Sick

173 19 3
                                    

Jisoo terbangun dimalam hari dengan perasaan gelisah. Dia tidak tau kenapa, tapi dia merasa ada sesuatu yang terjadi pada adiknya. Jadi, dia memutuskan pergi kekamar adiknya. Sesampainya disana, ia melihat adiknya yang tidur dengan keringat bercucuran dari pelipisnya, badannya juga menggeliat tidak nyaman.

Melihat itu Jisoo segera menghampiri adiknya untuk mengecek suhu tubuhnya. Punggung tangannya ia ketakkan diatas kening sang adik dan merasakan suhu panas dipunggung tangannya.

" Ah... pasti karena hujan - hujan tadi. " Gumam Jisoo. Kebetulan tadi saat Jungkook pulang kuliah sedang turun hujan. Karena tidak ada payung, Jungkook lari dari halte kerumah sambil hujan hujanan, bermaksud untuk membuat Nonnanya tidak menunggunya terlalu lama. Namun, akhirnya jadi begini.

Jisoo segera mengambil kompresan dan air hangat. Setelah sampai dikamar Jungkook, Jisoo langsung memeras kompresannya dan meletakannnya dikening Jungkook. Jisoo mengusap - usap rambut Jungkook, merasa sedih melihat keadaan Jungkook seperti ini.

Setelah itu Jisoo segera pergi kedapur untuk membuat bubur. Jisoo segera mengambil bahan - bahannya dan segera membuat bubur. Setelah jadi, Jisoo mengambil 1 mangkok dan menuangkan buburnya yang telah jadi kedalam mangkok yang kemudian dia taruh diatas nampan, termasuk sendok yang baru saja ia ambil. Lalu, dia segera mengambil 1 butir obat penurun demam dan tentunya segelas air mineral.

Jisoo memasuki kamar Jungkook secara perlahan dan duduk dipinggir ranjang adiknya, nampannya sudah terlebih dahulu diletakkan dinakas samping kasur. Ia mengambil kompresannnya dan merendamnya dibaskom kecil berisi air yang sudah mendingin karena terlalu lama didiamkan. Tangannya ia ulurkan dan punggung tangannya ia letakkan dikening sang adik untuk mengecek suhu dikening adiknya yang ternyata tidak ada perubahan sama sekali, masih terasa panas.

" Jung, ayo bangun dulu. Setelah makan dan minum obat baru kamu boleh tidur lagi " Ucap Jisoo lembut. Tangannya mengusap pipi chubby Jungkook.

" Nggh... " Jungkook menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya. Matanya perlahan - lahan terbuka. Jisoo menjadi objek pertama yang ia lihat setelah matanya terbuka.

" Makan dulu nde? Sini Noona suapin. " Jisoo segera mengambil mangkok yang berisi bubur dan segera menyuapi Jungkook. Namun, Jungkook menggeleng.

" Wae? Kamu harus makan dan minum obat dulu Kook. "  Tidak ada nada paksaan dalam perkataan Jisoo, gadis itu berkata dengan sangat lembut.

" M - minum " Lirih Jungkook, tenggorokannya benar - benar terasa kering, bahkan untuk berkata saja susah. Jisoo yang mengerti langsung mengambil gelas dan menbantu adiknya untuk minum. Jungkook segera bersandar diheadboard kasur dengan bantuan Jisoo dan segera meminum air yang disodorkan oleh Jisoo.

" Sekarang makan nde? Noona yang akan suapin. " Jisoo mencoba membujuk kembali adiknya. Dan beruntungnya Jungkook mengangguk.

" Buka mulutmu Jung. " Jisoo mengarahkan sendok yang berisi bubur kedepan mulut Jungkook. Yang langsung diterima oleh Jungkook.

" Pahit Noona. " Keluh Jungkook.

" Kamu kan lagi sakit Jung. Makanya setelah ini minum obat supaya demamnya turun nde? " Jisoo kembali menyuapi Jungkook.

" Kenyang Noona. " Ucap Jungkook. Padahal buburnya masih ada sisa setengah mangkok, namun Jungkook sudah merasa kenyang.

" Baiklah. Minum obatnya dulu Kook. Noona akan menaruh mangkoknya dulu didapur lalu menemanimu tidur. " Jungkook memiliki kebiasaan disaat ia sedang sakit yaitu bermimpi buruk. Maka dari itu, Jisoo sering kali menemaninya tiduk jika pria itu sedang sakit.

Jungkook mengangguk dan Jisoo segera membawa nampan berisi mangkok kedapur, tak lupa baskom berisi air yang sudah mendingin dan kompresannya.

Jisoo segera melangkahkan kakinya kekamar Jungkook setelah menaruh mangkoknya didapur. Ia akan mencucinya nanti. Sekarang yang terpenting adalah adiknya.

" Kook? Sudah minum obatnya? " Pemandangan pertama yang Jisoo lihat ketika memasuki kamar adiknya adalah Jungkook yang mencoba menaruh gelas dengan air yang sisa setengah kenakas. Jisoo yang melihat itu langsung buru - buru membantu menaruh gelasnya, menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Misalnya, gelasnya terjatuh kelantai.

" Sudah Noona. " Jungkook berucap sambil mengangguk - anggukan kepalanya.

Jisoo kemudian merebahkan dirinya disamping Jungkook, badannya menghadap kearah Jungkook.

" Sekarang tidur nee? " Jisoo mengusap rambut Jungkook secara lembut, bermaksud membuat Jungkook terlelap dengan nyaman.

Jungkook segera menyamankan dirinya dipelukan Jisoo. " Dingin Noona... " Lirih Jungkook.

Jisoo segera menarik selimutnya keatas badan. Berharap adiknya merasakan kehangatan agar bisa terlelap.

And.... It works!!

Tidak lama setelah Jisoo menari selimutnya, Jungkook terlelap, tentunya dengan bantuan dari usapan Jisoo.

~~••~~

Jisoo segera bangun saat menyadari hari sudah pagi. Cahaya matahari yang masuk melalui sela - sela tirai sangat menganggunya. Jisoo segera teringat dengan adiknya. Apakah demamnya sudah turun? Pikirnya.

Jisoo mengulurkan tangannya dan meketakkan punggung tangannya diatas kening adiknya. Hatinya terasa sedikit tenang saat menyadari demamnya sudah mulai menurun, suhunya tidak sepanas kemarin. Namun, keningnya masih terasa hangat.

Jisoo segera kedapur dan memanaskan buburnya yang ia bikin kemarin subuh. Ah... ia baru teringat kalau ia terbangun pukul 02.00 dan kembali terlelap pukul 03.30 dini hari, pantas saja ia masih mengantuk, ia hanya tidur 4 jam mengingat sekarang sudah pukul 07.30.

Setelah dirasa panas, Jisoo segera menuang buburnya kemangkok, yang tentunya buat dia sendiri. Untuk Jungkook, ia akan menyuapi adiknya setelah ia makan.

Beberapa menit kemudian.

Jisoo membuka pintu kamar Jungkook dengan bawaan yang sama, nampan yang berisi bubur, segelas air mineral, dan tentu saja obat penurun demam.

" Jungkook ayo bangun. Time for breakfast. "

" Hmmm... "

" Gimana sudah enakan? " Jungkook mengangguk. Jisoo segera membantu Jungkokn untuk bersandar diheadboard kasur, lalu menyuapi Jungkook bubur dan tidak lupa menyuruh adiknya itu untuk meminum obat. Selesai dengan urusan sarapan dan lain - lainnya, sesi ceramah pun dimulai.

" Jung... makanya kalo lagi hujan tuh gak usah sok - sokan lari. Jadinya sakit kan. Kan kamu bisa tunggu hujannya reda baru pulang. Kalo gini kan jadinya sakit. Ngerti gak? " Jisoo tadinya ingin bilang kalau Jungkook bisa menelfon dirinya untuk membawakan payung. Tetapi, mengingat mereka hanya memiliki 1 ponsel untuk berdua, Jisoo mengurungkan niatnya untuk mengatakan hal tersebut. Kondisi keuangan mereka yang terbatas membuat mereka harus melakukan itu. Sebenarnya, mereka bisa saja membeli 2 ponsel, namun mereka memutuskan untuk membeli 1 ponsel dan 1 laptop untuk mengerjakan tugas.

" Nde " Daripada membalas perkataan Noonanya, Jungkook memilih pilihan yang aman saja, yaitu menurut. Kalo Jisoo berubah menjadi singa betina kan jadinya tidak lucu. Nanti Jungkook malah kena amuk :(


Tbc

991 Words.
Ini adalah part terpanjang yang pernah aku bikin. Tapi akunya masih belum puas, jadi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk buat part yang panjang.

Kalo ada yang mau request tentang moment mereka berdua, silahkan...

SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang