Chapter 1

2 2 0
                                    

   Dering alarm membangunkan gadis yang tengah tidur dibawah selimut. Dengan rasa terpaksa ia pun terbangun dan mencari ponselnya untuk mematikan alarm tersebut. Dengan Langkah malas gadis itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Lalu tidak lama seseorang mengetuk pintu kamar gadis itu.

TOK...TOK...TOK...

" Pelangi, kamu udah bangun ? loh kemana anaknya ?" tutur wanita ini sambil melihat kearah tempat tidur.

Mendengar namanya di panggil Pelangi pun keluar dan melihat siapa yang memanggil dirinya. " eh mamah, udah mah baru selesai mandi " jawab Pelangi dengan senyum manisnya

" oh disitu rupanya mamah kira kamu kemana,yaudah siap siap kita sarapan bareng yah " ajak sang mamah. Ketika Ira hendak keluar Pelangi menghentikan langkahnya 

"Hm.. mah, aku gak sarapan bareng kalian yah,aku makan di sekolah aja entar " sahut Pelangi yang menatap mata Ira. 

Ira menatapnya bingung " loh kenapa ? udah lama loh kamu gak makan bareng kita? Ada masalah ?" tanya ira kepada putrinya. walau Pelangi putri tirinya ia sudah menganggap Pelangi layaknya Adira,putri kandungnya.

" ah engga,gak ada apa-apa kok mah,takut kesiangan aja" jawab Pelangi. 

" engga, nanti kamu bisa bareng sama ayahmu dan Dira" saran ira "kalau kamu tetep nolak mamah marah dan gak akan ngomong sama kamu, udah lama soalnya kamu gak makan bareng kita" lanjutnya.

"Mah..." lirih Pelangi. dengan menghembuskan napas " oke, aku sarapan bareng kalian " jawabnya dengan berat hati. Setelah rapih ia turun dan berjalan dibelakang Ira.

Ini yang ira suka dari Pelangi, baik hati, gampang diatur, sederhana. Entah apa saja yang di ajarkan Nindy terhadap Pelangi sehingga dia menjadi gadis dengan good attitude seperti ini.

Ira melanjutkan langkahnya ke arah dapur untuk menyiapkan makanan yang akan dibawa ke meja makan,sedangkan Pelangi melanjutkan langkahnya kearah meja makan.

Saat hendak menarik kursi Pelangi dihentikan oleh perkataan adira,yah sang adik tiri " itu kursi gue, setelah nyokap lu rebut papah dari mamah gue, lu sudah berani ngerebut kursi gue ?" ucap Adira sambil menghempas tangan Pelangi.

Inilah yang tidak Pelangi suka dimana ada yang membawa ibunya. Terlebih lagi sang ayah tidak membelanya dengan membenarkan bahwa ibunya bukanlah seperti yang dipikirkan Dira dan orang diluar sana, ayahnya hanya bisa bungkam.

" oh sorry.. gue gak tau, soalnya gak ada tulisan milik ADIRA VEGA KIRANIA " ucap Pelangi dengan santai tetapi ada penekanan.

" lo tuh yah..." sahut Adira sambil menarik lengan baju seragam Pelangi, tetapi terhenti Ketika suara dentingan garpu yang ditaruh ke atas piring dengan sangat keras. Karena kaget Adira melepaskan tangannya dari baju Pelangi dan menoleh ke arah sang papah begitu pun dengan Pelangi.

" bisa diam! Adira cepat duduk di kursimu. Dan anda, jika anda bergabung hanya untuk membuat keributan dan mencari masalah lebih baik tidak usah ikut makan bersama kami. Lagian selama anda tidak makan bersama kami, kami makan dengan tenang tanpa adanya keributan." Ucap Ardi tanpa menatap kearah Pelangi.

" denger gak lo hah!" sahut Adira sedikit berteriak.

" kalo mamah gak nyuruh aku buat makan bareng kalian juga,aku gak bakal mau. Lagian disini yang mulai Adira! Jadi bukan aku yang bikin keributan" jawab Pelangi dengan santai

Adira yang mendengar namanya disebut merasa tidak suka dan langsung berteriak " apa lo bilang, dari awal lo dateng ke rumah ini juga udah menjadi masalah buat keluarga gue! "

Mendengar suara Adira, ira langsung terburu buru menuju meja makan untuk melihat apa yang terjadi.

" Dira ada apa sih ? kenapa kamu teriak-teriak hah ? ini masih pagi loh gak enak kalo di denger tetangga." Tanya Ira kepada sang putri.

" mamah yang ngajak dia makan bareng kita ? udah cukup yah mah! Udah berapa kali aku bilang, aku gak suka dia. Aku gak suka sekolah bareng dia! Aku gak suka satu rumah sama dia! Aku gak suka satu papah dengan dia! Pokoknya yang berkaitan dengan dia aku gak suka!" sahut Adira dengan marah. dan melangkahkan kakinya keluar untuk berangkat terlebih dahulu.

"Adira...Adira..." teriak Ira untuk menghentikan Adira.

Yah, itulah Adira. Dulu dia adik kecil yang sangat lucu, dan menggemaskan. Hingga suatu waktu ia tak sengaja melihat ayah pulang dengan keadaan mabuk dan meracau bahwa ayah benci dengan ibuku yang telah merusak kisah cintanya dengan mamah dahulu. Sejak saat itu Adira berubah sikap padaku.

" cukup! Anda sudah membuat semuanya berantakan! Tidak kah wanita itu saja cukup untuk membuat kekacauan di keluarga saya! Sekarang anda juga." Tegas Ardi dengan jari yang menunjuk tepat depan wajah Pelangi.

Pelangi yang diperlakukan seperti itu oleh sang ayah hanya menunduk. Melihat Pelangi yang menunduk seperti itu ira merasa sangat iba terhadapnya.

Belum sempat Ira ingin bersuara, Ardi Kembali bersuara " dan kamu ra! Aku tau kamu baik, tapi bisakah kamu ngertiin perasaannya Adira. kamu menerima anak ini tanpa persetujuan aku dan Adira ! cukup ra kamu dari dulu selalu mendahulukan wanita itu! Gara-gara dia kamu tau kan ra apa yang kita alamin dulu." Lanjut Ardi.

Pelangi yang tidak bisa lagi mendengar sang ibu di jelek-jelekan pun angkat suara " CUKUP YAH! Yang ayah bicarakan itu ibuku. Ayah tidak tau apa-apa tentang ibuku!" ucap Pelangi dengan tegas dan dingin sambil menatap kearah ayah dan mamahnya. Lalu melangkahkan kakinya keluar.

~~

Haii aku balik lagiii....

Aku sepertinya upload tidak menentu,harap maklum yah:)

Sebenernya aku mau nambahin cast pemainnya,tapi berhubung aku kalo baca wattpad juga selalu berimajinasi menjadi si tokohnya,jadi aku pikir kalian akan suka kalo kalian berimajinasi juga jadi pelangi~

Oh iya sorry kalo chapternya pendek.aku akan berusaha buat menulis chapter yang lebih panjang lagi.

Semoga kalian sukaa...

Selamat Membaca....

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang