Sekarang, aku telah resmi masuk di dunia anak SMA. Dunia yang sering mereka sebut sebagai masa paling indah disebuah kehidupan. Susah senang, canda tawa, lawan kawan,bahkan jatuh dan terbangpun lebih mengasikan pada masa itu. Maka pada saat inilah kan kubuktikan benarkah masa indah itu nyata atau hanya imajinasi semata.
☁️☔🌨️
SMAN 1 YOGYAKARTA, salah satu SMA bergengsi didaerah istimewa ini. Disinilah cerita baruku dimulai dengan rasa baru, teman baru, cinta baru kan kurasakan keasikan itu pada masa ini.
“ Perkenalkan nama saya Raina Anatasha Senja, rumah saya dijalan Mangkunegara Perumahan no 11 daerah Kotagede. Hobi saya main piano and bernyanyi. Cita cita saya menjadi dokter. Asal sekolah, saya dari SMPN 2 HARAPAN, Yogyakarta. Alasan kenapa saya masuk sekolah sini karena adanya sistem zonasi. Terimakasih.”
Hanya suara tepuk tangan dan beberapa siulan dari teman kelas MIPA 2 yang mungkin akan berteman denganku selama 3 tahun kedepan ataupun diwaktu seterusnya.
Aku kembali duduk dibangkuku dan duduk bersama Akila, lebih tepatnya Akailaya Pramaida Ningkrum. Saat aku tanya kenapa bisa dipanggil Akila, Akila menjawab biar lebih simpel dan kelihatan lebih akrab satu sama lain.
Selama tiga bulan ini semuanya terasa menyenangkan, yang kurasa mulai berbeda pandangan ketika masih SMP dulu. Teman baru yang kurasa lebih dewasa dan orang orang yang mulai berpandang untuk masa depan.Mengasikan, penuh canda tawa dalam perjuangan yang menguras banyak energi kerja otak. Cinta baru juga menyelimuti kelas ini, kelas yang sudah menjadi keluarga untukku dalam jangka waktu singkat.
“ RAIN yuhuuuuu…. Nitip minum dong.”
Dia adalah salah satu teman satu kelasku yang super duper paling menyebalkan seantreo sekolah, suka nyanyi berantakan gak jelas lagunya apa, dan yang paling nyebelin dia itu terlalu malas buat jalan.
Dikit dikit minta tolong nitip makanan dong, beliin es dong siapapun yang ke kantin pasti selalu dia titipin mulu. Itulah kesehariaannya saat di sekolah, Renando Bangkit Guanno.
“ Bodo. Mau jalan, gak mau ya udah.”
Balasku sarkas. Karna inilah aku yang sekarang, sejak hari kelulusan itu. Aku mulai merubah kepribadianku, tak lagi ada Rain yang selalu ceria, yang ada hanyalah Rain yang berbicara seadanya saja.
Aku hanya ingin melupakan Dava dengan cara mulai merubah kebiasaanku saat bersamanya, yaitu tersenyum setiap saat.
“ Yeee dasar mak lampir, mulut kok pedes banget kaya cabe goceng, itu mulut apa sambaladonya mbak Ayu Tingting.” Lagi lagi si Bangkit berbicara tak penting, dengan candaanya.
“ Mulut mulut gue, seterah dong gue mau bicara apa, emang lo. Mulut kok cerewet ngelebihin mulut rumpi cewek. Itu lakinya masih tanda tanya.”
Aku mulai naik darah jika berurusan dengan Bangkit, namun hanya dengannyalah Rain yang dulu masih ada, Rain yang selalu cerewet dan menanggapi semuanya dengan omong kosong.
“ Wah ngakuin nih berarti situ laki, cewek kok ngerendahin cewek. Jangan jangan situ cewek jadi jadian.” Mulut licin Bangkit mulai bereaksi. Dan jangan lupakan ketawanya Bangkit yang udah ngelebihin toak masjid.
“ Udah ah Rain, ayok ke kantin. Ngapain sih ngeladenin Bangkit, gak ada habisnya. Si Sasa yang cerewetnya kaya gitu aja kalah apa lagi lo, yang diam nggak banyak bicara mau kalah omongan, malu kalik.” Lerai Akila yang menariku menuju tangga kearah kantin.
“ Akila songong.. nitip kopi, nanti nama lo gue ukir dalam sejarah kebaikan orang orang yang ada dihidup gue.” Teriak Bangkit dari depan kelas dengan suaranya yang melengking.
Aku sama Akila hanya tutup kuping dan mengabaikan permintaan Bangkit.
Sampai kantin, yang kulihat hanya segrombolan orang yang sedang memesan makanan dan tempat meja makanpun juga penuh semua. Inilah yang paling sering membuatku malas kekantin, jika karna belum sarapan dan lupa membawa bekal, aku tak mau bergabung dengan mereka, berdesak desakan hanya untuk mengantri memesan makanan.
Aku memutuskan untuk kembali kekelas hanya membawa botol minuman dan tidak jadi membeli makan.
“ Buset cepet banget ni anak, terbang lo. Eh ngomong ngomong pesanan gue mana? Kok gak ada yang bawa kopi?” tanya Bangkit yang berdiri diambang pintu kelas.
“ Emang lo pikir gue mau gitu beliin lo kopi? Mimpi lo. Gue aja nggak lo kasih duit ngapain gue beliin. Dasar missking.” Cereceh ku yang malas meladeni sifat Bangkit.
“ Wah belum juga nikah masa minta gue nafkahin sih. Ngebet banget jadi istri gue.”
“ Whatt, GILA LO YA!!! Gue ngebet nikah sama lo?? Mending gue gak usah nikah sekalian.” Bentakku kemuka Bangkit.“ Aduh nyesel lo nggak mau nikah sama orang ganteng kaya gue.” Goda Bangkit dengan menaik turunkan alisnya.
“ BODO!!” aku langsung nyelonong masuk ke dalam kelas.
“ Yak sayang, aa Ganteng yakin nih mau kamu tinggal sendiri.” Teriak Bangkit dari luar
“ Jijik gue.” Aku bergidik ngeri dan menirukan adegan orang yang mau muntah.
🌨️☔🌨️
To Be Continued_
Next ya, maaf dikit banget 😭🙏
Bangkit dah keluar🤩🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Rain
Teen FictionBehind The Rain... Tanpa ku duga! Aku yang jatuh terlalu dalam karena mu atau aku yang terlalu bodoh untuk menyadari kehadirannya. Cast : @ Raina Anatasha Senja @ Renando Bangkit Guano @ Kei Naara Putri Ariyani @ Dava Arya Pratama