01. Renina Junia Huang🦊

1.1K 199 22
                                    

•••

Keempat pemuda yang sempat mengasingkan diri ke Jepang itu terlihat lelah sehabis melakukan perjalanan panjang, mereka baru saja tiba saat jam sudah mengarah pada angka lima sore, dan sekarang mereka malah dipaksa oleh Yeri untuk tidak pulang ke rumah masing-masing melainkan ke sebuah alamat rumah yang tidak mereka ketahui asal-usulnya.

Selepas mengangkat koper dan barang bawaan lainnya ke depan pintu rumah tersebut, Haechan sebagai adik dari Yeri pun berinisiatif menanyakan lagi maksud dari kakaknya mengirim mereka kesini, ia bertanya via telefon.

Yeri langsung menjelaskan secara detail tujuannya sekaligus seluk beluk rumah tersebut, jelas saja mereka ingin protes karena tidak terima, namun urung dilakukan karena Yeri yang lebih dulu menduga dengan tepat dan mengancam akan menghukum mereka jika mereka menolak keinginannya.

Rumah pilihan Yeri berada di lingkungan elite, tampak asri dan nyaman dengan suasana yang begitu tenang tanpa ada kendaraan yang berlalu lalang dengan sembarangan. Mungkin, sebulan pun mereka bisa betah disitu, entahlah, Yeri juga tidak mengatakan berapa lama mereka harus tinggal bersama.

“Chan, ini beneran ada cewek di dalam?”tanya Jeno memastikan, raut wajahnya sudah berubah khawatir.

Haechan hanya mengangguk pasrah sembari mengusak surainya frustasi, tak ada pilihan lain selain mereka harus menghadapi gadis itu. Mark sebagai yang tertua lebih dulu melangkahkan kaki memasuki rumah, langkahnya terdengar tak pasti untuk menapaki lantai marmer itu.

Mereka dapat bernafas lega saat tidak mendapati eksistensi siapapun di ruang tamu, keempatnya berjalan beriringan menuju kamar di lantai atas agar dapat segera beristirahat dan membersihkan tubuh yang sudah banyak memproduksi keringat.

“Jaemin lo temenin gue di kamar sebelah ya? Gue mau mandi, entar kalau cewek itu masuk ke kamar gue, ‘kan lo bisa bantuin buat ngusirin dia”tukas Jeno, Jaemin pun berdehem lalu mulutnya aktif mencibir sambil mengikuti langkah sahabatnya itu dengan terpaksa.

Sedangkan Mark memilih memasuki kamar paling pertama di dekat tangga, pemuda itu membuka perlahan pintu yang ia takuti ada seorang gadis di dalamnya.

Ah, ternyata aman.

Sementara itu, Renjun sesungguhnya sudah sedari tadi memperhatikan mereka dengan polosnya di depan pintu, ia masih terlalu malu dengan pakaian yang ia pakai sekarang. Hotpants serta sweater rajut yang melingkupi setengah pahanya adalah perpaduan yang sangat tidak baik, karena itu terlalu terbuka baginya.

Tapi demi rencananya ia pun memberanikan diri untuk masuk ke kamar salah satu dari mereka, kamar yang dimasuki dua orang pria tadi yang kebetulan dekat dengan kamarnya.

Renjun mengetuk pintu kamar tersebut, hanya ada sahutan yang terdengar menyuruhnya untuk masuk, itu membuat dirinya semakin gugup saja. “Jen cepet gue juga mau mandi, gerah nih!”seru orang yang kini tengah telentang di atas kasur.

Renjun memilin ujung sweaternya lalu mulai mendekati pemuda tersebut, ia mendudukan diri tepat disebelahnya hingga membuat pemuda itu tersentak. “E-eh lo si-siapa?!”tuturnya dengan mata melotot seraya bangkit dari posisi telentangnya, Renjun mengulum bibir karena menahan tawa.

Renjun lantas menjulurkan tangan mungilnya dan tersenyum manis, “Renjun, kamu?”

“Na Jaemin”jawab Jaemin acuh, ia tak suka berkenalan dengan seorang perempuan lagi sebenarnya.

Bukannya mengusir sesuai tujuan Jeno mengajaknya berjaga di kamar, Jaemin malah terlihat kebingungan dengan kehadiran Renjun.

Jaemin menukikkan alisnya serta memalingkan wajah tak peduli saat Renjun terus menatapnya, Renjun mengikuti pergerakan wajah Jaemin hingga hampir tak ada jarak di antara mereka, membuat si pemuda agustus menahan nafas. “Mulai sekarang kita teman,” ujar Renjun sembari memperbaiki posisi duduknya.

I'm not your girl! [ 00L ft. Mark ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang