•••
Hujan cukup deras mengguyur di beberapa sudut kota di jam lima sore ini, keempat pemuda tampan dan seorang pemuda yang kini menyamar menjadi seorang gadis kini tengah berkumpul di kamar paling ujung, kamar Renjun.
Renjun yang menyuruh mereka untuk menemani dirinya dengan dalih bahwa kepalanya sedikit pusing dan takut pada suara gemuruh petir, meski tak ingin mempunyai hubungan dengan seorang perempuan, mereka masih memiliki sifat jantan dan perhatian sebagai seorang pria.
Renjun terus memikirkan cara agar mereka kembali memiliki gairah dan keinginan untuk menjalin hubungan lagi, upaya apapun akan ia lakukan demi misinya.
Mulai dari perlakuan kecil, ia tidak akan langsung pada inti rencananya. Meski begitu, Renjun tak akan pernah mau disentuh lebih dari yang ia inginkan. Bisa rusak rencananya jika salah satu diantara mereka tahu dirinya itu siapa.
Ia hanya ingin menimbulkan gairah atau perasaan cinta mereka saja, tak lebih dari itu.
“Boleh minta tolong?”tanya Renjun membuyarkan kegiatan mereka yang tengah asyik menonton film di bawah ranjangnya, keempat pemuda itu duduk di atas karpet berbulu berwarna merah muda miliknya. Warna kesukaan gadis pada umumnya.
Mereka kompak menoleh padanya yang duduk di atas kasur tengah memegang buku bacaan, kacamata yang bertengger kurang apik di hidung mancungnya pun Renjun lepaskan. “Bantu apa?”sahut Haechan.
“Boleh kalian pijitin badan aku? Biasanya kalau nggak dipijit nanti malam aku bakalan susah tidur.” Mereka pun saling pandang, tidak ada yang berani bersuara dalam beberapa detik.
“Kan katanya kalian masih trauma buat jatuh cinta, toh lagipula kalian nggak bakalan nafsu juga tuh,” ucapnya santai, Jeno sontak berdiri dan mendekatinya.
Tanpa berkata apapun lagi pemuda yang memiliki senyum menawan itu langsung memulai untuk memijat bahu sempit Renjun, yang lain saling melempar senyum miring lalu ikut memijat bagian yang lain.
Jaemin memijat kepala si manis, sedangkan Haechan dan Mark memijat masing-masing dari kaki pemuda mungil itu.
Renjun sendiri menikmati pijatan dari mereka namun ia terlalu malu untuk bereaksi seperti menutup mata misalnya, ia masih ingat bahwa ia berperan sebagai seorang gadis dan harus menjaga sikapnya.
Tak mungkin ekspresi seperti itu ia tunjukkan pada mereka, rasanya terlihat aneh dan tidak tepat untuk dilakukan. Lama-kelamaan Renjun mengantuk sebab efek dari pijatan yang mereka berikan, ia mengucek mata sayunya beberapa kali.
“Berhenti dulu, aku udah ngantuk”ujar Renjun tanpa peduli kernyitan yang timbul di dahi keempat pemuda di depannya, mereka hanya bingung saat Renjun dengan mudahnya mengantuk.
“Coba kalian duduk di hadapan aku”tuturnya masih menatap mereka sayu, sungguh Renjun mengantuk sekarang.
Mereka patuh dengan duduk di hadapan Renjun dan berjejer rapi layaknya seorang prajurit yang disuruh oleh ratunya atau pemimpinnya berbaris. “Lo mau apa lagi, Ren?”tanya Jaemin dengan wajah malas.
Tadinya mereka ingin sekali memberi pelajaran pada gadis ini, namun saat melihat binar polos pada manik cantiknya mereka pun enggan untuk melakukannya, tak tega untuk berbuat jahat padanya. Tak ada jawaban atas pertanyaan Jaemin barusan.
Cup.
“Untuk kak Mark yang udah ikhlas mijit kaki aku.”
Semua terdiam, Mark bahkan sempat menahan nafasnya karena kaget.
Cup.
“Untuk Jeno yang ikhlas mijit kepala aku, enak juga ternyata”tuturnya tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not your girl! [ 00L ft. Mark ]
РазноеHanya berkisah tentang Huang Renjun yang harus menyelesaikan misinya, menghilangkan trauma para lelaki tampan yang tak mau memiliki hubungan percintaan lagi, dan mungkin tak ingin mempunyai keturunan atau lebih tepatnya nyaris menjadi seorang aseksu...