4.

8 1 0
                                    

Seperti biasanya, kantin sekolah akan di penuhi oleh para siswa yang saling berdesakan satu sama lain baik itu sedang berebut tempat maupun berebut pesanan. Untung saja Difa dan Agis datang lebih awal, jadi tidak susah-susah seperti yang lain.

Pesanan Agis dan Difa pun datang. Tanpa ba bi Bu lagi mereka langsung melahap makanan mereka sambil mengobrol santai.

"Oh ya gis, nanti aku mau ke gramed beli novel baru. Kamu ikut ya! Temenin aku...pleasee". Ajak Difa.
Agispun ragu ia takut tak di beri izin oleh orangtuanya.
"Nanti aku coba minta izin sama papa dulu ya, kamu kan tau kalo aku pergi ga minta izin bisa bisa perang dunia di rumah, hehe". Jawab Agis.
"Oke... Nanti kalo kamu bisa kita langsung aja ketemuan di gramed jam 4 sore". Putus Difa yang di angguki oleh Agis.

Sepulang dari sekolah agispun segera menuju ruang kerja ayahnya. Susana tampak bahwa Herwin sedang bergelud dengan laptopnya.
"Assalamualaikum yah". Agis mengucapkan salam pada ayahnya namun Hewrin tak merespon sama sekali.
"Ada apa kamu kesini?". Tanya Herwin.
"Aku  mau minta izin ke gramed buat beli novel yah, perginya juga sama Difa kok". Jawab Agis. Firasatnya mengatakan bahwa ayah nya tidak akan Mau mengizinkan Agis pergi.
" Terserah kamu, asal jangan pulang malam. Awas kalo saya liat kamu pulang malam". Tegas Herwin.
Di luar dugaan Agis ternyata ayahnya meberikan ia izin pergi.
"Makasih ya yah... Agis janji ga akan kemaleman". Agis memastikan ayahnya agar percaya. Herwin hanya memandang Agis sekilas setelahnya ia melanjutkan pekerjaannya. Melihat ayahnya seperti itu Agis sangat mengerti bahwa ayanya ingin ia segera keluar dari ruang kerjanya. Agispun tanpa pamit keluar dengan hati yang senang, iapun segera bersiap siap untuk pergi karna waktu telah menunjukkan pukul 15.00 masih ada 1 jam untuk sampai ke gramedia.

Setelah lebih kurang setengah jam perjalanan, Agis akhrinya sampai di Gramedia. Ia mengambil benda pipih di Tote bag yang di pakainya dan mencari kontak Difa dan langsung menelfonnya.
"Assalamualaikum Dif kamu dimana?". Tanya Agis.
"Waalaikumussalam,  liat sebelah kanan kamu.. aku pake baju merah". Ujar Difa.
"Oh oke... Bentar ya aku kesana". Agis mengakhiri panggilan mereka dan menuju ke arah Difa.

"Syukurlah kamu di kasi izin sama ayah kamu gis." Mereka memulai obralan sambil melanjutkan jalan mereka.
"Iya dif, aku juga awalnya ga nyangka tapi syukur deh ayah ga marah". Tampak raut bahagia dari mata Agis. Difa jadi merasa kasihan mengapa sahabatnya memiliki orangtua se posesif Herwin dan Susan.

Akhirnya mereka sampai di gramed dan segera melihat lihat novel yang akan di beli. Agis menemukan Novel yang ia incar dari dulu judulnya "Kata" dari Rintik Sedu. Ia sangat menyukai karya dari Rintik Sedu bahkan sampai ke podcast pun selalu ia dengarkan. Namun saat ingin mengambil buku tersebut tiba-tiba saja tangan asing yang lebih dahulu mendapatkanya, mana bukunya cuman sisa satu.

"Maaf, tapi buku itu punya saya... Saya yang menemukannya dulu." Ujar Agis pada orang tersebut.
"Buku ini udah di tangan saya, berarti punya saya". Jawab orang itu dan langsung pergi  tanpa rasa bersalahnya.
"Dasar cowo ga tau malu.. jelas jelas aku yang nemuin dulu kan cuma kalah cepet aja karna aku ga sampe". Oceh Agis.
"Makanya jadi cewe tuh tinggi". Balas cowo tersebut. Ternyata ia mendengar Omelan Agis ah jadi malu rasanya.

Alhasil, Agis hanya membeli buku diary polos untuk ia gunakan sebagai buku coret inspirasi nya.  Merekapun  keluar dari gramed dan ingin segera pulang, namun ternyata di luar turun hujan sangat deras dan pilihan mereka hanyalah menunggu hujan reda. Tuh kan cowo tadi  batin Agis. Ia menatap cowo itu dalam dalam dan ternyata cowo itu menyadarinya. Agispun salah tingkah dan langsung mebuang muka, tampak cowo itu berjalan kearahnya dan itu membuat Agis gelisah.

"Ini ambil". Ucap cowo itu memberikan barang yang di pegang nya.
"Ha?". Tanya Agis tak mengerti. Cowo itu mengambil tangan Agis dan memberikan barang tersebut ke tangan Agis, hal itu sontak membuat Agis kaget.

"Astaghfirullahaladzim". Teriak Agis.

Maap up nya malem:)

Tetap support cerita ini teman teman.

"Enam Bulan Terakhir" (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang