Chapter 4

1.3K 124 29
                                    


Wei Wuxian membanting barang-barang yang ada dimeja ruangannya begitu dia sampai. Wanita itu terduduk perlahan masih dengan air mata yang mengalir deras dari kedua matanya.

Ini terlalu menyakitkan. Melihat raut penyesalan Hua Cheng disana itu benar-benar menyakitkan. Selama ini Wei Wuxian selalu meyakini jika dia sudah mulai melupakan masa lalunya dan terus berkata baik-baik saja pada orang-orang terdekatnya. Dia memang baik-baik saja, setidaknya sampai dia mendapatkan paket-paket yang Hua Cheng kirimkan ke apartemennya.

Dan kemudian bertemu langsung dengan orang nya, itu membuat Wei Wuxian bimbang dengan hatinya. Benarkah dia sudah melupakan masa lalunya ? Atau dia hanya berpura-pura baik-baik saja dan terus berlari agar tidak melihat robekan luka yang masih belum tertutup sepenuhnya ?

Wei Wuxian terisak begitu memikirkannya. Matanya kemudian melihat pigura kayu yang tadi ikut terlempar akibat ulahnya.

Pigura itu menyimpan foto seorang balita didalamnya. Potret Zuyi ketika berumur tiga. Wei Wuxian mengambil benda itu di tangannya. Merabanya sejenak sebelum kemudian membawanya ke keningnya.


' Kumohon, jangan biarkan dia membawanya. '


***

Lan Wangji merasa aneh dengan wanita di hadapannya. Senyum nya memang secerah biasa, tapi sorot matanya terus berlari menghindari tatapannya. Dan sudut matanya juga terlihat memerah dan sedikit sembab. Apa terjadi sesuatu sebelum kedatangannya ?

" Wei Ying, kau habis menangis ? "

Wei Wuxian yang baru saja menaruh Zuyi yang tertidur di sofa ruang kerjanya sedikit tersentak mendengarnya. Dia sudah tahu Lan Wangji pasti akan mempertanyakannya, untuk itu dia sudah memiliki alasannya juga.

" Ahaha, kau menyadarinya ? Aku habis menonton drama sambil menunggu kalian tiba. Dan salah satu episode nya benar-benar menyedihkan hingga aku tak tahan untuk menangis juga. Apa begitu kentara ? "

Lan Wangji yang mendengar nada jenaka dari lawan bicaranya, masih merasa tidak percaya. Wei Wuxian adalah orang yang sangat jarang menonton drama, dia lebih menyukai animasi bergenre action dan fantasi sebagai tontonan nya. Kedua, ruangan ini sedikit berantakan dengan barang-barang yang terlihat berserakan di mejanya. Wei Wuxian bukan penggila kerapihan sepertinya, alih-alih rapih dia malah sering memberantaki kamarnya.

Tapi kali ini sedikit berbeda, benda-benda berantakan di atas mejanya seperti habis dirobohkan secara masal oleh si empunya. Beberapa kertas berisi hasil design, pensil dan penggaris bahkan terlihat berserakan di bawah mejanya. Dan yang paling mencolok adalah pigura berisi foto Zuyi disana, itu terlihat sedikit retak di bagian kacanya. Jelas sekali habis di banting seseorang sebelumnya.  Dan yang melakukan itu tentu saja wanita di hadapannya.

" Kau yakin ? " Lan Wangji kembali bertanya. Nada khawatir terdengar jelas disana. Wei Wuxian terdiam begitu mendengarnya. Apa sebegitu susahnya berbohong pada Lan Wangji ?

" Mn. Aku benar-benar menangis karena menonton drama tadi. Episodenya benar-benar menyedihkan, aku sampai kasihan dengan pemeran utamanya. Dan aku penasaran dengan akhir kisahnya, tapi aku tidak ingin melanjutkannya juga, terlalu menyesakkan. Bagaimana menurutmu ? "

Lan Wangji sedikit lega mendengar ocehan yang semangat Wei Wuxian seperti biasanya. Wanita itu benar-benar baik-baik saja.

" Cari tontonan lainnya. Jangan menyiksa dirimu dengan tontonan berkisah menyakitkan, tidak baik. " Lan Wangji dengan lembut menjawabnya.

" Mn. Baiklah. " Wei Wuxian sedikit menarik senyumnya mendengar jawaban pria di hadapannya.

' Jangan menyiksa dirimu dengan kisah menyakitkan ya ? ' monolog Wei Wuxian dalam hatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our, It's about you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang