✎lettre

233 32 0
                                    

Halo adam manis bertahta perak, surya menyapa begitu hangat bukan?
Kuharap senyumanmu setia menemanimu hingga jingga menutup diri ...

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Untuk pertama kali dalam 20 tahun kehidupan, Sugawara Koushi, pria muda bersurai abu dengan posisi pustakawan Kerajaan itu mendapatkan sebuah surat kecil di atas meja kerjanya. Surat dengan tulisan tinta rapi tanpa nama pengirim itu membuat sang pria kebingungan.

Siapa gerangan yang mengirimnya surat seperti ini?

Jikalau penggemar, rasa-rasanya aneh sekali lantaran profesinya bukanlah profesi orang terkenal ataupun profesi yang layak dikagumi. Akan tetapi, kalimat awal yang berisi pujian itu sudah memastikan bahwa sang pengirim adalah pengagumnya.

Tetapi, siapa?

Sugawara benar-benar bingung siapa sosok yang mengirimkannya surat seperti ini. Namun, pada akhirnya dia tidak terlalu memikirkannya. Maka, suratnya pun ia hanya lipat lalu simpan baik-baik di sakunya. Pria itu pun memulai bekerja tanpa berpikiran macam-macam mengenai surat tadi. Ia hanya bisa berterimakasih dalam hati kepada sang pengirim karena surat itu mampu membangkitkan semangat kerjanya juga menerbitkan senyuman di wajahnya selama seharian penuh.

.
.
.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Hai adam manis bertahta perak, bagaimana harimu kemarin?
Kulihat senyuman selalu terpasang di wajah manismu. Kuharap itu memang karena suratku atau kalau karena kebahagiaan lain yang menyertaimu tidak masalah.
Aku ikut senang jika kamu senang. Semoga hari ini menjadi hari yang luar biasa untukmu ...

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Hari kedua, Sugawara mendapatkannya lagi. Secarik surat dengan goresan tinta yang rapi di atas meja kerjanya di perpustakaan. Keheranan kembali melanda akan sosok sang pengirim. Apakah ia pegawai istana juga?

Namun, seperti hari sebelumnya, Sugawara tidak terlalu pusing memikirkannya. Hanya menyimpan kertas itu di sakunya lalu memulai bekerja. Akan tetapi, sama seperti sebelumnya bahwa surat itu memberikan efek membahagiakan untuknya selama seharian itu.

**********

Hari ketiga, Sugawara mendapatkan surat lagi beserta secangkir kopi kesukaannya di atas meja kerjanya. Heran kembali menghampiri.

Mari lakukan yang terbaik untuk hari ini!

Kalimat sederhana yang mampu menyunggingkan senyuman di wajah manis sang adam. Perhatian-perhatian kecil seperti ini jujur saja membuatnya senang bukan kepalang. Ada seseorang yang memerhatikannya, mengamatinya apakah dirinya baik-baik saja atau tidak, ada yang masih peduli padanya. Semua orang pasti senang bukan jika mereka dipedulikan seperti ini?

Selama 20 tahun kehidupan, Sugawara tidak pernah mendapatkan perhatian semacam ini. Perhatian diam-diam dengan perantara manis seperti surat-surat pendek ini. Sugawara ingin bertemu. Ia ingin bertemu dengan sang pengirim. Maka dari itu, sepintas ide pun muncul di dalam kepalanya.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Kiyounara Nuichi berjalan mengendap-endap menuju ruang perpustakaan kerajaan. Pukul dua pagi dan ia sudah bertindak mencurigakan seperti itu bukan tanpa alasan.

Ialah sang pengagum pustakawan. Pemberi surat-surat berkalimat pendek yang mampu menerbitkan senyuman pada wajah manis sang adam. Sugawara Koushi berhasil menempati posisi spesial di relung hatinya sehingga sang gadis yang dikenal sebagai penulis surat kerajaan yang pemalu itu memberanikan diri untuk mendekat dengan cara yang manis. Melalui kata-kata di dalam surat.

Ia memilih cara itu juga bukan tanpa alasan. Ia sangatlah malu untuk bertemu dan bersapa langsung dengan sang adam. Kegugupan level Dewa pasti akan menghampirinya jika ia mengajak Sugawara untuk berbicara langsung. Maka dari itu, ia pun memutuskan untuk memulai segalanya melalui surat. Merangkai kata merupakan keahliannya. Ia sangat percaya diri akan hal itu walau harus dicap pengecut. Ia juga tidak tahu bagaimana ujung kisahnya nanti jika ia memulainya dengan seperti ini.

Apakah Sugawara akan bosan dengan surat-surat penyemangatnya? Ataukah mereka akan bertemu? Ichi sama sekali tidak tahu akan hal itu.

Namun, semua pemikiran-pemikiran abu-abu akan kisahnya ini mendapat titik terang kala ia ingin meletakkan surat seperti biasanya di meja kerja milik Sugawara. Ia melihat secarik kertas yang kentara sekali untuknya.

Untuk pengirim surat di atas mejaku. Tolong buka ini (◕ᴗ◕✿)

Lucu

Begitulah komentar Ichi pertama kali saat melihat gambar tersenyum di akhir kalimat. Sang gadis penulis surat kerajaan itu pun membuka secarik kertasnya untuk melihat isinya.

Halo pengirim surat-surat manis! Ayo bertemu, aku sangat ingin bertemu. Aku memaksa karena aku ini tidak suka penasaran lama-lama. Pokoknya kau harus memberitahuku kapan kita bisa bertemu ( ╹▽╹ )

Apakah Ichi boleh berharap kisahnya berujung membahagiakan?

◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈

yappleich—3 Juni 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yappleich
—3 Juni 2021

655 kata

Âme sœur ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang