5. Siapa pelakunya?

3 1 0
                                    

Ketika masuk kelas semua siswa menatap Aydan. Fatma menghampirinya memberikan cemilan, "Hai, apa kabarmu Aydan, Aku bawakan cemilan ini untukmu, makanlah, maaf tak sempat mengunjungimu Aydan karena terlalu sibuk. Aku sengaja memberikan makanan itu supaya Kamu tahu kalau Aku peduli."

"Aydan, Apakah Kamu benar-benar melempar kursi?" kata Haidar kepo.

"No..no.. Aku berani bertaruh 5000 rupiah kalau Aydan tak melempar kursi karena Aku cukup mengenal Aydan dengan baik selama setahun ini. Aku yakin Aydan bukanlah seseorang yang akan melempar kursi seperti itu," Kata Fatma.

Teman yang lain menebak, "Apa Arkan yang melakukannya, akhir-akhir ini Arkan sangat temperamental. Tetapi kalau Arkan yang melakukannya mengapa Aydan mau menerima hukuman."

"Hai guys, coba kalian dengar, apa yang kubaca di buku pegangan siswa ini, di sini tercantum hukuman bagi siswa yang merusak sarana sekolah, hukumannya adalah melakukan Kerja Bakti. Menurutku Aydan hanya ingin melewati ini dengan menerima hukumannya." Kata Asma.

"menurutku sih Aydan menerima hukuman itu karena Dia takut dipukuli oleh Arkan kalau mengadu," sahut Fatma.

Geng Asraf datang. Nayaka memberi tahu Arkan, "Bro Aku tadilihat ibu Arkan ada di sekolah lagi."

Asraf pun menebak, "Kalau akan ada pertemuan komite sekolah yang akan memutuskan hukuman bagi Aydan. Bukankah Aydan itu orang yang menggeser posisi Arkan sebagai ketua kelas. Aku sangat yakin kalau Ibu Arkan pasti sangat marah."

Arkan diam saja.

"Aydan disuruh menghadap BuSyafira di ruang BK," kata salah satu siswa yang selalu dandan di kelas memberi tahu.

Aydan akan kesana tetapi Asraf mencegat dengan meja, mengacungkan kepalan tanda ancaman untuk Aydan. Aydan cuek Dia akan keluar tetapi Osama dan Nayaka juga mencegatnya. Aydan menyingkirkan keduanya.

Asma menyusul Aydan, "Aku ikut, ayolah Aydan benar-benar melakukan hal itu?"

Aydan tak menjawab dan berlalu dari hadapan Asma. Asma mencegatnya, "Aydan katakan yang sebenarnya dong, siapa yang melakukannya karena dengan begitu Aydan tak perlu ikut dalam sidang disipliner."

Aydan heran mengapa tiba-tiba Asma khawatir padanya, "Sejak kapan Kamu peduli padaku?" Asma dengan dingin meyakinkan, "Aydan, Aku sama sekali tak mengkhawatirkanmu tetapi Aku mengkhawatirkan diriku sendiri, karena Aku takut semua tugas ketua kelas akan jatuh padaku. Karena itu sangat menjengkelkan. Jadi cepat selesaikan ini!"

"Tidak mau, Aku ingin Kamu ikut mengalami kesusahan bersamaku."kata Aydan.

Asma yang wajahnya selalu tampak dingin sangat kesal, Dia berkata, "Aydan jangan seperti ini dong, lebih baik jangan menjadi ketua kelas."

Aydan berlalau menuju ruang BK.

-------------------

"Assalamu'alaikum," kata Aydan saat memasuki ruang BK.

"Wa'alaikumussalam warohmatulloh, sini Aydan, duduklah didepan Bu guru," jawab Bu Syafira sambil tersenyum ramah.

"Ya bu," kata Aydan pendek.

" Begini, Bu Syafira ingin Aydan bicara jujur pada Ibu," kata Bu Syafira sambil tersenyum lembut.

Aydan diam saja.

"Ibu ingin tahu alasan mengapa Aydan diam," lanjut Bu Syafira saat melihat reaksi Aydan yang diam saja.

"Aydan tak ingin mengadukan seseorang," katanya.

"Jadi kalau Bu Syafira meminta dirimu menunjuk pelakunya sekarang Kamu tak akan mau melakukan itu?" kata Bu Syafira menegaskan. "Bu Syafira tahu kalau Aydan tak melakukan perbuatan itu, Aku sudah bicara dengan Omar".

Sekolah, Kawah CandradimukakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang