DUA

3.9K 646 250
                                    

2

“Uhh,..” Aku terbangun akibat cahaya matahari yang menyilaukan masuk melalui jendela.

Kepalaku masih terasa agak pusing. Aku memijatnya pelan sambil bersandar menatap matahari pagi.

“Semalam, Atsumu…” Aku masih mengingat-ingat apakah semalam Atsumu memang datang kekamarku, atau itu hanya sebuah mimpi karena aku sangat merindukannya.

Disaat-saat aku sibuk berpikir, plester pereda demam yang ada di dahi-ku jatuh. Aku tidak ingat kalau semalam memakai ini sebelum tidur.

PING!
Ponselku yang berada di atas meja berbunyi. Saat aku hendak mengambilnya, aku menemukan semangkuk oatmeal dengan kertas origami berbentuk bangau disampingnya.

“Gw Cuma bisa buatin ini.
  Kasian kalau lo makan bubur asin.
  Gak usah ke kampus, biar gw bawain surat izin ke dosen lo.
-Tsumu”

Itu pesan yang ia tinggalkan didalam lipatan bangau kertas. Berarti kejadian semalam bukanlah mimpi belaka, tapi kenapa tiba-tiba Atsumu jadi sebaik ini? Bukan, sedari awal sifat alaminya memang seperti itu. Seharusnya aku senang karena masih bisa melihat sikap Atsumu yang baik dan penyayang.

[Suna Rintarou 08.30 :  Lo gak masuk? Terus gw nyontek catetan ke siapa?]

Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Bisa-bisanya Suna lebih mengkhawatirkan catatannya daripada aku.

[Suna Rintarou 08.32 :  Bercanda, hari ini gw mampir kerumah lo.]

^°^°^°^°^°^

TOK.. TOK.. TOK..
Aku bergegas membuka pintu, 1 jam aku menunggu setelah suna mengirim pesan bahwa ia sudah keluar kelas dan akan segera datang kerumahku.

“Lama.” Ucapku mempersilahkannya masuk.

“Macet woi. Nih buat lo.” Ia membuka helm dan meletakkannya diatas meja.

Didalam totebag yang ia bawa terdapat banyak Snack dan jus kaleng. Oh, ia juga menyelipkan buku catatan didalam sana.

“Arigato, my best friend-“ Aku menyikut pelan lengannya. Ia hanya mengangguk kecil.

“Hari ini lo ada keluar rumah?” Tanya Suna sambil membuka salah satu minuman kaleng.

Beberapa detik setelah Suna bertanya, aku tertawa kecil. Sepertinya ia melihat Atsumu saat sedang menuju kesini dan mengira kalau itu adalah aku. Repot ya punya saudara kembar.

“Gw pulang.”

“Oh, Tsu—“ Aku dan Suna terdiam sejenak, sedikit ternganga sambil menerka-nerka siapa orang yang ada dihadapan kami ini.

“Apaan sih lo berdua! Kayak liat setan aja!” Ketusnya sambil membuka sepatu dan meletakkannya pada rak.

“Rambut lo kenapa? kesamber perit? Saing-siang gini?” Harus kuakui bahwa Suna cukup berani mengatakan hal itu, mulutnya benar-benar lemes.

Atsumu menghiraukan pertanyaan Suna dan segera masuk kedalam kamarnya, dengan irama hentakan kaki yang terdengar kesal. Ya, aku tahu Atsumu mewarnai rambutnya. Cocok, sih. Aku hanya sedikit terkejut karena itu adalah pertama kalinya ia bisa terlihat bebeda dariku.

“Cocok jadi berandal.” Ucap Suna lagi.

Ayolah, sahabatku ini benar-benar kurang bercermin. Ia bahkan terlihat lebih berandal daripada Atsumu. Telinga yang ditindik, dan celana jeans dengan motif robek itu menjadi ciri Khas Suna Rintarou.

^°^°^°^°^°^

“Samu, lo ngapain? Cosplay jadi ibu rumah tangga?”

Ingin ku pukul, ingin ku pukul.

When You're Gone - Miya Osamu [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang