tidak mungikin dia berbicara langsung di depan renjun

"Iya nantik aku ajak temanku, kau jangan lupa makan siang ya "

"Hmm aku pergi dulu"

Setelah melihat renjun pergi haechan masuk ke dalam kelas di mana dia melihat jaemin duduk di samping jendela sambil tersenyum sangat tipis mengarah padaya

Haechan membalas senyum itu dengan sedikit mengangkat garis bibirya pada jaemin

Setelah itu dia mendudukkan diriya di meja bagian depan barisan sedangkan jaemin duduk di barisan belakang

Kring
Kring

Tidak lama kemudian terdengar bunyi bell yang menunjukkan bahwa pelajaran pertama telah di mulai
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Sonsengnim sedang menerangkan materi sejarah joseon

Saat semua orang pada fokus memperhatikan ke depan, haechan diam diam mengambil hp ya dan mengetikkan pesan pada jaemin

Nana🐰

Na nantik jam makan siang aku tunggu di taman belakang,aku membuat bekal makan siang untukmu

Bagai mana dengan renjun

Dia tidak ada

Aku akan menunggumu nantik

Haechan mengetik nama jaemin dengan nama nana agar renjun tidak tau jika dia menyimpan kontak jaemin

Setelah mengirim pesan ke jaemin haechan segera mamasukkan hp ya dan mengikuti pelajaran yang berlangsung

Saat jam makan siang berbunyi jaemin keluar lebih dulu menuju taman belakang

3 menit berikutya haechan meyusul jaemin dengan membawa 1 kotak makan siang ukuran besar berserta botol minumya yang tidak kalah besar

"Mana jaemin"Setelah sampai di belakang taman haechan celing ngukan mencari di mana jaemin
"Ah itu dia, kenapa duduk jauh sekali"
Haechan menemukan jaemin yang duduk di bawah pohon rindang ,dimana pohon itu terletak di ujung tembok sekolah

"Jaem" haechan menepuk pendak jaemin dan mendudukan pantatya di sebelah jaemin

"Aku membuat iga bakar dengan saus
Kau tau tidak aku bangun jam 4 subuh untuk membuat ini, aku pikir aku akan makan di kantin dengan renjun dan menyerahkan kotak bekal ini tadi pagi, teryata kita bisa makan berduaya

Jaem jika aku tau ini, aku pasti membawa lebih banyak nasik untuk makan kita berdua"

Haechan menceritakan itu dengan senyum merekah di bibirya,dan hanya kepada jaemin di mana haechan bisa senyum tanpa terpaksa

Saat haechan membuka bekal makan siangya jaemin merasa heran karna bekalya sangat banyak, pasti ini cukup untuk berdua, apa ini kurang ya untuk haechan "haechan ini sangat banyak nasikya, jika aku makan sendiripun tidak habis"

"Benarkah, aku pikir kau harus makan yang banyak agar kau kuat, aku tidak ingin tumbuhmu penuh dengan luka sayatan pedang saat kau sedang berlatih bertarung dengan renjun, kau harus tumbuh kuat jaemin

Kau tau tidak jika kau sangat penting bagiku, tidak peduli bagaimana ribuan orang memandangmu, tapi kau sangat penting di mata orang yang menyayangimu, karna itu tumbuhlah menjadi kuat, dan untuk menjadikuat kau harus makan yang banyak ,aku ingin selalu memasakkanmu jika aku bisa"

"Dan apakah aku bisa?" batin haechan

Astaga jaemin tertegun dengan perkataan haechan, pasti haechan bicara seper ini karna melihat tempo hari dimana saat dia menemani renjun latihan dia melihat renjun mengarahkan pedang pada jaemin tanpa ampun, padahal tubuh jaemin sudah penuh bermuluran darah, tapi jaemin tetap kuat berdiri sampai jangka waktu pelatihan selesai, dan haechan sangat takut saat dengan keadaan jaemin

Jaemin milihat haechan dari sudut ruangan yang menyorotkan kekuatiran pada mataya ,tapi saat jaemin melihat haechan dia seakan berkata padaya jangan kawatir dari sorot mata jaemin

"Haechan dengarkan aku
Haechan menatap jaemin dan mendengarkanya berbicara, jaemin melanjutkan kata kataya

Aku berjanji akan tumbuh kuat untukmu dan ibuku,kalian berdua adalah kekuatanku tidak peduli seberapa banyak darah mengalir di tubuhku, itu tidak terasa sakit lagi, dan kau tau saat ini aku tidak boleh menang dari renjun, walau jika aku bisa menang aku harus tetap kalah untuk saat ini, demi kemenangan yang sesungguhya"

Haechan memeluk jaemin setelah mendengar jaemin mengatan itu"seandaiya aku bisa jadi tameng untukmu jem"

"Tidak perlu, cukup berjanjilah untuk selalu jadi tempat untukku pulang, karna pada sejatiya aku tidak memiliki rumah untuk pulang"

"Jaem aku ingin selalu menjadi tempatmu untuk pulang tapi sampaikapanpun untuk meninggalkan renjun aku tidak akan pernah bisa, karna dari awal renjun tidak akan pernah meninggalkanku"
Batin haechan, dia hanya sanggup mengungkapkanya dalam hati, karna sejatiya kejujuran itu sangat menyakitkan dan janji di ungkapkan hanya untuk jadi penenang












Tbc




WARNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang