“Oh, maaf sekali adam. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan diri agar bisa bertemu denganmu secara langsung \(°o°)/
Oh iya, semoga harimu menyenangkan, ya! ୧(^ 〰 ^)୨”▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
Tertawa.
Sugawara tertawa saat membaca balasan dari pengirim surat-suratnya. Tidak disangka jika sang pengirim anonim akan menyertakan gambar-gambar lucu seperti ini dalam balasannya.
Saat membaca balasan dari sang pengirim surat, Sugawara pun menyimpulkan bahwa sang pengirim ini merupakan orang yang pemalu. Hal itu membuat Sugawara semakin gemas ingin bertemu.
Maka dari itu, sebelum menutup hari di tempat kerjanya, Sugawara pun menulis surat permintaan pada sang pengirim lalu diletakkan di atas meja kerjanya. Pria muda itu pun berharap bahwa ia akan mendapatkan balasan yang diinginkannya.
**********
Seperti biasa, pukul dua pagi Ichi mengendap-endap menuju ruang perpustakaan sambil membawa kertas dan pena. Sang wanita muda itu berencana menulis surat seperti biasanya di sana dan berjaga-jaga jika pria yang dikaguminya itu menuliskan sesuatu lagi untuknya. Ia akan membalas sesuai yang ditulis Sugawara di sana.
Sesampainya di sana, dugaan Ichi benar bahwa Sugawara menuliskan sesuatu untuknya. Terbukti dengan adanya lipatan kertas kecil di atas meja kerja Sugawara bertuliskan
“Buka aku wahai pengirim surat anonim! (人 •͈ᴗ•͈)”
Saat melihat gambar senyum di akhir kalimat mampu membuat Ichi mengeluarkan tawa kecil. Selepasnya, surat kecil itu pun ia buka dan membaca isi di dalamnya.
“Kalau kau malu bertemu denganku, bolehkah aku mengetahui tentang dirimu? Ya, kau bisa sebutkan tentang pekerjaanmu atau hal yang kau sukai. Aku ingin menebak siapa kamu kalau kalau bisa (. ❛ ᴗ ❛.)”
Ichi tak mampu menahan senyuman di wajahnya. Ia sangat senang bahwa Sugawara penasaran akan sosok dirinya. Bisakah kisah yang dimulainya ini akan berakhir bahagia sesuai harapannya?
Entahlah, Ichi tidak tahu. Yang jelas, ia ingin menikmati alur yang sudah tercipta saat ini.
Ichi pun dengan sigap menyiapkan pena dan kertasnya untuk menulis balasan surat dari Sugawara.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
“Aku seorang perempuan yang menyukai tulisan-tulisan bermakna. Kalau Tuan mau, aku bisa membuatkan puisi-puisi untukmu (✿^‿^)”
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
Sugawara hanya mengangguk-angguk saat membaca balasan dari sang pengirim surat anonim keesokan paginya. Pria muda itu pun mengingat kembali surat pertama yang ia terima. Rangkaian kata-katanya begitu indah.
'Hmm, apakah si pengirim ini bekerja di bagian penulis surat kerajaan?'
Tanya Sugawara dalam hati. Pria itu berpikir sejenak, mengingat-ngingat orang-orang yang bekerja di bagian surat. Namun, pada akhirnya ia hanya bisa menghela napas karena ia tidak terlalu mengenal para pekerja di divisi surat-menyurat.
Pria muda itu masih buntu soal petunjuk sang pengirim surat anonim. Ia harus menggali lebih. 'Apa aku harus menyelidiki tulisan tangan dalam surat ini?'
Lagi-lagi Sugawara membuang napas pelan. Rasa penasaran benar-benar sudah memuncaki dirinya. Sudah empat hari ini dia surat-menyurat dengan sang pengirim anonim, bagaimana tidak penasaran?
Pria muda itu kini berharap bahwa sang pengirim anonim ini tidak akan menghilang di pertengahan. Sugawara tidak suka jika ia dipermainkan dengan rasa penasaran. Pokoknya ia harus bertemu dengan sang pengirim surat bagaimanapun caranya.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
Kiyounara Nuichi mengernyit tatkala membaca balasan dari Sugawara, pria yang ia tempatkan dalam relung hati.
“Kalau begitu untuk selanjutnya tulislah puisi-puisi yang menggambarkan dirimu agar aku bisa menemukanmu.”
Entah mengapa tiba-tiba saja jantung Ichi berdetak begitu cepat. Bertalu-talu hingga membuatnya gugup tanpa alasan. Balasan dari sang adam tampak begitu serius terlihat tiadanya gambar senyuman seperti yang sudah-sudah. Sugawara benar-benar ingin tahu akan sosoknya.
Ichi yang telah memulai alur ini, maka dia harus mengakhirinya dengan baik.
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
yappleich
—5 Juni 2021561 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Âme sœur ✓
Hayran Kurgu[Sugawara Koushi x OC] âme sœur; soulmate Aksara menghubungkan keduanya. Aksara menjadi benang merahnya. Pujangga dengan Pustakawan, kisah romansa yang tak kalah manisnya dengan kisah Tuan Putri dan Pangeran. ──────────────────────── Haiky...