7

4 1 0
                                    

Seusai dari kantin, Agis dan Difa pun menuju kekelas mereka karna bel masuk telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Mereka pun duduk di tempat masing masing dan mengobrol santai sambil menunggu sang guru pengajar.

"Kamu beneran ga papa gis?". Tanya Difa dengan raut wajah khawatir.
"Iya beneran Dif, kamu tau sendiri aku gimana kan". Ujar Agis meyakinkan Difa.
"Kalo ada apa-apa cerita sama aku ya gis, mana tau aku bisa bantu kamu". Ujar Difa.
"Iya Difa bawel, tenang aja..insyaallah aku ga papa kok". Balas Agis yakin. Ia tak mau membebankan sahabatnya itu tentang penyakit yang dideritanya sekarang. Mungkin ada masanya nanti Agis akan menceritakan semuanya. Nanti.

"Pengumuman kepada seluruh siswa dan siswi SMA Pancasila, harap segera berkumpul ke aula sekolah sekarang. Sekali lagi pengumuman kepada seluruh siswa dan siswi SMA Pancasila untuk segera menuju aula sekolah sekarang".

Suara pengumuman yang berasal dari ruang guru tersebut membuat seluruh murid di kelas mereka bergegas keluar dan menuju aula sekolah mereka. Begitu juga dengan Agis dan Difa, mereka pun berjalan menuju aula sekolah sesuai dengan arahan dari pengumuman tadi. Dari info yang di dengar, ini tentang kunjungan dari Sekolah SMA Pelita Bangsa ke sekolah mereka.

Saat sampai di aula, ternyata sudah begitu ramai para siswa siswi yang berkumpul. Baik itu dari SMA mereka, maupun dari SMA Pelita Bangsa. Beberapa dari mereka yang berkumpul ternyata penasaran dengan seorang KETOS dari SMA Pelita Bangsa yang katanya tampan plus jenius, makanya yang mengisi baris paling depan sekarang adalah para siswi dari SMA mereka.

Salah satu guru dari SMA Pancasila berjalan kedepan yang diyakini akan memulai acara mereka.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua". Salam dari buk Rina selaku kesiswaan SMA Pancasila dan serempak para siswa siswi maupun guru yang hadir pun menjawab salam yang diucap olehnya.

"Baiklah, seperti yang kita ketahui bersama . Hari ini sekolah kita mendapatkan kunjungan dari SMA Pelita Bangsa dalam rangka mempererat silaturahmi antar sekolah. Untuk itu ibuk harap kalian semua siswa-siswi SMA Pancasila bisa menjaga sikap dan berprilaku baik terhadap siswa-siswi SMA Pelita Bangsa. Mungkin itu saja yang ingin ibuk sampaikan kepada kalian, selanjutnya ibuk persilahkan kepada ketua OSIS SMA Pelita Bangsa untuk menyampaikan sambutannya". Ucap ibuk Rina sambil melangkah mundur untuk memberi jalan kepada ketua OSIS SMA Pelita Bangsa.

Suasana tiba-tiba sedikit hening ketika Ketos SMA Pelita Bangsa mulai berjalan dihadapan mereka. Tak ketinggaln Agis dan Difa yang ingin menyaksikan seksama wajah seorang yang di bicarakan siswi SMA mereka. Ketika sang ketos berada di hadapan semua siswa, Agis sedikit kaget karna sang Ketos yang ditunggu-tunggu siswi SMA pelita ternyata adalah cowo yang tak sengaja kemarin bertemu dengan Agis. Difa pun tak kalah kaget karna ia ingat betul wajah cowo yang bertemu dengan mereka kemarin.

"Gis, itukan cowo kemarin yang mau kasi kamu bingkisan itu... Wahh ternyata dia Ketua OSIS SMA Pelita Bangsa ya, keren banget mana good looking lagi". Ucap Difa setengah berbisik.

"Aku juga ga nyangka ternyata dia Ketua OSIS, Dif." Jawab Agis.

Semua siswi berbisik-bisik tatkala melihat wajah ketua OSIS SMA Pelita Bangsa. Ada juga yang secara terang terangan mengatakan "ganteng banget" sehingga menarik perhatian murid-murid yang lain.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang semua perkenalkan nama saya Miftah Ramatha selaku ketua OSIS SMA Pelita Bangsa. Saya sangat berterima kasih kepada SMA Pancasila karna telah Sudi menerima kunjungan dari SMA kami, dan semoga dengan adanya kunjungan ini bisa mempererat tali persaudaraan antar sekolah kita. Mungkin, Itu saja yang ingin saya sampaikan terimakasih atas perhatiannya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". Miftah pun melangkah pergi dari hadapan mereka semua menuju ke rombongan sekolah nya.

Setelah kata sambutan dari Miftah akhirnya para siswa siswi dari kedua sekolah di bubarkan dan dilanjutkan dengan acara tour ke sekeliling sekolah pencasila dan Itu hanya di lakukan oleh OSIS SMA Pancasila dan Pelita Bangsa.

🌼

Saat ini Agis sedang berjalan menuju toilet sekolah dengan tergesa-gesa. Saat di kelas tadi Agis tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya yang amat luar biasa. Iapun segera keluar dari kelasnya untuk pergi ke toilet. Setelah masuk ke dalam toilet Agis pun langsung duduk di atas WC dan menenangkan diri, ia akan tetap berada di toilet hingga sakit kepalanya mereda. Beberapa saat kemudian, darah segar keluar begitu saja dari hidung Agis, ya... Agis mimisan lagi.

"Ckk, keluar lagi...".

Agis pun membersihkan darah yang keluar dari hidungnya itu menggunakan tisu yang ada di toilet tersebut. Cukup lama Agis menunggu hingga mimisan nya berhenti. Setelah ia rasa tidak ada lagi darah yang keluar dari hidungnya dan sakit di kepalanya juga sudah berkurang, Agis memutuskan untuk kembali ke kelas dan melanjutkan belajarnya.

Di perjalanan menuju ke kelas, Agis melihat Difa yang sedang berjalan menuju ke arahnya dengan raut wajah yang begitu khawatir.

"Gis kamu dari mana sih??". Tanya Difa.

"Dari toilet Difa, emang kenapa kok wajah kamu di tekuk gitu?".

"Ya gak papa, tapi kok ke toilet nya lama. Kamu ga kenapa-kenapa kan Gis?, soalnya pas kamu keluar kelas tadi wajah kamu kek nahan sakit tau gak" ujar Difa khawatir.

"Ga kok Dif, aku ga papa. Tadi tuh aku buru-buru karna kebelet BAB, makanya wajahku kek nahan sakit gitu". Jawab Agis sambil tertawa pelan.

"Yaudah kalo gitu. Yuk ke kelas, bentar lagi masuk mapel biologi yang kamu cintai dan sayangi itu". Ajak Difa sambil menarik tangan Agis menyusuri koridor.

"Enam Bulan Terakhir" (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang