Hari Pertama Sekolah

2 0 0
                                    

"Selamat kembali ya anak-anak, wali kelas kalian adalah saya sendiri Bapak Santoso. Semoga kelas ini ga membuat keributan ya"

"Hari ini kita milih ketua kelas ya anak-anak. Biar cepet bapak pilih aja gimana?"

'Pasti Alan yang kepilih.' Batin Aurora

Aurora hanya menatap kearah sang guru sambil menguap. Ia benar2 bingung, apakah ini mimpi? Kurasa tidak. Ini terlalu nyata jika dikategorikan mimpi,menurutku mimpi itu tidak mungkin bisa senyata ini. Aurora hanya bisa menatap kosong sambil perlahan menutup matanya.

"Heh kamu!! Kamu bisa2nya tertidur diwaktu pagi seperti ini! Siapa namamu?"

Aurora terkejut sambil berkata,
"Aurora pak,absen 5!"

"Kamu tau darimana absenmu? Bercanda ya kamu? Jelas2 absen baru ingin bapak bagikan!"

"Kalau begitu kamu saja yang menjadi ketua kelas, sebagai hukumannya. Kalau ada pekerjaan yang tidak beres nilaimu taruhannya! Mengerti?!"

Aurora menatap tak percaya kepada sang guru killer itu. Gila,bukankah pada saat itu Alan yang menjadi ketua kelas ini? Bisa gila kalau aku menjadi ketua kelas dibawah pengawasan guru aneh ini.

"Maaf pak, tapi apakah tidak bisa diganti? Saya tidak siap menjadi ketua kelas pak"

"Ga. Ada yang ingin menjadi wakil ketua kelas?"

Sial. Ini pasti mimpi, tidak mungkin aku menjadi ketua kelas.

"Kalau tidak ada saya undi saja ya."

Berdasarkan ingatanku undian ini akan jatuh kepada si 'cepu'

"Hmm... Kamu saja ya? Kelihatannya lebih rajin daripada si ketua kelas itu. Nama kamu siapa?" Ucap Pak Santoso sambil menunjuk si wakil ketua kelas

"Saya Arjuna pak"

"Oke. Kalau begitu ketua kelas dan wakilnya duduk bersamaan ya. Biar kalian bisa mendiskusikan perangkat kelas, bapak tinggal sebentar ya jangan ribut!"

Ga. Gamungkin- bukannya pas itu ketua kelasnya Alan? Aku pasti salah denger.

"Heh kamu tukang tidur. Cepat pindah kedepan!!"

"Oit Rora,pindah sana. Ribet berurusan sama si bapak rempong ni." Ucap sahabat SMPku,Nanno.

Aku langsung mengambil tasku dan duduk disebelah Arjuna. Dia benar2 berdedikasi tinggi menjadi wakil dari kelas ini. Aku benar2 takjub.

"Yasudah bapak tinggal dulu ya anak2. Ketua dan wakil!! Nanti saya kembali harus sudah ada nama perangkat yang lain ya! Kalau tidak bapak kurangi nilai sikap kalian!"

"Baik pak" ucap kami berdua.
































"Jadi sekrenya siapa Jun?"

"Hm.. Kenapa ga temen lo aja? Dia kan pintar"

"Hm... Gimana kalau Valerie aja? Dia kan gaada kerjaan hehehe"

"Yaudah,dia sekre 1. Sekre 2 siapa?" Jawab Ben sambil menulis perangkat kelas dikertas robekannya

"Temennya aja"

"Siapa? Lanang?"

"Lala bambank kok Lanang"

"Hehe ngejoke doang, biar ga tegang"

Seorang Arjuna yang kukenal cuek bebek, menyebalkan, pelit ini bisa bercanda ternyata. Keren, ini pasti mimpi. Gamungkin Arjuna seperti ini.

"Hei! Rora! Bengong terus deh"

"Ehh,maaf2 hehe. Sampe mana tadi?"

"Bendahara sekarang"

"Yaudah bendahara 1 Raka terus bendahara 2 Dirga, kan temenan tu 2 orang"

Setidaknya itu seingatku. Dulu mereka lah yang menjadi perangkat kelas. Tetapi ketua kelas akan banyak berinteraksi dengan sekretaris kan dibanding bendahara?

"Oke ini udah final kan?"

"Eeehh bentar. Gimana kalau orang sekre diganti jadi bendahara terus bendahara jadi sekre? Enak kan?"

"Hah? Tiba2 banget Rora"

"Hehe maaf,tiba2 kepikiran ide aja" (iya, ide buat pdkt.)

"Oke,aku tanyain mereka dulu ya"

Ben tidak sejelek yang mereka omongkan ternyata. Pantesan Alan betah berteman dengannya, dulu.













"YAAMPYUNNNN PLIS DEH YA!! JUN PLIS AJA NIH YA! AKU GAMAU JADI BENDAHARA YA POKOKNYA SORI SORI AJA NIH!"

"Tapi Val, kita gatau mau pilih siapa. Mau aja ya?"

"Gabisa gitu dddoooonnng, kamu ga pikirin gitu nanti kalo aku stress karena pekerjaan bendahara gimana? Iuh bangett! Nanti aku keriputan trus jelek ihh! No no no"

"Yaampun Val, daripada jadi sekre coba? Lebih stress mana? Jadi bendahara ya? Kan ditemenin Lala tuh"

"Gamau titik gaada koma."

"Ayolah Val,aku gatau mau milih siapa lagi. Itu Raka udah setuju buat jadi sekre masa iya cuman ada sekretaris?"

"Aku gapeduli ya, bye!"

Arjuna dengan santai kembali ketempat duduknya. Aku langsung menanyakan perihal sekretaris

"Hadeh, bodoamat aku bakal setor namanya ke Pak Santoso."

Itulah mengapa dia dibenci. Ya. Seenaknya.
























"Oke, Arjuna sudah setor nama perangkat2 kelas. Ekhem bapak akan bacakan ya!
Sekretaris 1 Raka, sekretaris 2 Dirga, Bendahara 1 Valer---"

"IHH BAPAK! SAYA GAMAU JADI BENDAHARA"

"Jun, tega banget sih setor nama gw gitu aja!!"

Arjuna hanya menatapnya malas sambil berkata,
"Udah gw bilang kan? Gaada orang lagi. Bodo amat."

"Ihhhh pakkkk gabisa gitu kan pakkk saya gamau jadi bendaharaaa"

"Kamu ini ya! Berisik sekali!! Ini sudah final gabisa diganggu lagi! Mengerti ya kamu?"

"Ih pak saya bener2 gamau jadi bendahara"

"Kalau begitu nilai sikap kamu C ya?"

"Ih bapak ngancemnya nilai ihh, pak bayangi---"

Tiba2 suara itu, iya suara yang sudah lama sekali tak pernah muncul.

"Udah lah Val, berisik banget sih. Ga guna banget ngeluh2 gitu"

"Itu! Denger temanmu itu!!"

"Sekretaris kan gampang kerjanya pak, pasti lah dia santai!!"

Pak Santoso hanya memijat pelipisnya dengan kasar

"Yaudah kalau gitu kamu jadi sekre, Dirga jadi bendahara. Ngerti? Kamu protes lagi bapak keluarin kamu!"

Valerie hanya menghela nafasnya sambil mengangguk












'Hah... memang ya, kalau memang tidak ditakdirkan untuk dekat gamungkin bisa diraih' Batin Aurora

(Cia galau)
















"Oke sekian untuk perkenalan kelas. Ketua kelas dan wakil, saya harap kelas ini bisa teratur seperti kakak kelas mu"




















Setidaknya Aurora bisa mengganti nasibnya dikemudian hari, mungkin.

14 Again (Lee Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang