Autumn Anterograde 11: The Day

3.6K 590 93
                                    

July, 2013

"Selamat pagi sayang, apa yang kau masak pagi ini?" Jeno memeluk istrinya dari belakang, menumpukan dagunya ke bahu milik Jaemin yang dibalut kaus putih dan apron berwarna biru muda.

"Hanya sandwich isi tuna dan sosis goreng, tak apa kan? Sarapan sekalian bekal untuk Jisung. Ini hari pertamanya masuk sekolah, dari semalam ia merajuk minta diantar olehmu." Jaemin menoleh dan mengecup pipi suaminya sekilas.

"Ah, iya. Aku hampir lupa kalau ini hari pertamanya sekolah. Jadi apakah Eomma cantiknya Jisung ini akan ikut mengantar ke sekolah menemani Appa tampannya?" Di belakangnya, Jeno masih saja mengekor sambil memeluk Jaemin, tidak peduli jika istrinya kerepotan mempersiapkan segala keperluan rutinitas pagi hari.

~~~

Tuan dan Nyonya Lee sering datang berkunjung ke apartemen mereka setiap akhir pekan untuk bermain bersama Jisung dan menjenguk kedua putra kecintaan mereka. Jaemin dan Jeno adalah kesatuan yang pas, Jeno yang manja dan Jaemin yang perhatian. Jika Jeno sedang tidak ada pekerjaan, maka keluarga kecil itu yang mendapat giliran mendatangi rumah kedua orang tua mereka, rumah masa kecil kakak beradik Lee Jeno dan Na Jaemin.

Musim panas ditambah keluarga kecil yang saling mengasihi akan membuat kehangatan meningkat dua kali lipat. Tuan dan Nyonya Lee selalu membawa Jeno dan Jaemin ke Pantai Haeundae di Busan setiap musim panas. Menaiki kereta KTX dengan kecepatan 300 kilometer per jam menjadi kesenangan tersendiri bagi Jeno dan Jaemin kecil. Biasanya kedua kakak beradik itu langsung melihat dengan serius Sand Festival yang diadakan di pantai itu. Berbagai macam kreasi yang terbuat dari pasir akan dipamerkan. Setelah itu mereka berdua akan berkompetisi membuat istana pasir dengan orang tua mereka yang menjadi jurinya, dengan art sense yang tinggi, sudah bisa dipastikan Jaemin akan dengan mudah mengalahkan Jeno. Tetapi adik kecil berkulit seputih porselen itu akan memberi pijatan ringan kepada sang ibu dan merajuk agar memenangkan hyung kesayangannya. Perempuan paruh baya itu menggenggam album foto keluarganya dengan wajah teduh keibuannya, perempuan itu menyunggingkan senyuman, mensyukuri betapa bahagia masa tuanya, memiliki Jeno, Jaemin, dan Jisung, seorang cucu berusia 4 tahun yang menggemaskan.

"Halmeoni ... Harabeoji ... " Teriakan Jisung terdengar di seluruh penjuru rumah besar itu, diikuti Jaemin dan Jeno yang terkekeh kecil mengikuti anak mereka yang semangat berlari.

"Aigoo ... Jisung jangan berteriak sayang. Nanti halmeoni dan harabeoji terkejut." Jaemin berbicara lembut, memberikan pengertian kepada buah hatinya.

"Tidak apa-apa sayang, telinga orang tua ini kan sudah mengalami penurunan fungsi." Tuan Lee berkata sambil menuruni tangga, merentangkan tangan untuk menyambut cucunya yang lucu lagi menggemaskan.

"Harabeoji ... Jisung rindu sekali. Hari ini Jisung sudah sekolah, jadi tidak bisa lagi bebas bermain robot di sini." Jisung cemberut sambil memilin ujung rompi seragam sekolahnya yang bermotif kotak-kotak biru muda.

"Masih ada akhir pekan sayang, tak apa-apa. Eoh, biasanya Jisung mencari cookies cokelat Halmeoni, kali ini Halmeoni buatkan yang banyak agar bisa dibawa pulang." Nyonya Lee telah duduk di antara mereka sambil membawa setoples penuh cookies cokelat hangat yang baru diangkat dari pemanggang. Seketika Jisung melompat dari pelukan hangat Harabeoji-nya ke pangkuan empuk Halmeoni-nya.

"Eomma ... Nana merindukan Eomma." Jaemin memeluk sang ibu yang duduk di sebelahnya. Tuan Lee, Jisung, dan Jeno tertawa melihat interaksi manja Jaemin dengan ibu mereka. Bagaimana bisa seorang yang telah menjadi ibu tak mau kalah manja dengan anaknya sendiri.

August, 2013

Jam telah berdentang sebelas kali, Jaemin masih berdiam diri di ruang keluarga dengan televisi yang masih menyala menayangkan entah apa. Matanya fokus pada buku bacaan bersampul biru muda yang berada di pangkuan. Akhir-akhir ini Jeno selalu mengambil jadwal penerbangan yang lebih padat dari sebelumnya, bahkan days off yang diambilnya tidak sampai satu bulan. Selama itu pula Jaemin tidak pernah tidur teratur. Ia baru akan pergi tidur ketika jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Atau ia akan tertidur setelah menemani Jisung belajar pada pukul delapan. Tidak ada makan malam lengkap bersama seluruh anggota keluarga, tidak ada cerita keseharian antara ayah, ibu, dan anak. Semuanya perlahan berubah lagi.

Autumn Anterograde [Nomin Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang