5

702 77 13
                                    

📖Happy Reading📖

Hanji duduk di salah satu bangku taman dengan keringat dingin yang bercucuran dan kaki nya yang hampir mati rasa.

"Ini minum lah". Levi menyodorkan sebotol air mineral dan hanji langsung menerima nya kemudian meminum air itu.

"Sudah aku bilang kan kau tidak perlu naik jika takut dengan ketinggian". Kata levi lagi sambil duduk di sebalah hanji.

Ternyata yang menyebabkan hanji seperti itu karna mereka baru saja turun dari wahana bianglala untuk mencari keberadaan keluarga mereka dari ketinggian.

Kali ini hanji hanya diam tidak ingin mengoceh apapun lagi begitu juga dengan levi yang ikut diam karna tidak ingin ribut dengan hanji.
Terlebih lagi mereka berdua merasa di permainkan oleh kluarga mereka karna menyuruh mereka untuk pergi ke taman bermain tapi kluarga mereka tidak ada di taman itu.

"Ne levi". Hanji mulai bersuara setelah merasa mental nya mulai stabil.

"Hn?".

"Kenapa kau bisa tau kalau aku takut dengan ketinggian?". Tanya hanji dengan menunduk kan kepala nya.

"Hm, karna dulu saat kita masih kecil kau selalu menangis histeris jika berada di tempat yang tinggi".

"Lalu, kenapa kau masih mengingat masa kecil kita sedangkan aku sudah melupakan nya?". Tanya hanji lagi yang masih setia menunduk menatap sepatu nya.

"Karna aku sudah berjanji kepadamu kalau aku akan selalu mengingat mu dan tidak akan perna melupakan mu".

Hanji menghirup nafas dalam-dalam sebelum mengangkat kepala nya menatap levi.

"Levi". Panggil hanji memberi jeda. "Ayo kita habiskan waktu liburan ini bersama". Lanjut hanji lagi sambil tersenyum dengan lebar.

Levi membulatkan mata nya melihat hanji yang tersenyum lebar seperti itu. Terakhir kali levi melihat senyuman lebar hanji saat mereka masih kecil dan kini hanji kembali memberikan senyuman itu kepadanya.
'Selalu terlihat manis'.
"Hm ayo". Terima levi sambil tersenyum tipis dan mereka berdua pun beranjak dari duduk mereka dan menghabiskan waktu mereka dengan berkeliling melihat-lihat sekitar taman dan mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu.

_____________

"Leviiii". Seorang gadis kecil bersurai coklat yang di kuncir kuda berlari menghampiri pria kecil yang sedang duduk di bawah pohon rimbun sambil merangkai sesuatu.

"Hanji kau berisik sekali, tidak bisakah kau datang tanpa berteriak seperti itu". Ketus levi.

"Tidak bisa karna kau pasti tidak mendengarkan ku jika aku tidak berteriak". Hanji duduk dan bersandar di pohon.
"Apa yang sedang kau buat itu levi?".

Levi tidak menjawab, levi langsung meletakkan hasil rangkaian nya di atas kepala hanji.

"Eh apa ini?". Hanji bingung.

"Itu mahkota untuk mu".

"Woah, apa aku sudah terlihat seperti seorang ratu dengan memakai mahkota buatan mu ini levi?".
Levi menganggukan kepala nya dengan cepat.

"Kalau begitu kau harus menjadi raja nya dan aku akan menjadi ratu mu". Hanji mengumpulkan beberapa akar kering untuk merangkai nya menjadi mahkota seperti yang di buat levi dan meletakkan mahkota buatan nya di atas kepala levi.
"Nah sekarang kau sudah menjadi raja ku levi dan aku menjadi ratu nya". Ucap hanji sambil tersenyum lebar.
'Manis'. Batin levi yang ikut tersenyum sambil menampakkan satu gigi ompong nya.

Malam nya,
Kluarga hanji dan kluarga levi kini berada di depan bandara.
Hanji yang tidak tau apa-apa merasa bingung kenapa mereka berada di sebuah bandara terlebih lagi keluarga levi membawa beberapa koper.

"Mama kenapa kita berada disini?". Tanya hanji kepada mama nya sedangkan levi hanya berdiri diam sambil menunduk kan kepala nya dengan raut musam.

"Hanji sayang, tante kuchel dan kluarga nya akan pergi ke amerika jadi kita kesini untuk melepas kepergian mereka". Jawab carla.

"Pergi ke amerika itu sangat jauh terus bagaimana nanti kalau hanji ingin bertemu dengan levi?". Tanya hanji lagi.

"Nak hanji seperti nya kalian tidak bisa bertemu lagi karna kami akan tinggal disana untuk beberapa tahun jadi mulai sekarang kalian akan berpisah ". Ucap kuchel dengan ramah.

"Tidak, hanji tidak mau pisah dengan levi, hanji ingin selalu bersama levi". Hanji menghampiri levi dan merangkul nya.

"Sayang sebentar lagi pesawat nya akan berangkat, kita harus segera masuk". Ucap kenny kepada istri nya.

"Levi jangan pergi". Lirih hanji dengan mata nya yang sudah berkaca-kaca.

"Aku harus pergi mata empat". Kata levi yang sebenarnya tidak ingin ikut dengan orang tua nya.

"Tidak jangan pergi levi tetap lah disini bersama ku".

Carla,grisha,kuchel, dan kenny hanya diam melihat hanji dan levi berbicara sebelum mereka berpisah.

"Aku berjanji tidak akan perna melupakan mu hanji, aku akan selalu mengingat mu". Ucap levi sekilas membuat hanji tersenyum.

"Levi ayo kita masuk, pesawat nya akan segera berangkat". Ajak kuchel.

"Huwaa jangan bawa levi pergi, levi gak boleh pergi". Hanji langsung menangis dan memeluk tubuh levi dengan erat.

"Hanji sayang suatu saat kalian akan bertemu lagi, biarkan levi pergi". Bujuk carla tapi hanji tidak mau mendengarkan nya dan terus menangis sambil memeluk tubuh levi.

"Tidak ma, levi gak boleh pergi biarkan levi tetap disini".

"Hanji lepaskan levi biarkan dia pergi". Grisha berusaha menarik tubuh putri kecil nya tetapi hanji tetap tidak melepaskan pelukan nya.

"Nak hanji ayo lepaskan levi ya sayang". Kenny dan grisha turun tangan menarik tubuh anak mereka agar telepas dari pelukan.

"Kami pergi ya carla grisha". Pamit kuchel dan kenny. Mereka langsung pergi masuk ke dalam bandara begitu juga dengan levi yang berjalan masuk sambil di tuntun dengan kuchel.

"Huwaa tidak levi jangan pergi haaa". Hanji ingin berlari mengejar levi tapi grisha menahan nya dan langsung menggendong tubuh putri nya itu.

Grisha dan carla pun langsung masuk ke dalam mobil untuk kembali pulang ke rumah mereka.

"Aku tidak mengira kalau perpisahan mereka jadi seperti ini". Ucap carla kepada suami nya yang sedang menyetir.

"Yah aku juga tidak menduga nya". Kata grisha sambil melirik hanji yang masih menangis duduk di bangku belakang

TBC...

Ini fanfic pertama aku dan masih belajar juga buat fanfic terlebih lagi ini hasil dari hayalan ku sendiri jadi gomen kalau ceritanya gaje.

Hate to be love (Levihan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang