4. Pak guru baru

4 1 0
                                    

Pak Ammar sampai di Madrasah Aliyah Al Bisyri, Dia melihat sekeliling sekolah, tiba-tiba melihat guru muda berhijab yang cantik sedang membetulkan letak papan namanya di depan cermin. Pak Ammar berdiri di sampingnya, jantungnya berdebar keras, saat melihat paras ayu alaminya, langsung bertanya tentang perkembangan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini, "Maaf, kalau boleh tahu, tahun lalu berapa peringkat sekolah ini?"

Bu Syafira tentu saja kaget karena tiba-tiba ada orang asing berwajah tampan yang bertanya seperti itu, "Ehm... maaf Saya bukan murid di sini."

"Aku tahu itu, ah iya kenalkan Saya Ammar " kata Pak Ammar sambil mengamati wajah Bu Syafira yang tampak memerah seperti sang Khumairoh. Dia kembali menanyakan tentang nilai di sekolah ini.

Bu Syafira mengira kalau Pak Ammar ini salah satu wali murid, Dia berkata," Ah iya, panggil saja Saya Bu Syafira, kalau nilai pelajaran di sekolah setiap hari selalu ada peningkatan, Orang tua biasanya tidak datang ke pertemuan di sekolah tetapi Kau pasti sangat tertarik dengan pendidikan anakmu!"


Kini giliran Pak Ammar yang kaget karena dianggap sebagai wali murid. Dia melihat papan nama Bu Syafira, guru Bahasa Indonesia. "Apa Kau tak tahu siapa Aku?"
Bu Syafira bengong sambil mengontrol debaran jantungnya yang tak terkontrol, "Memangnya Kau ayahnya siapa?"


Tepat saat itu Pak Syam datang dan senang melihat Pak Ammar sudah sampai, "Hai, apa kabar, Pak Ammar." Dia heran mengapa Bu Syafira tak mengantar Pak Ammar masuk. Pak Syam bersikap ramah pada Pak Ammar dan membuat Bu Syafira kembali terbengong-bengong. Ternyata terkenalnya Pak Ammar tidak diketahui oleh Bu Syafira.

Bu Mafa memberikan sambutan. Dia menyebutkan keunggulan-keunggulan Madrasah Aliyah Al Bisyri dan Dia juga mengatakan kalau Dia sudah mengundang tamu istimewa. Guru terkenal di Jakarta, Pak Ammar. Tepuk tangan riuh menyambut Pak Ammar yang berdiri memberi hormat pada orang tua dan siswa baru. Bu Mafaza memperkenalkan, "Hadirin yang Kami hormati, perlu diketahui bahwa Pak Ammar ini alumni dari MA Al Bisyri. Jadi kedatangannya adalah dalam rangka meningatkan mutu tempat sekolahnya dahulu."

Bu Mafaza mengajak wali murid dan murid baru melihat-lihat fasilitas sekolah. Pak Ammar langsung dikerumuni beberapa murid yang nge-fans sama dia.

Bu Syafira yang tak kenal heran, "Apa Pak Ammar seterkenal itu? Sok keganjenan, pakai tebar pesona segala."

Pak Dirman kaget, "Emang Bu Syafira belum tahu siapa Pak Ammar? Apa Bu Syafira belum pernah melihat mata kuliah online-nya. Menurutku Pak Ammar berada di sini untuk mengambil alih mata pelajaran Bahasa Indonesia."

Bu Syafira kaget, "Bahasa dan Sastra Indonesia ?" (ya ampun itu kan mata pelajaran Gue, stres deh Gue, harus sering berhadapan dengan makhluk tampan seperti itu tidak baik untuk kesehatan jantungku, duh nasibku begini amat ya jadi jomblowati )

---------

Di Kelas 2 IPS 1, Asraf memukul-mukul Aydan, "Mengapa Kau melakukannya? Aku tanya mengapa Kau melakukannya? Apa Kau merasa hebat melawanku di depan anak-anak lain?" Plok Asraf memukul-mukul wajah Aydan. Aydan menatap marah. Asraf tak suka dengan tatapan itu, Dia mendorong Aydan hingga terjatuh. Aydan hilang kesabaran Dia mengangkat kursi akan memukulkan benda itu ke Asraf.

Pak Ammar berada di toilet bertanya-tanya pada dirinya sendiri bagaimana Dia bisa kembali ke sekolah ini dan tepat saat itu terdengarlah sebuah teriakan. Dia segera keluar untuk mencari tahu.

Bu Mafaza sang Kepala Madrasah menunjukkan fasilitas yang dimiliki Madrasah Aliyah Al Bisyri pada wali murid dan murid baru. Dia membatidakan gedung utama sekolah yang sudah direnovasi agar siswa bisa mengikuti KBM dengan senang.


Prang... Tiba-tiba ada kursi terbang yang meluncur ke bawah, jatuh dari lantai atas dan memecahkan kaca jendela. Kursi dan pecahan kaca tepat jatuh di depan semua orang. Jelas semuanya tercengang kaget bukan main.

Sekolah, Kawah CandradimukakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang